Lia menghembuskan nafas panjangnya. Ia menunduk sambil memegangi tiket pesawat. Tak disangka ia akan mengalami sad ending seperti ini. Jujur, di dalam lubuk hatinya ia masih ingin bertahan. Tapi harga dirinya sebagai perempuan menolak untuk bertahan.
Cinta itu ternyata kuat. Bahkan saat dirinya telah memutuskan untuk menyerah, matanya masih melihat ke arah pintu masuk. Berharap orang yang dicintainya akan muncul dari sana---atau tidak? Lia kembali menunduk. Jika orang itu muncul sekarang, bisa saja cinta akan menahannya untuk pergi.
Cinta itu penyakit kalau sepihak. Jika tidak dihentikan sekarang, Lia yakin itu tidak akan pernah bisa dihentikan lagi. Ia menunduk cukup lama. Perlahan tiket pesawatnya basah. Dia sendiri terkejut matanya meneteskan air mata. Segara Lia hapus air matanya.
Dia pun menyalakan hp nya sebentar untuk mengalihkan pikirannya. Tapi apa? Sebuah notifikasi chat dan misscall dari Taehyun memenuhi layar kunci hp Lia. Dia sudah tak tahan dengan pertarungan hati dan pikiran.
Lia berdiri sambil mengangkat hp nya tinggi-tinggi. Ia hendak menghancurkan hpnya ditempat sangking kesalnya. Tapi sebelum itu terjadi, Taehyun datang menahan lengan Lia.
"Aku tau aku brengsek dan gak berhak... Tapi aku mohon jangan pergi." ucap Taehyun dengan tatapan menyesal. Air mata Lia kembali menggenang.
"Jauh-jauh kesini cuman bilang maaf? Buat apa juga aku gak pergi?" kata Lia menurunkan lengannya. Taehyun pun melepaskan lengan Lia.
"Kenapa kamu gak peka? Aku kan sudah larang kamu pergi." ujar Taehyun dengan wajah watados nya. Lia menatap mata Taehyun dalam-dalam. Taehyun pun menunduk karena merasa bersalah.
"Aku udah latihan di depan cermin, tapi pas sudah di depan kamu gak bisa..." jujur Taehyun.
"Sepuluh menit lagi pesawat yang ku naikin mau lepas landas. Aku pergi, makasih untuk kenangan buruknya." kata Lia mengusap air matanya.
Ctakk!
Lia membanting hpnya tepat di depan kaki Taehyun. Suara itu seperti mewakilkan kekesalan Lia dan hancurnya hp itu mewakilkan perasaan Taehyun sekarang. Gadis itu segera menarik kopernya dan berpaling dari Taehyun. Perlahan pundak Lia menghilang di telan oleh orang-orang di bandara.
Tak lama, suara langkah kaki khas yang cepat makin terdengar jelas di telinga Lia. Lia pun berpaling untuk melihat dari mana sumber suara itu.
"I love you." ucap Taehyun memeluk Lia begitu dia berbalik. Harga diri sebagai wanita? Hanya dengan satu pelukan, hal seperti itu tidak ada lagi di dalam diri Lia.
"Lama banget datangnya." ujar Lia membalas pelukan Taehyun sambil tersenyum.
*****
"Jadi, siapa yang ngajak buat anak duluan?" tanya Tzuyu. Dia adalah seorang sutradara reality show.
Sekarang dia sedang membuat projek tentang "Replay my youth". Salah satu pasangan yang menjadi pemeran utama acara itu adalah Lia dan Taehyun. Sekarang mereka sedang merekam wawancara per pasangan, untuk nostalgia.
"Time. Heh Tzuyu, kan sudah sepakat gak bakal nanya yang begituan, dasar mesum." kata Lia menolak untuk menjawab.
"Ck iya iya, kalo begitu Taehyun aja yang jawab?" tanya Tzuyu sambil menyilang kan kakinya. Lia langsung menutup mata Taehyun.
"Rok lo gak ada yang lebih pendek lagi?" ketus Lia sudah tak tahan. Tzuyu pun mengambil bantal sofa dan menutupi pahanya.
"Udah puas? Sekarang kita fokus oke? Jadi. . . Siapa yang suka duluan?" kata Tzuyu mengulang.
"Gue." ucap Taehyun dan Lia bersamaan. Mereka langsung saling bertukar pandang.
*****
Taehyun POV
KAMU SEDANG MEMBACA
0X1=Love Story (Say You Love Me)
Krótkie OpowiadaniaIni tentang dua insan yang saling mencintai dengan cara yang berbeda. Cara mereka mencintai diri sendiri maupun orang lain. Bagaimana cara mereka menunjukkan perasaan mereka melalui perkataan atau tindakan. Dengan takaran yang berbeda, apa mereka te...