Prolog

13 0 0
                                    

Aku yg menyukai kamu duluan, aku yg nge block kamu pertama, kenapa pas aku kembali tepat di akhir tahun ini sekarang kamu yg pergi? 

Already Dead.

Dimulai sejak tahun 2018, ketika aku duduk di bangku 2 SMP.

Kring...Kring...Kring

Itulah bunyi bel di sekolah kami, bunyi yg selalu dinantikan oleh seluruh murid disana. Ketika bel itu berbunyi Seluruh siswa akan keluar menuju kantin. Tidak semua sih karena sebagian ada yg masih di kelas menunggu kantin agak sepian karna kalau sekarang pasti kantin akan sangat penuh dan ramai dengan siswa siswi lain. Salah satunya aku dan teman-teman ku.

"Nad, ke tempat duduk si cuaca yu" Ajak teman bangku di sebelah ku

Aku hanya melirik bingung kepada teman disamping ku ini, cuaca? seinget ku di kelompok kami tidak ada yg bernama itu

Teman ku yg tau aku bingung hanya membuang napas dan beberapa detik kemudian ia berbicara, "Itu si Iklim sama Hikmah" 

Aku hanya ber-oh ria saja, karna baru paham maksud teman bangku di sebelahku ini Iklim adalah cuaca.

Namanya Maria, ia yg di sampingku ini Maria dia teman bangku ku yg konyol, ceria, berisik, ga jelas, jarang sedih. Tapi sekalinya dia sedih huh jangan tanya deh aku saja bingung gimana mengembalikan mood nya.

Maria sudah berdiri dan sedang meluruskan rok nya dan sedikit merapihkan bajunya yg kurang rapih, aku sendiri pun sedang mamasukkan buku buku yg baru saja di pelajari dan setelah itu aku dan Maria mendatangi bangku Iklim dan Hikmah.

"Ikmah lo masih ngerjain aja?" Kalimat pertama yg keluar dari mulut Maria sehabis kita sampai di bangku Iklim dan Hikmah ya tempat duduk kami berdua berbeda itu sudah di atur guru. Bukan nya menyapa 'hai' atau salam apapun itu tapi Maria langsung to the point saja

"Dari pada banyak tanya mending lo bantuin gue sini" Jawab Hikmah yg masih sibuk menatap buku paketnya beserta tanganya yg sedang memainkan pulpen sepertinya Hikmah sedang mencari jawaban di buku itu

"Lo minta bantuan gue? Gue aja baru nulis soal doank itu juga baru nomer 5" Jangan di tanya Maria dan Cuaca kalo di genk ini memang paling malas kalau disuruh menjawab soal ini apalagi mata pelajaran PKN, tapi sekalinya rajin mereka akan sangat cepat sekali mengumpulkan tugas ya intinya kalau mereka mengerjakan tugas sesuai mood saja bukan karna kewajiban huh dasar

Hikmah tak membalas jawaban dari Maria lagi, tapi kini Hikmah sedang menatap ku sepertinya dia ingin bertanya sesuatu, "Nad lo udah?" 

Nah kan sudah kuduga... Baru saja ingin ku jawab tetapi..

"Lo make nanya Nadia lagi, dia mah jelas udah" Kali ini Hikmah lagi yg menjawab

Hikmah kini kembali menatap seseorang yg jawab pertanyaannya itu yaitu Maria, "Kok lu yg jawab kambing" Pulpen yg sedang dimainkan Hikmah mulai melayang untuk menjitak kecil kepala Maria 

"Lagian pertanyaan lo kaya gatau Nadia aja" 

Ah memang benar si Nadia kalau mengerjakan soal ini memang rajin karena saat guru menjelaskan Nadia sambil menulis, dan yg membuat kami kagum Nadia tetap bisa mendengarkan dan menangkap apa yg guru sedang jelaskan jadi tangan bergerak telinga tetap mendengarkan. Itulah salah satu kehebatan Nadia.

Aku mencoba mengganti topik pembicaraan ini dengan melihat di samping Hikmah ada Iklim yg sedang menunduk dengan bertumpu tangannya. "Ikmah" Panggilku

"Apa?" Hikmah yg masih fokus dengan soalnya tetapi mulutnya tetap merespon

"Iklim sakit?"

Hikmah langsung berhenti dari nulisnya dan langsuk melirik ke arah Iklim, "Yeh ini anak mah tidur Nad dari awal mapel PKN sampe sekarang, dan lo bayangin aja dia gak ke gep guru keren banget kan" 

Nadia menggangguk mengerti, tapi apakah itu disebut keren? 

Aku menatap bingung kemana Maria pergi, ah ternyata aku tau apa yg dilakukan Maria selanjutnya

"Woy Iklim cuaca bangun ga loh, lu mau tidur ampe pulang sekolah ye" Benar saja sesuai apa yg aku pikirkan Maria membangunkan Iklim

Iklim yg langsung bangun sambil mengucek ngucek matanya karena yg masih belum jelas sehabis tidur tadi. "Lo kalo bangunin orang sahur cocok deh Mar gua rasa" Ujar Iklim

Maria hanya tertawa malu, apa benar tadi ia membangunkan Iklim sangat keras

"Mau langsung kekantin aja ga?" Tanya Iklim setelah itu ia melihat ke arah jam dinding yg ada di kelas kami, "Kayanya jg di kantin anak anak yg lain jg udah pada makan" Lanjutnya

"Yaudah deh yoo" Jawab Hikmah yg langsung menutup bukunya dan berhenti dari nulisnya. Aku dan Maria mah memang sudah siap sedia dari tadi untuk ke kantin.

Dan disinilah mereka melewati lorong dan tangga pendek hanya ada dua anak tangga untuk melewati kantin, sebenarnya ada jalan lain namun di sekolah kami hanya itu jalan yg cepat menuju kantin. 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 12, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Already deadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang