Hai! masih betah'kan? tolong suport story ini ya! Oh iya, jangan lupa Bintang'nya!
***
Minggu pagi yang sangat sejuk udaranya, emang sangat enak ketika rebahan santai di'atas kasur hingga menjelang siang nanti. Seperti Alvin yang tengah mengorok di'atas kasurnya, dengan tubuh yang bertelanjang tanpa sehelai benang'pun.
Alvin emang seperti itu saat udara dingin, bahkan ia rela bertelanjang hanya ingin merasakan sensai Udara yang sejuk. Agak lain memang, dimana semua orang akan bertelanjang saat udara panas, karna merasa ke'panasan dan udara dingin akan memakai baju yang tebal, karna kedinginan. Tetapi Alvin, malah sebaliknya.
Sedangkan disisi lain, Elsa yang tampak sudah rapih sedari pagi tadi. walaupun dihari minggu cewek itu tampak tidak terlihat ada rasa mager (Malas Gerak) sedikit'pun. Elsa berjalan keluar kamar'nya, menuruni anak tangga rumah'nya itu."Pagi mah! pah!" sapanya.
"Pagi cantik!" sahut orang tua'nya elsa.
"Euhm, wangi banget sih kamu!" Gilang Ariffin, Seorang ayah Elsa. Mencium kening putrinya.
"Namanya juga perempuan, Pah," Aynara Wildya, Ibunda Elsa yang menata makanan diatas meja.
"Emang laki-laki gak wangi juga gitu?!" sahut Raditya Arrayfan, kakak laki-laki elsa, yang baru saja keluar dengan muka bantal'nya.
"Ya, gak gitu juga! maksud mamah, perempuan'kan harus rajin jaga diri, makanya harus wangi." jelas Wildya.
Radit mengangguk, tangan'nya terulur mengambil sepotong tempe. Namun, tangan'nya lebih dulu digetok sendok oleh Gilang."Aw! Apaan sih pah!"
"Cuci tangan dulu! muka kamu juga di'raup dulu, masih ada belek tuh!" Ucap Gilang memakan sarapan'nya.
"Hm" Radit meninggal'kan meja makan, dan berjalan ke'kamar mandi.
Wildya menatap Elsa lekat."Sa! bangunin adek dulu, nak? Mamah masih mau ngerjain ini dulu."
Elsa menggangguk, lalu berjalan ke'kamar orang tua'nya yang berada dilantai satu.
Cklek
Elsa mendekati Zafi adik'nya yang berumur 5 tahun."Afi! Good Morning!"
"Afi!"
Elsa membuka mata zafi paksa."Afi ngantuk loh!" kesal zafi.
"Heh! udah pagi afi!"
"Ngantuk loh!"
Elsa berdiri meninggal'kan adik'nya. Sebelum menutup pintu kamar elsa terlebih dulu berucap menakuti adik'nya itu.
"Afi! Biasanya dikamar mamah suka ada Hantu'nya, trus sering tidur bareng Afi!" cibir elsa, lalu menutup pintu kamar orang tua'nya kencang.
"KAK ELSA!"
***
"Ada anak baru bangun!" cibir Bella.
"biasanya beban keluarga!" Alvan menyahuti.
"Anak'nya memang nyusahin!"
"Kerjaan'nya bikin pusing!"
Bella dan Alvan menyindir alvin yang baru saja keluar kamar dengan muka bantal'nya, sembari menggaruk-garuk bokong'nya itu.
Alvin berjalan ke'arah Kulkas, mencari sesuatu yang bisa dimakan olehnya."Mah! Chiken ini punya siapa?!" pekiknya.
"Tuh'kan Beban keluarga, bangun tidur langsung nyari makan!" cibir Bella, emang bella ini memiliki mulut pedas dari ke'tiga saudaranya.
Alvin tidak menghiraukan omongan bella, ia lebih baik mengisi perutnya yang kosong dibanding mendengar'kan omongan yang tidak berfaedah."INI GAK ADA YANG MAKAN YA?!" tanya'nya kencang.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALVINZO RELFFANZ
Rastgele!! W A R N I N G !! " Story hasil karya dan imajinasi saya sendiri " *** Alvinzo Relffanz, cowok yang hampir mendekati kata sempurna oleh banyak orang-orang, namun sesempurna siapa'pun itu, pasti ada saja yang kurang. Dan kekurangan dirinya ini yait...