Flashback Off
Semenjak saat itu soto yang menjadi menu makan siang Clarisa dan Kevin adalah soto langganan mereka berdua. Hampir setiap saat jika Kevin tidak sibuk mengajak Clarisa untuk makan soto tersebut. Akhirnya jam makan siang hampir selesai dan mereka memutuskan untuk kembali ke pelatnas.
"Wehh kalian berdua dari mana?" Teriak Fajar yang melihat kedatangan Kevin dan juga Clarisa.
"Makan" jawab Kevin singkat padat jelas.
"Aseeekk ada yang belom bisa move on nihh ceritanya" celetuk Ginting yang entah tiba-tiba berdiri di samping Fajar.
"Ngawurr" kata Kevin
"Duluan ya, Cla, thanks loh udah nemenin makan" lanjutnya. Clarisa hanya mengangguk dan tersenyum ke arah Kevin. Fajar dan Ginting yang sedari tadi memperhatikan mereka tertawa cekikikan.
"Apaan sih, Jay, Ting!" Kata Clarisa ketus dan meninggalkan mereka yang sedang menertawakan Clarisa.
"Claaa lo masih sayang kan sama Kevin?" Teriak Fajar.
"Ngacooo" teriak Clarisa sambil terus berjalan dan tanpa menatap Fajar yang meneriakinya.
Clarisa dan Kevin pernah menjalin suatu hubungan, namun hubungan mereka harus di sudahi karena berbagai alasan. Bohong kalau Clarisa sudah move on dari Kevin, bohong kalau Clarisa sudah tidak menyayangi sosok Kevin, bahkan Clarisa tidak mampu membuka hatinya lagi walaupun ada beberapa orang yang mendekati Clarisa. Clarisa menuju mushola yang ada di pelatnas dan segera menunaikan ibadah solat dzuhur. Setelah itu Clarisa menuju ke ruang kerjanya untuk meneruskan pekerjaannya.
"Ciyeee ada yang belum bisa move on" ledek Mbak Wid saat Clarisa baru saja masuk ke dalam ruangannya. Memang ya semua orang di pelatnas tidak ada yang beres dikit. Semua aja ngeledekin Clarisa terus terusan, bagaimana Clarisa tidak selalu ingat masa lalunya bersama Kevin.
"Ck apaan sih, Mbak, emang salah kalau sama mantan itu berteman?" Kata Clarisa.
"Ya nggak salah sih, tapi lo akan terus ingat kenangan sama dia, gimana bisa move on kalau gitu caranya"
"Gue sama Kevin juga selalu dalam satu lingkungan yang sama, gimana bisa move on kalau gitu caranya!" Kata Clarisa ketus.
"Udah ah, Mbak mau nerusin kerjaan" lanjutnya dan segera berkutat dengan laptop di depannya mengetikkan satu huruf demi huruf.
"Lo buka hati lah, Cla, tuh si Jombang ada" kata Mbak Wid. Selama 2 tahun di pelatnas, seorang Rian Ardianto memang ada rasa dengan Clarisa tapi Rian diam selama ini dan baru mengutarakan isi hatinya saat Clarisa dan Kevin putus. Rian tidak mau hubungan persahabatannya dengan Kevin rusak hanya gara-gara cewek. Tapi Clarisa belum bisa memberikan hatinya untuk Rian. Mungkin juga Clarisa tidak bisa memberikan hatinya untuk Rian, Clarisa tidak tega jika Rian menjadi pelampiasan saja.
"Jombang terlalu baik buat gue jadiin pelampiasan" alasan Clarisa.
"Ya udahlah, gue mau kerja lagi, byee" kata Mbak Wid.
Sampai akhirnya sore hari pun tiba, artinya jadwal untuk pulang, Clarisa segera membereskan barang-barangnya dan segera meninggalkan ruang kerjanya. Sesampainya di apartemen, Clarisa merebahkan tubuhnya terlebih dahulu sebelum membersihkan badannya yang sudah lengket dengan keringat. Clarisa menatap langit langit kamarnya.
"Kenapa sih, Vin lo terlalu indah buat dilupain" gumam Clarisa.
"Aaarrgghhh, kenapa sih Kevin mulu" teriak Clarisa dan segera bangkit dari tidurnya dan menuju ke kamar mandi. Setelah membersihkan dirinya Clarisa duduk di meja belajarnya, dia membuka laci yang ada di meja dan menemukan beberapa kenangan dari Kevin, Clarisa tersenyum melihat gantungan kunci raket dan shuttlecock yang sama dengan liontin kalung milik Kevin, dan menemukan buku diary milik Clarisa yang menceritakan semua tentang Kevin. Clarisa membuka buku diary itu dan tersenyum saat mengingatnya.
