Part 7

1.7K 153 6
                                    

Helaan nafas terdengar dari mulut kecil Keiza ia menatap Fauzan sendu Jujur saja rindu, rindu pada teman masa SMP nya itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Helaan nafas terdengar dari mulut kecil Keiza ia menatap Fauzan sendu Jujur saja rindu, rindu pada teman masa SMP nya itu. Fauzan adalah orang yang cukup membekas di hati Keiza, dia lelaki yang selalu membela Keiza saat di bully dulu ia yang selalu menemani Keiza dan selalu berada di samping Keiza di masa sulitnya. Fauzan yang selalu mengulurkan tangannya dengan suka rela disaat Keiza hancur karena masalah keluarga hingga akhirnya Fauzan melakukan sesuatu yang sangat fatal dan sangat menyakiti Keiza.

"Zan, hubungan kita udah selesai stop ganggu gue lagi," ujar Keiza lembut. Keiza memaksa diri untuk menyelesaikan masalah mereka hari ini, sungguh ia lelah harus di hantui rasa ketakutan dan penyesalan pada sang Ibu.

"Kasih gue kesempatan satu kali untuk jelasin semuanya Kei," pinta Fauzan. Kaki Fauzan melangkah perlahan mendekati Keiza gadis yang kini terduduk lemas di kursi taman. Keiza tidak sengaja berpapasan dengan Fauzan saat gadis itu berjalan-jalan sore sembari ingin membeli makanan.

Fauzan duduk di samping Keiza, helaan nafas terdengar dari bibirnya. "Gue minta maaf Keiza, gue tulus minta maaf dari hati yang paling dalam semoga lo bisa maafin gue ya walaupun ucapan maaf gue gak bisa hilangin rasa sakit itu. Gue bener-bener gak tau kalau ucapan gue waktu itu akan berakhir fatal, maaf karena gue gak nolongin lo disaat lo butuh," jelas Fauzan, air matanya mengalir bersamaan dengan rasa penyesalan yang menghantuinya hampir 3 tahun ini.

"Zaaa, maafff..." ujar Fauzan sekali lagi, Keiza diam seribu bahasa hanya isakan kecil terdengar dari mulut gadis itu.

"Zaa boleh gue jelasin?" tanya Fauzan. Ia tidak sanggup untuk bercerita tanpa izin Keiza karena dengan ia bercerita akan membuka kembali rasa sakit dan trauma Keiza.

"To-tolong jangan sekarang Zan," lirih Keiza.

Fauzan mengelap air matanya lalu berdiri dari duduknya, baiklah tidak perlu buru-buru Fauzan akan menjelaskan saat Keiza sudah siap mendengar ceritanya. Lelaki itu mengusap kepala Keiza sembari berucap, "gue bakal tunggu lo siap untuk jelasinnya semua, Keiza." Setelah itu Fauzan melangkah pergi, Keiza semakin terisak di tempatnya.

“Maa, maafin Keiza yang gak bisa ada disaat mama butuh Keiza waktu itu, maafin Keiza yang gak bisa bareng sama dia yang mama mau” batin Keiza.

ʕ⁠っ⁠•⁠ᴥ⁠•⁠ʔ⁠っ

Gadis itu berjalan sembari melihat ke kanan dan ke kiri cuaca sudah mulai gelap, Keiza tidak menyadari bahwa ia berjalan cukup jauh dari rumah tetapi ia cukup merasa lega karena bisa menangis di taman hingga puas tidak ada orang yang mengganggu karena taman itu lumayan masuk ke dalam gang-gang kecil dan jarang di datangi orang-orang.

1 jam berlalu, Keiza masih terus berjalan hingga waktu sudah menunjukkan pukul 19.15 ia ingin menelpon Gala tapi ia tidak membawa hp, bahkan tidak ada orang yang bisa ia tumpangi.

"Ini kalau gue jalan terus sampe rumah bisa sampai jam 10 an," gumam Keiza lemas.

Gadis itu terus menyusuri jalan dari yang berlari, berjalan dan jalan cepat di dalam hatinya ia terus berdoa semoga ada seseorang yang mau menumpanginya. Keiza takut gelap dan jalan dimana Keiza berada juga lumayan gelap dan sepi membuat hatinya semakin ga karuan. Terlebih lagi ia mendengar motor seseorang tetapi bukan seperti motor orang yang sedang dalam perjalanan karena suara motor itu tepat di belakang Keiza.

Love Choice Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang