Garalline 37

237 21 26
                                    


"Hmmphhtt.."

Dini terkesiap.

Ya Tuhan...

Dia.. tertangkap??!

Ahhh..

Serentak mengerang berusaha melepaskan diri, tak terasa air mata Dinipun sudah kembali deras mengalir di pipi.

Yaa Allah..

Menyadari bahwa, jangankan mencari bantuan untuk Ralline lagi, tapi, hidupnya sendiripun mungkin akan segera berakhir disini.

Hksss..

Maa..

Paa..

Raaa...

Maaf...

Hkss.. hkss...

Maaffff..

"Mmmppphhhh... Mmmppphhhh.."

Air matanya kian tak bisa dihentikan. Seiring tarikan pada tubuhnya, yang kian lama kian terasa mengencang.

Akhhh...

Hkss.. tolong..

Siapa saja tolong...

"Too..longgg.."

"Shit!!"

Hkkss.. hkkss..

"Tolongg..."

"Hei it's me!!"

Deg

Mendengar suara berbisik setengah tak sabar yang perlahan mulai familiar, Dini sontak menghentikan perlawanannya yang brutal dengan kedua mata kembali melebar.

"Hm??"

Lirihnya setengah tak percaya. Namun bisa ia rasakan, orang dibelakangnya itu segera mengangguk seraya membuka bekapan tangannya perlahan.

Yaa Tuhan..

Mungkinkah??

Dini bergegas membalikkan badan. Untuk memastikan jika ia tidaklah sedang berkhayal.

Dia..

Dan didetik selanjutnya berhadapan, gadis itu langsung saja menumpahkan tangisnya dengan kencang.

Dia..

Datang..

"Shit!!"

"Hei.. Sssttt.. It's oke.. it's me.. please stop cry.. what's up?"

"Kenapa kamu diluar?"

Tak mampu menjawab, Dini hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.

Yaa Allah.. ini nyata..

Dia datang..

Hksss..

Seseorang benar-benar datang..

Rasanya masih sulit sekali untuk ia percaya, jika.. jika saat ini seseorang, ahh 'orang' ini, sedang berdiri dihadapannya.

Disini..

"Kak..."

Gara menganggukkan kepala. Lekat matanya menelisik wajah penuh airmata itu dengan pikiran yang sudah mulai meliar kemana-mana.

GarallineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang