Lover

28 24 3
                                    

"jangan ragu do. Aku selalu dukung kamu. Apapun itu yang jadi pilihan kamu".

🍃

Gema mendengus kesal. Dia sudah jengah dengan tingkah kido. Sejak tadi cowok itu beraura seram. Ngajak ribut sana sini. Sampai mereka harus ikut gelut. Karena Kido tiba tiba mukul orang tanpa sebab.

Dan sekarang dengan entengnya Kido membawa Selena. Padahal dia sendiri yang mengatakan. Jika mereka sudah kumpul. Semua yang bukan urusan geng. Tidak boleh ikut campur.

"Tch"

Gema nyaris muntah. Saat Selena nempel seperti cicak. Apa gadis itu tidak tahu malu. Mungkin badanya memang bagus. Tapi apa harus diperlihatkan sebanyak itu. Baju Selana saat ini benar benar menjijikan. Dia seperti hanya menggunakan bra dan jeans.

Sakit mata gema melihatnya. Dia lebih suka Seina. Gadis itu selalu berpenampilan sederhana, anggun dan elegan. Tidak banyak mau ataupun ribet. Bahkan gema nyaris tidak pernah melihat Seina pakai make up.

Gema tidak mengerti apa yang dilihat Kido. Apa cowok itu buta. Seina dan Selena bagai bumi dan langit. Bahkan jika kehidupan Kido rusak. Pergaulan bebas, tukang gelut , dan bukan anak baik baik. Gema selalu berharap anak itu mendapatkan gadis seperti Seina. Terlihat memaksakan. Tapi setidaknya Seina punya kehidupan. Yang mungkin bisa memperbaiki Kido. Bukan merusak yang sudah rusak. Seperti Selena saat ini.

"Do" ucap gema memperingati.

Cowok itu terlihat santai. Saat Selena duduk dipangkuan cowok itu. Cium sana sini tanpa malu. Bahkan tanganya sudah kemana mana. Sampai dua kancing Kido dia buka. Memuakan bukan.

Kido hanya tersenyum tipis sebagai jawaban. Dia tidak melakukan apapun. Anak itu tidak menolak saat Selena bersikap seperti jalang.

Padahal gema sangat tahu. Jika Kido tipe orang yang alergi dengan gadis seperti Selena. Senakal apapun Kido. Dia tidak pernah bermain dengan perempuan. Tapi lihat sekarang. Sial.

Gema berharap Seina datang kemari. Karena jika ada Seina. Mungkin cowok itu sedikit punya malu.

🍃

Seina tersenyum lebar. Dia sangat senang. Saat Hugie berhasil membawa boneka beruang yang sangat besar.

Mereka saat ini sedang Timezone. Mencoba semua permainan yang ada.  Dari permainan anak anak. Sampai permainan yang menguras tenaga. Semuanya tidak ada yang terlewat.

Awalnya Seina hanya bersikap biasa saja. Tapi saat tahu Hugie jago dalam bermain game. Anak itu langsung berubah semangat. Mengajak Hugie untuk memburu tiket sebanyak mungkin. Memburu hadiah yang paling sulit.

Sampai mereka dibuat kelelahan dan berhenti. Setelah semua permainan benar benar dicoba.

"Makasih" jerit Seina senang.

Hugie mengelus rambut seina sebagai jawaban."makan siang dulu yah yang".

Pipi gadis itu memerah. Dia selalu memerah setiap kali Hugie memanggilnya seperti itu. Sederhana namun membuat perasaanya hangat.

Mereka berjalan dengan tangan saling menggenggam. Tertawa untuk hal hal receh. Kemudian membicarakan sana sini. Saat kamu bertemu dengan orang yang satu frekuensi. Bahkan untuk hal hal kecil saja. Bisa menjadi sangat menyenangkan.

De ClerambaultTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang