“Bersyukur jika masih diberikan kesempatan untuk memperbaiki semuanya melalui mimpi buruk agar itu tidak menjadi kenyataan.”
-Agaraya-
"Tidaaak." Gadis itu berteriak histeris melihat kejadian yang seperti nyata, keringatnya bercucuran deras, mengalihkan pandangannya ke semua sudut kamar. Dengan napas tersengal-sengal dia mencoba menghembuskan napasnya berkali-kali menetralisir apa yang dilihat seakan itu memang telah terjadi.
Gadis itu beranjak dari kasurnya. Dia mengangkat kedua tangannya seperti orang berdoa. "Alhamdulillah untung ini hanya mimpi, makasih ya Allah."
Jika benar itu nyata mungkin dia tak kuasa menahan tangis, mungkin mimpi itu menjadi pertanda bahwa harus segera mengutarakan apa yang sebenarnya terjadi kepada sahabatnya.
Dia mengambil Hpnya di nakas. Bibirnya tersenyum tipis melihat chat dari sahabatnya.
Rain : Assalamu'alaikum Ray, selamat pagi tetap semangat ya!
Dia segera mungkin membalas chat dari sahabatnya.
Raya : Waalaikumsalam, Ren nanti habis pulang sekolah kita ketemuan yah. Gue hal penting yang mau gue sampaikan ke Elo.
Lebih baik nanti dia jujur kepadanya, sebelum apa yang dilihatnya di mimpi malah justru menjadi kenyataan. Cukup saja dia merasakan dalam mimpi betapa pedihnya melihat orang yang dia sayangi pergi meninggalkannya begitu saja karena tidak ada kepercayaan diantara mereka.
Dia tidak ingin pergi dari dunia sebelum bisa bertemu dengan dedek bayi yang tengah dalam kandungan mamanya. Melihat mereka pilu saat kepergiannya seperti yang dia saksikan dalam mimpi itu sudah menyiksa hidupnya. Apalagi kalau semua itu menjadi nyata pasti dia akan hancur berkeping-keping.
Membayangkankannya saja sudah bergidik ngeri apalagi mengalami. Gadis itu bersyukur Allah masih baik kepada memberikan kesempatan untuk memperbaiki semuanya. Untung kejadian buruk itu hanya mimpi belaka.
Perlu 20 menit untuk dirinya menyelesaikan ritual mandi, shalat, dan berganti pakaian seragam sekolah.
****
Gadis itu sudah berada dalam kelasnya. Dia langsung mengobrol dengan sahabatnya.
"Ren, tadi gue chat udah Elo balas ga?" tanyanya kepada sahabat-sahabat.
Gadis itu menyengir kuda. "Maaf tadi habis ngecat Elo gue belum liat Hp lagi."
Raya berdecak sebal melihat kelakuan sahabatnya. "Sana liat deh. Keburu pelajaran dimulak."
Rain mengangguk kecil lalu membuka Hpnya dan membaca chat dari Raya.
Dia menyerngit membaca chat tersebut.
"Ada apa ya, Raya ngajak ketemu?" gumamnya.
Dia tak membalas chat dari Raya melainkan langsung menanyakan langsung kepada sahabatnya.
Dia menoleh ke arahnya. "Ray hal penting apa yang Elo mau utarain ke gue."
Gadis menatap lekat wajah sahabatnya. "Ada deh, intinya siapin mental aja."
KAMU SEDANG MEMBACA
Agaraya [END]
Teen Fiction"𝙺𝚒𝚝𝚊 𝚊𝚍𝚊𝚕𝚊𝚑 𝚜𝚎𝚙𝚊𝚜𝚊𝚗𝚐 𝚒𝚗𝚜𝚊𝚗 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚞𝚔𝚒𝚛 𝚕𝚞𝚔𝚊 𝚍𝚒 𝚊𝚝𝚊𝚜 𝚍𝚞𝚔𝚊." ㅡ𝙰𝚐𝚊𝚜𝚊 𝙷𝚊𝚛𝚢𝚖𝚞𝚛𝚝𝚒ㅡ Aga dan Raya tidak salah hanya ingin saling menjaga justru berujung kesalahfahaman karena yang salah adala...