15.

2.2K 109 3
                                    


***

Kini Sagara sudah basah kuyup oleh keringat karena  habis main kejar-kejaran sama vino, memang itu anak kayak bocil. Jadilah kini Sagara mandi karena tak sanggup dengan lengket di badannya.

Untung saja Sagara selalu membawa baju ganti, pasalnya, dia sering berkeringat kalau sehabis melakukan aktivitas seperti olahraga. Setelah selesai mandi niatnya Sagara ingin menemui Aya lagi, tapi tiba-tiba ponselnya berbunyi.

Sagara mendengus sebal, tapi tak ayal dia mengangkatnya. "Hallo? "

"Hallo, nak kamu hari ini bisa pulang gak? Ada yang mamah mau bicarain sama kamu" Ujar mama Sagara di sebrang sana.

"Maaf mah, gara gak bisa, gara ada urusan" Jawab Sagara tak minat.

"Urusan apa kamu? Emang kamu kerja? Jangan sok sok'an sibuk, kalo uang aja masih dari orang tua" Sarkas mama. Sagara menutup mata menetralkan perasaan nya dan menahan emosi.

"Apa cuma orang kerja doang yang sibuk? Lagian kalo mama permasalahin uang yang kalian kasih mendingan jangan ngasih lagi, gara juga bisa nyari kerja sendiri" Balas Sagara mencoba bersabar.

"Bukannya begitu, mama cuma minta kamu pulang sebentar buat ngomong sesuatu. Apa itu berat ya buat kamu turuti permintaan mama"

Sagara diam tak menjawab, dia sibuk memandangi Aya yang berjalan bersama seorang siswi sambil membawa buku mereka. Sagara tersenyum kala melihat Aya tertawa ruang bersama siswi itu, wajah gadis itu tak pernah bosan ia tatap.

"Gara! Hallo!! " Sentak mama menyadarkan Sagara dari lamunannya.

"Ah. Nanti gara pulang, bye" Ujar gara cepat.

"Iya tapi--" Ucapan mama terputus oleh Sagara yang sudah mematikan telepon itu secara sepihak.

Kini Sagara berjalan cepat mengikuti Aya dan gadis yang bersamanya tadi. Sampai dimana mereka berhenti di lapangan besar dimana para siswa bermain bola basket.

Aya duduk bersama gadis itu di salah satu bangku di sana sambil melihat siswa bermain bola basket. Keduanya tampak sedang membaca buku sesekali bercanda.

Sagara yang di situ langsung mendekat menghampiri Aya. "Duarr!!! " Kejut Sagara sedikit mendorong punggung Aya membuat gadis itu tersentak.

"Kamu kenapa sih gar! " Kesal Aya memegangi dadanya yang berdetak cepat.

Laki-laki itu malah tersenyum tanpa dosa. "Maaf elahhh. Lagi ngapain? " Tanya nya.

"Lagi ngedugem" Jawab Aya ngawur sontak Sagara menampar bibirnya tak terlalu keras. "Mulutnya.. " Tegur Sagara.

Aya langsung terdiam, menatap Sagara memohon maaf. "Maaf.. Lagian udah liat lagi baca buku" Ujar Aya sedikit manyun.

"Gitu kek jawabnya kan enak, mulutnya dijaga kalo gak mau gue tampar lagi" Tegas Sagara lalu mengusap lembut bibir Aya yang tadi ia tampar dengan tangan yang sudah bersih tadi.

Gadis yang di sebelah mereka langsung memalingkan wajah, tak mau melihat adegan uwu ini, bisa-bisanya mereka lupa akan kehadirannya. Karena sudah muak gadis itu berdehem keras membuat dia sejoli itu tersadar. "Eekkhm!! "

"Eh. Na, ma-maaf ya, aku lupa kalo ada kamu, maaf ya" Ujar Aya tak enak.

Gadis yang bernama lana itu mengangguk tak masalah sambil tersenyum manis. "Nggak papa kok ay, gue udah biasa kok, jadi sans aja" Balas lana santai.

"Ohh iya, ini kenalin pacar aku Sagara, lan. Dan gara ini kenalin temen baru aku lana dia baru pindah sekolah disini." Ujar Aya mengenalkan.

Sagara hanya mengangguk tanpa melihat wajah lana, malahan dia menatap wajah cantik Aya.

Setitik Luka Untuk Aya [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang