Menggapai Suhaa 47: Watak asli

66 7 1
                                    

"Gue nggak bo'ong. Suhaa bilang kalau dia suka sama gue,"

Sedari tadi Leya hanya diam mendengarkan semua keluh kesah, ocehan dan semua yang terlontar dari mulut Dela dengan sabar.

Ingin sekali ia meneriaki Dela karena merasa tak terima teman dan kekasihnya dituduh sembarangan, itu sama sekali tak benar.

"Ley, gue tau ini sulit buat lu. Lu pasti nggak percaya, gue juga nggak percaya, Ley!" Dela terus membual mengenai Suhaa yang 'bermain' di belakangnya.

"Zaki juga bilang kalau dia suka sama lu. Kalau nggak percaya, tanya aja ama Zaki abis ini," lanjut Dela semakin membuat Leya kesal.

Dela diam sejenak sambil memperhatikan ekspresi wajah dari Leya. Ia harus memastikan jika ceritanya terdengar realistis dan tak dibuat-buat.

Ketika melihat raut wajah Leya tampak kaget, ada kesenangan tersendiri yang menggelitik hati Dela. Ia sudah semakin dekat untuk mencapai kepercayaan Leya.

"Bahkan kemarin Suhaa hubungin gue, katanya dia mau mutusin lu pas lu udah baikan. Dan dia kerjasama bareng Zaki,"

"Katanya selesai dia mutusin lu, dia bakal nembak gue dan biarin Zaki nembak lu juga. Gue juga kaget banget pas dia bilang gitu," lanjut Dela.

"Lu harus percaya sama gue Ley! Gue nggak bo'ong," Dela terus melanjutkan aksinya yang sudah melewati batasan.

"Tapi 'kan itu semua belum ada buktinya Del, nggak mungkin Leya langsung nyimpulin kalau kata kamu itu bener," balas Leya sambil menggenggam tangan Dela.

Mata Dela membulat, baru saja.. apakah Leya tak percaya kepadanya? Sahabatnya? Tapi kenapa? Apakah perkataannya tidak meyakinkan?

Dengan cepat Dela menarik tangannya dari genggaman Leya, ia berkerut kening marah sambil menatap lawan bicaranya.

"Lu nggak percaya sama gue Ley? Gue sahabat lu, nggak mungkin 'kan gue bo'ong sama lu," jawab Dela, kerutan pada keningnya semakin dalam.

"Nggak gitu Del. Tapi Leya nggak bisa percaya gitu aja kalau Leya nggak liat langsung." Leya berusaha agar tetap sabar, ia tak boleh terpancing emosi sekarang.

Semua yang dikatakan oleh Zaki dan Suhaa sama persis dengan apa yang dikatakan Dela. Gadis itu mencoba membuat jarak antara mereka berempat.

"Apa kata-kata gue nggak bisa jadi bukti Ley? Langsung putusin aja si Suhaa. Dia nggak setia sama lu, dia brengsek tau nggak!?" Di akhir kalimat Dela berseru marah agar terlihat meyakinkan.

Sebenarnya ia juga tak suka jika ia menjelek-jelekkan Suhaa seperti ini. Tapi mau bagaimana lagi, ia harus membuat Leya percaya dengan ceritanya.

"Masa Leya langsung mutusin Suhaa, Leya aja nggak denger penjelasan dari Suhaa. Tenang dulu Del, kita liat dulu, kita tanya sama Suhaa dulu!"

Semakin Leya menolak semakin Dela merasa tak suka. Sekarang gadis itu sudah tak menuruti apa permintaannya.

Padahal dulu ia selalu dituruti bak orangtuanya, sekarang Leya mulai meragukan kesetiaannya.

"Ley, Suhaa itu brengsek, dia mau jebak lu woe! Sadar, jangan mau kepincut sama dia! Kok lu jadi gitu sih, cuma karena cowok.. lu jadi gini, lu tuh ngorbanin persahabatan kita tau nggak, lu tuh jadi murahan banget Ley, sadar nggak!!?"

Mendengar bentakan itu membuat Leya hampir menangis. Matanya nanar karena merasa sakit hati, kapan sifat sahabatnya ini berubah?

Mulutnya pedas hingga menusuk ke hati Leya. Bahkan ia sampai direndahkan seperti ini, apa yang salah? Apakah ia yang salah?

Dengan berat hati Leya menatap Dela dengan mata nanarnya, "Kok kamu.. ngomong gitu Del."

Astaga! Apakah ia baru saja mengucapkan kata-kata kasar? Gawat, hancur sudah.. kepercayaan Leya akan semakin jauh di depan matanya.

Menggapai Suhaa (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang