DESEMBER, bulan terakhir sekaligus menjadi penghujung tahun yang akan datang. Bulan Desember, menjadi awal butiran putih kecil perlahan turun menyapa hamparan belahan bumi. Butiran-butiran putih kecil yang begitu indah kini berterbangan di sepanjang jalan. Hawa dingin pun ikutserta menyapa mereka-mereka yang menanti musim dingin tahun ini.
Salju pertama datang di Negeri Gingseng, membuat mereka-mereka bersorak gembira. Menghabiskan waktu di musim dingin tahun ini, menyiapkan segala keperluan untuk menghangatkan diri masing-masing.
Kendati demikian, seorang pria berpakaian mantel yang membungkus tubuhnya tengah memandang banyaknya mereka-mereka yang nampak senang dengan butiran putih kecil. Sepasang netra bulat tajamnya itu bergantian memandang langit malam yang semakin dingin.
Orang-orang begitu berbahagia dengan datangnya salju pertama. Orang-orang begitu senang menyapa musim dingin tahun ini. Namun mengapa dia justru termenung dalam kesendiriannya?
“Maaf, nona Kang Seulgi tidak dapat kami selamatkan.”
Penggal kalimat yang sama, lagi-lagi harus terputar dibenak kepala. Kehilangan dan kepergian sang kakak begitu membuatnya menjadi seseorang yang nampak menyedihkan.
Seharusnya Kang Taehyun dapat menerima kenyataan takdir semesta yang merenggut separuh jiwanya, tetapi dia kesulitan untuk menerima hal tersebut.
“Nunna, haruskah aku menyusulmu?” Taehyun berkata lirih, memandang langit malam yang bertabur bintang dan bulan. Dia tak mempedulikan butiran salju yang berjatuhan kepadanya.
Taehyun tersenyum getir, mengapa orang-orang bisa tertawa bahagia sementara dia sendiri justru merasakan sebuah kehilangan?
“Hyung, aku bisa sendiri..”
“Nanti kau jatuh,”
“Aku bukan anak kecil lagi.”
Taehyun menengok pada sumber percakapan tersebut. Dia memandang kedua pria yang nampak bertengkar kecil kemudian kekehan pelan keluar dari celah bibirnya.
Dipersekon detik selanjutnya Taehyun berhenti terkekeh saat tanpa sengaja dia bersipandang dengan pria yang memakai topi berbulu tebal itu.
Segera Taehyun membuang pandangan, memegang permukaan dadanya. Dia tadi baru saja disenyumi oleh pria tersebut. Taehyun bangkit berdiri sembari menggeleng samar, pria tampan 20 tahun itu bergegas pergi.
Sementara si pria bertopi berbulu tebal itu mengernyitkan kening bingung, tanda tanya mulai muncul dalam benak kepalanya.
“Beomgyu, kenapa diam?”
KAMU SEDANG MEMBACA
02. White Christmas || TAEGYU ||
FanficKolaborasi menulis dalam rangka musim dingin dan perayaan tahun baru