Flashback On
Selama kurang lebih hampir 1 bulan Clarisa dan Kevin dekat, Clarisa sudah tidak was-was apabila ada gosip di akun lambe, toh Clarisa dan Kevin hanya berteman. Marsha dan Dinda juga sudah mengetahui kedekatan mereka berdua, bahkan Marsha dan Dinda juga sudah tahu kalau Karin adalah adik dari Mbak Wid. Hari ini adalah jadwal Clarisa untuk sidang. Clarisa benar-benar dag dig dug tak karuan.
"Semangat, Cla" kata Marsha yang sudah sidang terlebih dahulu.
Clarisa tersenyum ke arah Marsha. Sampai akhirnya nama Clarisa dipanggil untuk masuk ke ruang sidang. Clarisa menyiapkan slide power point yang sudah di siapkan semalam dan memulai untuk mempresentasikan hasil penelitian kepada 3 dosen penguji yang ada di depannya.
"Sekian, presentasi dari saya, apabila ada salah salah kata mohon maaf sebesar-besarnya, wassalamu'alaikum wr.wb" ucap Clarisa menutup presentasi.
"Wa'alaikumsalam wr.wb" ucap ketiga dosen di depan Clarisa.
"Oke mbak Clarisa presentasinya cukup bagus, jadi mengapa anda mengambil judul penelitian ini? apa manfaat dari penelitian anda?" Tanya salah satu dosen penguji.
Ketiga dosen penguji itu bertanya satu persatu dan Clarisa menjawab dengan tenang dna penuh keyakinan. Sampai akhirnya "selamat Clarisa Ginanita Wijaya, kamu lulus" Clarisa langsung meneteskan air mata haru. Usahanya selama ini tak sia-sia, Clarisa berhasil mendapatkan gelar sarjana komunikasi. Clarisa keluar dari ruangan sidang dan mendapati Marsha, Dinda dan Karin yang menunggunya. Clarisa langsung menghambur ke pelukan mereka.
"Akhirnya, kita semua udah lulus ya guys" kata Karin.
"Alhamdulillah, eh guys gimana kalau kita ngerayain kelulusan kita, makan-makan gitu" usul Marsha.
Mereka bertiga (Clarisa, Karin, Dinda) mengangguk mengiyakan dan segera menuju tempat untuk makan-makan merayakan kelulusan mereka.
Tring
Suara ponsel Clarisa berbunyi menandakan ada sebuah pesan di sana.
Kss🖤
Gimana sidangnya?Aku
Alhamdulillah, lancar😊Kss🖤
Puji Tuhan, ciyee selamat yaahh buat gelar barunya, semoga bermanfaat ilmunya bagi banyak orang😁Aku
Hehehe, Amiin, makasih banyak, Vin"Cla, gue nggak yakin kalau lo sama Kevin cuma sebatas teman" kata Marsha yang ternyata sedari tadi memperhatikan Clarisa menatap layar ponselnya sambil tersenyum.
"Ih apaan sih, orang bener cuma temenan"
"Teman tapi mesra kali, Mar" kini Karin yang berbicara.
"Aku punya teman, teman sepermainan, ke mana ada dia selalu, ada aku" kata Marsha sambil menyanyikan lagu milik Ratu itu, dan semua tertawa kecuali Clarisa yang dijadikan bahan lelucon. (Siapa yang bacanya sambil nyanyi hehehe)
"Lagian ya, nggak mungkin antara cowok dan cewek tuh cuma sekedar temen atau sahabat, pasti ada salah satu diantara mereka yang punya perasaan lebih, entah itu si cowoknya atau itu si ceweknya" kata Dinda kali ini.
"Hei, gue tuh sadar diri gue siapa, nggak usah ngarep deh, lagian kenal juga baru sebulan, mau main perasaan aja" kata Clarisa
"Udahlah nggak usah bahas Kevin kita kan mau ngerayain kelulusan" sambungnya.
Akhirnya mereka berempat menikmati pertemuan itu, sebelum akhirnya mereka nanti mungkin akan berpisah untuk mengehar cita-cita mereka. Mulai dari obrolan yang penting dan nggak penting, gosipin orang lewat dan lain-lain, sampai waktu meminta mereka untuk kembali pulang.
Hai semuaa
Terima kasih yang sudah membaca cerita ini😊
Terima kasih juga buat kalian yang sudah vote dan komen❤️Selamat membaca semuanya🌹🌹
Jangan lupa vote dan komen☺️
KAMU SEDANG MEMBACA
Suppose - Kevin Sanjaya [END]
Teen FictionFOLLOW DULU YAHH❤️ . . . Terkadang definisi cinta itu bukan saling memiliki. Terkadang kita harus melepas orang yang kita sayang untuk kebahagiaan masing-masing. Kisah ini menceritakan perjalanan cinta Clarisa Ginanita Wijaya bersama kekasihnya. Wal...