1

2.3K 170 9
                                    


Baru kali ini ia rasakan, perasaan mendebarkan yang mengiringi setiap kali dirinya ada di samping perempuan itu.

Suaranya, mendengar suara perempuan itu saja, hati Megumi sudah berdesir.

Belum lagi sentuhan lembut yang sering kali perempuan itu berikan, rasanya Megumi ingin memegang tangan itu selamanya.

Tapi sayang sekali, itu masihlah menjadi angan - angan.

[name], sang pujaan hati sekaligus teman barunya ini ternyata sudah memiliki orang lain di dalam hatinya.

Sekarang perempuan itu sedang menunggu Yuta, kakak tingkat mereka sekaligus orang yang [name] kagumi. [name] sungguh mengagumi lelaki itu, ia sampai rela melakukan apapun untuk mendapatkan hati dan cintanya.

Melihat punjaan hatinya sedang menanti lelaki lain, Megumi akhirnya memutuskan untuk pergi meninggalkan [name] di gerbang kampus.

Hanya berselang beberapa menit, Yuta datang dengan sepeda motornya. [name] dengan senyum lebarnya segera naik di kursi belakang, berpegangan erat pada pinggan Yuta, lelaki itu kemudian melajukan kendaraannya.

Seperti hari - hari biasanya, keduanya akan menghabiskan waktu lebih dulu di kediaman [name]. Perempuan yang tinggal seorang diri di apartemen kecil itu selalu membuka pintunya untuk Yuta.

Tidak hanya pintu, bajunya juga sudah dibuka dan dilempar entah kemana.

Yuta yang menatapnya dengan senyum kecil pada bibirnya membuat [name] jadi mabuk kepayang.

Perempuan itu seperti sudah kehilangan akalnya setiap kali melihat Yuta, apalagi sampai disentuh seperti ini.

Semua inci tubuhnya tengah disentuh oleh bibir dan lidah dari sang lelaki. Intinya yang mulai basah langsung dijejal dengan jari.

Dibantu dengan lidahnya yang bermain dengan handal dibawah sana, [name] dengan cepat mendapatkan pelepasannya.

Setelah membungkus miliknya dengan sebuah plastik tipis, jejalan jari itu digantikan dengan milik Yuta.

Gerakan tubuh keduanya selalu penuh dengan nafsu, terutama sang lelaki. Ia seakan menyalurkan semua rasa dan emosi yang ia miliki melalui gerak tubuh untuk [name].

Perempuan itu sendiri hanya pasrah dengan perbuatan Yuta. Ia terlalu buta akan cinta hingga membiarkan tubuhnya menjadi alat bagi Yuta untuk bersenang - senang.

Kegiatan yang berlangsung selama satu jam penuh itu akhirnya selesai. Keduanya berbaring sambil menyaksikan tayangan televisi dengan tubuh telanjang dibalik selimut.

[name] sangat sadar, apa yang ia lakukan adalah salah. Membiarkan lelaki ini memanfaatkannya adalah sangat salah.

Ia sudah menjerumuskan dirinya sendiri ke dalam lubang neraka.

Tapi ini adalah usahanya untuk mendapatkan hati lelaki itu, dan ia belum menyerah.



"Yuta, kau benar - benar suka cincin itu ya?"

Pertanyaan ini sudah diajukan oleh [name] sejuta kali, dan jawaban Yuta selalu sama.

"Iya dong. Ini kan hadiah dari pacarku"

Matanya kemudian memperhatikan cincin yang melilit jari manisnya. Mengingat saat perempuan yang dulu singgah di hatinya memberikan cincin ini.

Dan mengingat bagaimana kalau momen tersebut adalah momen terakhir mereka pernah bersama.

"Dia bukan pacarmu lagi"

"Memang. Tapi tetap aja"

[name] bisa mengerti mengapa begitu sulit bagi Yuta untuk melupakan perempuan itu.

Tapi perempuan itu sudah pergi, seharusnya Yuta bisa mencoba lebih keras untuk move on dan membalas perasaannya.





"Aduh, udah dibilangin bandel sih. Harusnya itu kamu yang move on [name]!"

Telinga [name] disentil oleh Nobara, sahabatnya. Nobara jelas kesal setiap mendengar [name] berkeluh kesah soal Yuta.

"Belum bisa Nobara. Aku masih belum mau nyerah. Selama ini pendekatan aku kan lumayan berhasil toh"

"Apa berhasil yang kamu maksud itu dengan Yuta nidurin kamu?"

"Ya itu salah satunya"

Nobara mengurut dahinya. Ia sudah di pusingkan dengan tugas kuliah ditambah lagi dengan sahabatnya yang sedang di mabuk cinta ini.




"Sini coba aku jedotin kepalanya"

Yuji yang dari tadi hanya menguping menggerakkan tangannya, menempatkan dua tangannya di kepala [name] dan matanya beralih mencari dinding untuk menjedotkan kepala temannya ini.

"Hush hush itu ada Megumi!"

[name] melepaskan tangan Yuji yang sudah menempel di kepalanya. Ia kemudian menyambut kedatangan Megumi dengan senyum lebar.

"Eh Megumi. Tolong ingetin temen kamu nih, biar jangan kelewatan kalo jadi perempuan"

Celetuk Nobara membuat Megumi segera menolehkan kepalanya ke arah [name].

"Emang kamu ngapain?"

"Nggak ada kok. Ngaco tuh Nobara"

"Halah"

Megumi hanya diam, ia bingung apa yang jadi perdebatan. Ia kemudian mengingat kalau ia punya pesan untuk [name].


"Oh iya, tadi Yuta cari kamu. Katanya handphone kamu gak bisa di hubungi"

[name] melebarkan matanya. Ia baru ingat kalau hari ini ia sudah janjian dengan Yuta untuk menemani lelaki itu pergi ke suatu tempat.

"Ah iya nih, lupa. Handphone aku mati. Yaudah aku pergi dulu ya!"



Tangannya dengan cepat mengemasi barang - barangnya dari meja kantin. Perempuan itu kemudian berlari cepat untuk menemui Yuta.


"Hahh.. Aku kesel banget sih sama [name], tapi aku juga kasihan. Padahal bisa aja [name] cari yang lebih baik daripada Yuta, tapi dia malah ngejar laki - laki brengsek itu"

"Sampai sekarang aku masing bingung, hubungan mereka itu apa gsih?"

Pertanyaan Yuji adalah pertanyaan mereka semua.

"Si perempuan yang tidak bisa pergi, dan si laki - laki yang tidak bisa mencintai"


"Si perempuan yang tidak bisa pergi, dan si laki - laki yang tidak bisa mencintai"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Another Day | F. Megumi, O. Yuta ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang