MDT 07

463 22 7
                                    


"Bagaimana Fendrik apakah kamu sudah berhasil menemukan Afran?" Tanya David yang sudah duduk di kursi kebesarannya sejak sepuluh menit yang lalu.

"Sudah tuan. Ternyata Afran selama ini tidak pindah ke Jepang tetapi pria licik itu pindah ke italia"

"Sudah kuduga." Ujar David Sambil mengetukkan pulpen beberapa kali diatas meja.
senyuman licik terpatri jelas di wajahnya.

"Aku sudah tidak sabar untuk mematahkan tulang lehernya."

"Tenang saja tuan semua rencana sudah tersusun rapi. Besok lusa afran Akan mengadakan acara anniversary di hotel Smy Carlos V Alghero dan kurasa semua itu adalah waktu yang tepat untuk menghancurkan pria licik seperti Afran."

"Bagus. Siapkan penerbangan ku besok ke Italia."

"Baik tuan." fendrik mengangguk patuh. pria itu sedikit menundukkan badan.

Sebuah ketukan pintu membuat percakapan mereka buyar.
Fendrik segera berpamitan untuk keluar dari ruangan David.

*** ***

"Masuklah bos sudah menuggu mu di dalam." Perintah Fendrik kepada Zavia ketika bepapasan di depan pintu.
Sedangkan Zavia hanya menggangguk pelan sebagai jawaban.

Namun sebelum benar-benar masuk suara Fendrik membuat tangan Zavia yang ingin menekan handle pintu berhenti.

"Kenapa akhir-akhir ini kau selalu menghindari ku?" Gadis itu meringis pelan ketika Suara Fendrik terdengar sangat datar di telinganya.

"Aku tidak suka kau menghindari ku. Nanti setelah pulang kerja aku tunggu di depan, jika kau tidak datang maka siap-siap saja hukuman akan menantimu."

Ungkap Fendrik pelan dan serak, sangat terdengar dingin.
Bahkan Zavia di buat merinding oleh pria itu.
Oh ayolah kenapa dia harus selalu di hadapkan dengan pria-pria kejam di sekelilingnya.

Zavia sangat tahu betul meskipun Fendrik selalu lembut dan perhatian tetapi pria itu juga mematikan sama seperti bosnya.

Zavia tidak menjawab ucapan Fendrik. Gadis itu segera menekan handle pintu dan masuk keruangan David.

"Apa jadwal ku hari ini?" Ucap David to the poin setelah Zavia memasuki ruangannya.

Pandangan dan jari pria itu masih fokus dengan leptop tanpa mau menoleh ke arah lawan bicara.

Zavia mencoba menetralkan kegugupannya sebelum menjawab.

"Anda akan ada meeting dengan perusahaan HN JEF company satu jam lagi sir."

"Sesuai dengan perjanjian Kemarin meeting akan di laksanakan di restoran Per se, Manhattan pukul 10.08 am" ungkap Zavia dengan jelas.

"Baiklah sekarang kamu boleh keluar, siapkan semua berkasnya!" Perintah David dengan mutlak.

"Baik sir." Zavia membungkuk patuh. Gadis itu segera keluar dari ruangan David.

*** ***

"Rose ayolah aku bosan di kurung di dalam kamar terus menerus. Aku bukan hewan peliharaan yang dengan mudahnya di perlakukan seperti ini." Keluh Evelyn yang sudah mulai bosan karena tidak diperbolehkan keluar Mension.

"Ayolah aku ini manusia, aku juga butuh udara, bayangkan saja jika kau yang berada di posisiku sekarang pasti juga akan merasakan hal yang sama." Omel Evelyn tanpa henti.

Rose sang pelayan itu menghela nafas sebentar.
Dia cukup tau posisi Evelyn seperti apa, namun apa boleh buat dia juga sangat takut dengan sang Tuan.
Selain sayang pekerjaan dia juga masih sayang dengan nasib dan nyawanya.

My DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang