Rafael Alendra terdiam saat ada sepasang suami-istri yang datang ke rumah bunda Kasih,Panti Asuhan Kasih Bunda.Ia menunduk takut kala bunda Kasih memintanya untuk berjabat tangan pada mereka.
"Ael,mereka adalah orangtua mu,ikut pada mereka ya?"itu suara bunda yang membuyarkan lamunannya.
Ia mendongak menatap mereka secara
bergantian,istri dari pria itu tersenyum manis dengan mata yang berkaca-kaca.
"Ini Mama,nak.Maaf baru menjemputmu sekarang.Mama rindu Ael."ujarnya dengan tetesan air mata,begitu pula sang suami yang ikut menitikan air matanya.Ael terdiam masih mencerna perkataan wanita yang mengaku entahlah—mamanya.
"Jadi ini alasan bunda kalau ada keluarga yang ingin mengadopsi ku,bunda selalu menolak.
Bunda Kasih mengangguk lalu tersenyum.
"Kamu anak kandung mereka,Ael.Ini kalau dijelaskan akan sangat penjang ceritanya sayang.Sekarang Ael kemasi barang yang Ael ingin bawa saja ya."perintah Bunda."Tapi Ael nggak mau Bunda,Ael mau disini saja,kasihan adik-adik kalau Ael pergi,nanti mereka gimana?"
Bunda Kasih menatap suami-istri itu,Erwin dan Shilla.
"Ael,Ael besok pulang sekolah bisa main ke sini,Nak.Besok Papa antar,tapi untuk malam ini Ael pulang kerumah Papa,Mama dulu ya.Kedua kakak mu sudah menunggu di rumah."ucap Erwin pelan,agar putranya bisa mengerti maksudnya."Ael punya kakak? Tapi kenapa Ael dibuang ke sini?"tanyanya menohok.
Erwin,Shilla dan Kasih bungkam. "Sayang,kami tidak membuangmu,kami menitipkanmu pada Bunda,karena masalah serius sayang.Maafin Papa sama Mama ya? Kamu boleh marah sama kami,tapi Papa mohon,ikut tinggal Papa dan Mama ya?"pintanya dengan suara parau.
Ael diam.Ia bimbang,haruskah ia percaya dan ikut dengan mereka? Atau ia harus tetap disini,ikut bunda.
"Ael,ikut mereka ya."
Ael menoleh kearah sumber suara—Bayu keluar dengan menggendong anak kecil sekitar berumur satu tahunan."Mas Bayu,tapi aku—ragu."lirihnya.
"Ayahmu,Om Erwin adalah adik kandung Mamanya Mas.Mas tahu ini sejak lama tapi mas diam,karena Papa sama Mama mu belum ada waktu untuk menjemputmu,dan sekarang adalah waktunya.Kita saudara sepupu,Ael.Kamu adik sepupu Mas."paraunya."Ael nggak percaya,Bunda itu benar? Atau hanya alibi mereka saja?"tanyanya.
"Itu semua benar,Nak.Bayu adalah kakak sepupumu."tegasnya. Dengan derai air mata Bayu memeluk Ael setelah menyerahkan Andi pada Bunda Kasih.Begitupula Erwin dan Shilla.
"Ayo kita pulang sayang,mama sangat merindukanmu."peluknya hangat sambil mengecup pucuk kepalanya berkali-kali.
Dan belum pernah Ael merasakan pelukan hangat yang tulus dari seorang ibu,setelah bunda Kasih."Kasih,terimakasih selama ini kamu sudah menjaga putraku dengan baik,dia tumbuh baik juga,tampan dan sopan."ujar Erwin.
"Ayo mama bantu kamu berkemas,tidak usah bawa banyak barang sayang,di rumah sudah disiapkan semua kebutuhan kamu,hanya tinggal sepatu karena mama tidak tau ukuran sepatu kamu."ucapnya antusias.
Ael mengangguk lalu tersenyum manis,dengan jahilnya Bayu menarik kedua pipi chubby-nya.
"Mas Bayu,sakit ih."keluhnya.
"Siapa suruh gemesin."seru Bayu.
Shilla tersenyum lalu merangkul bahu lebar putranya dengan hangat.Setelah semua selesai,Erwin dan Shilla juga Bayu dan Ael berpamitan pada Bunda dan pengurus panti.
Untuk kesekian kalinya Erwin dan Shilla mengucapkan terimakasih karena telah menjaga Rafael dengan baik.
Kasih dengan derai air mata memeluk anak asuhnya yang sudah ia anggap putranya sendiri dengan erat.
"Ael boleh main kesini kan bunda?"tanyanya,Bunda mengangguk sebagai jawaban.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lukisan Asa
FanfictionAku tumbuh dan besar dipanti,tapi saat usiaku menginjak 15 tahun,ada keluarga yang datang mereka mengaku adalah keluarga kandungku.Haruskah aku percaya ? _ Rafael Alendra