Hari berganti hari, minggu berganti minggu, Sima terus dilatih oleh Datuk Pasak Bumi, bukan hanya sekedar melatih fisiknya saja, tapi juga dilatih kondisi kejiwaan ya. Seperti jangan selalu menuruti hawa napsu.
Sima pun diberikan ujian itu dengan cara jangan tidur dikala ia mengantuk, jangan makan dikala ia lapar, dan jangan minum dikala ia haus.
Dia juga diajari bagaimana menahan emosi disaat tersinggung oleh hal-hal yang tidak begitu penting. Membantu yang sedang berada dalam kesusahan sekalipun itu hewan. Karena mereka juga makhluk hidup yang mempunyai hak untuk hidup berdampingan dengan manusia. Dan masih banyak lagi ujian tentang emosional lainnya yang harus ditempuh Sima. Memang berat, tapi kata "berat" itu sepertinya akan hancur oleh semangat dan ketekunan Sima yang kokoh.
Dan tibalah waktu istirahat bagi semua murid yang memang terlihat sudah lelah. Datuk pun memanggil Sima untuk rehat.
Datuk:
"Sima ayo istirahat dulu, pasti kau sudah cape." teriak sang Datuk, namun Sima menolaknya dengan berkata:
"Nanti saja Ba, kalo aku sudah tidak lelah, baru aku istirahat." Ucap Sima dengan wajah yang masih terlihat semangat. Sambil mengulang-ngulang gerakan silatnya. Datuk pun dari kejauhan hanya tersenyum dan tidak ingin memaksa Sima, karena sebenarnya juga Datuk memanggil Sima untuk istirahat hanya menguji apakah Dia memiliki perkembangan? Ternyata sesuai bahkan lebih dari yang diharapkan.
Setelah para murid istirahat & Makan, mereka kelapangan untuk berlatih, setelah sampai dilapang, mereka mendapati Sima tidak ada disana.
"kemana perginya Sima?"
Sahut Bagas bertanya kepada yang lain.
"kita tadi saat istirahat terlalu asyik ngobrol sambil makan, sehingga kita sadar Sima sudah tidak ada".
Jawab salah satu murid. Disisi lain Datuk belum tiba dilapang karena beliau pergi ke rumah dulu untuk mengambil air minum.
Kebetulan teko tempat air minum itu melewati kamar Sima. karena terbuka, Datuk melirik sedikit karah kamar Sima. Dan ternyata Sima sudah tertidur disana dengan wajah yang terlihat sangat lelah.
"Haahhh Sima, Dia sudah tertidur saja. Padahal tadi aku memuji nya karena semangatnya hebat. Tapi tiba-tiba dia sudah tertidur".
Ucap Datuk sambil menggeleng-gelengkan kepala. Datuk pun keluar dari kamar Sima dan bekata:
"Bagaimana kalau ada ancaman, sedangkan Ksatria nya saja masih tidur".
Tutur Datuk dengan raut muka yang sedikit bercanda.BERSAMBUNG.......
KAMU SEDANG MEMBACA
Cindaku - The Rise Of Legend
Fiksi SejarahKetika Diri menyadari bahwa darah yang mengalir berwarna biru. Kehidupan biasa pun seketika berubah jadi Seru... Sima Anggara tak bisa berkata apa-apa setelah mengetahui bahwa Generasi ke-4 Ksatria Harimau Cindaku berada didirinya. Sang legenda...