17

4.2K 330 9
                                    

Mark berjalan dengan sempoyongan masuk ke dalam rumahnya,menaruh tasnya sembarangan di sofa ruang tamu lalu berjalan ke kamar mandi.

Mark melepaskan almamater seragamnya, melepaskannya begitu saja hingga melorot terjatuh ke lantai di depan kamar mandi.

Kakinya melangkah masuk ke kamar mandi dengan tangannya yg bergerak menurunkan dasinya agar bisa melonggar dan berhenti mencekik leher nya.

Menatap diri nya sendiri di depan cermin kamar mandi, wajahnya terlihat kacau dengan mata yg sembab,matanya terlihat sayu akibat lelah,juga luka yg sempat ia buat di lehernya untung saja tidak membuat nya mati dengan cepat meski itu lah tujuannya.

Memegang luka yg memanjang dari tulang selangka nya hingga leher atasnya, terlihat luka itu masih memerah dengan darah yg menetes kecil.

Mark meringis ketika telapak tangannya yg dingin menekan luka di leher nya untuk mengetahui seberapa menyakitkan nya ini.

Berusaha untuk tidak peduli dengan itu,Mark membasuh muka nya dengan air hangat di wastafel.

Setelah mencuci muka,Mark berjalan naik ke atas dimana kamarnya berada.

Berjalan menaiki tangga yg entah kenapa kakinya terasa berat untuk melangkah, tubuhnya juga terasa sangat lemas.

Mark memutar knop pintu kamarnya,pemandangan nuansa biru laut yg terlihat dengan cahaya yg redup Karena lampu kamarnya masih belum menyala hanya cahaya dari luar yg masuk ketika ia membuka pintu.

Berjalan ke arah lemari bajunya, membuka lemari itu lalu mengambil asal bajunya,membuka satu persatu kancing kemejanya,menanggalkan semua kain yg melekat ditubuhnya nya.

Aku tidak perlu menjelaskan nya kan?
Aku tidak mau otak mesum kalian berfantasi liar tentang tubuhnya mark:)

Setelah berganti baju Mark merebahkan tubuhnya di kasur,menghela nafas berat Mark menutup matanya dengan sebelah lengannya.

' drett'..drett..'

Ponsel mark bergetar, Mark bangun perlahan lalu menatap ponselnya di nakas samping kasurnya.

'jeno ssaem' calling...

Begitulah tulisan yg tertera di layar ponselnya,Mark mengerang malas untuk mengangkat teleponnya.

/Klik..

Mark menekan tombol hijau pada Panggilan tersebut,menaruh ponselnya di depan telinga untuk mendengar lebih jelas Ucapan orang yg ada di telepon.

"Ya?"

"Kau sedang ada dimana sekarang??"terdengar suara Jeno yg khawatir dari telepon nya.

"Tidak perlu mencariku ssaem-nim, beristirahat saja lagipula ini sudah malam..,"

"Aku tidak akan bisa tenang Mark,kumohon jangan seperti ini–"belum sempat Jeno menyelesaikan ucapannya Mark sudah Memotong.

"Baik, selamat malam."Mark mematikan Panggilan Tersebut secara sepihak setelah mengatakan hal itu.

"Tunggu–"

/Bip..

Mark melempar ponselnya ke sembarang arah ke kasur,lalu berjalan ke pintu kamarnya.

Menuruni tangga dengan Langkah yg cepat namun tetap seimbang,Mark berjalan ke arah dapurnya untuk mengambil sebotol air minum entah kenapa tenggorokan nya terasa kering dan sesak sekali.

Mark membuka pintu kulkas, mengambil air putih di botol lalu segera meminumnya, memejamkan mata ketika air dingin itu membasahi tenggorokan nya.

/Ting..nong..

Arah pandangan mata Mark terarah ke pintu depan rumahnya,tadi dirinya mendengar bunyi bel rumahnya dibunyikan,tapi siapa yg ke rumahnya malam² begini?, Jeno?tidak mungkin.lagipula Jeno itu orang yg tidak keras kepala.

/Ting..nong..

Bel rumahnya untuk kedua kalinya di bunyikan,Mark segera menaruh botol air yg tersisa setengah itu di meja pantry, berjalan ke pintu.

/Klekk

Mark membuka pintunya sembari berkata "siapa ya?–"tubuh Mark mematung, matanya menangkap senyuman dari sosok di depannya.

"H-hyung.."Mark refleks mundur ketika senyuman sosok itu berubah menjadi Seringaian.

"Lama tak bertemu,Mark"sosok itu tersenyum lebar ketika bisa melihat ekspresi ketakutan dari sang adik kembali.

"A-apa yg kau lakukan disini!?"bentak Mark berusaha untuk melawan rasa takutnya .

"Hm?, berkunjung ke rumah adik kesayangan ku mungkin?"tangan pria itu berniat untuk Mengelus Surai Mark namun segera ditepis oleh si empu.

"Pergi."percayalah sekarang jantung Mark berdebar kencang, badannya bergetar dengan keringat dingin.

"Tidak akan. Sebelum aku mendapat kan apa yg aku mau"Setelah itu sosok pria itu mengukung Mark dengan kedua belah tangannya.

Seandainya saja orang yg berada dihadapannya saat itu tidak pernah menorehkan luka yg tak kunjung hilang sejak dulu mungkin ia akan bersikap biasa saja dan menyambut kakaknya dengan Baik,

Hanya saja luka itu terlalu dalam dan Terlalu menyakitkan untuk dilupakan apalagi diingat.

Sosok orang yg seharusnya melindungi dan menjaga tapi malah membuatnya hancur,berusaha untuk pura² biasa tapi nyatanya Mark takut jika kejadian itu akan terulang.


Tbc.

Hahahaha.
Gantung ye?
Gw yakin kalian pasti udh tau siapa sosok itu kan?
Ah ya,maaf lama up karena keadaan gw lagi down bgt buat nulis,
Maksud gw tuh ya kesehatan gw menurun karena cuaca yg ga nentu:)

"My Teacher." || Nomark[✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang