Wanita Berbalut Salju

13 1 0
                                    

Sesshoumaru bergumam memandang langit malam tanpa bulan. Sampai kini, dia masih menemani sang ibunda di Istana Barat. Entah pemikiran apa yang ada di benaknya. Sesshoumaru sepertinya mendapatkan sebuah petunjuk tentang sebuah kekuatan.

“Sesshoumaru, Putraku? Apa yang kau pikirkan?” tanya Inu Kimi terheran.

“Ibunda. Sesshoumaru ini tidak bisa terus berada di Istana Barat. Sesshoumaru ini harus pergi menjemput kekuatan,” jawab Sesshoumaru.

“Tapi Ibunda baru saja sembuh dari luka ini! Kau tidak kasihan melihat Ibunda, Sesshoumaru? Kau harus di sini menjaga istana ini!” larang Inu Kimi.

“Ini sudah menjadi keputusanku. Ibunda tidak berhak melarangku. Sayonara, Okaa-sama.”

Sesshoumaru pun pergi meninggalkan Inu Kimi tanpa ada rasa kasihan. Tidak ada yang bisa dilakukan Inu Kimi selain pasrah.

***

Sesshoumaru terus berjalan melewati lembah, hutan, dan sampailah dia di sebuah gunung. Gunung yang memiliki aura yoki cukup kuat serta iklim salju yang abadi.

Pangeran mahkota dataran Barat tak letih terus berjalan melewati hamparan salju putih serupa kapas. Dinginnya salju tak mampu menghalangi langkah sang pangeran berdarah dingin.

Wuuush!

Tiupan angin dingin kian kencang dibarengi jatuhnya butiran salju yang semakin deras dari atas langit abu-abu. Sesshoumaru masih teguh untuk berjalan walau sekarang salju membuat langkahnya menjadi lamban.

Di depan jalan yang berkabut, muncul secara tiba-tiba seorang wanita yang sangat cantik. Dia berambut hitam kelam menjuntai sepunggung, memakai kimono putih polos hingga menutupi kaki, serta memakai topi caping dan jubah jerami.

Sesshoumaru menatap dengan teliti dan hati-hati wanita tersebut.

“Anak tampan, sepertinya kau tersesat. Bolehkah aku membantumu untuk pulang?” tanya si wanita.

“Sesshoumaru ini tidak tersesat. Sesshoumaru ini ke sini untuk mencari--”

“Anak tampan, kau tampak kelelahan. Ikutlah bersamaku ke rumah! Di sana, kau bisa beristirahat dengan nyaman,” ajak si wanita memotong ucapan Sesshoumaru.

Sesshoumaru hendak menolak ajakan si wanita misterius, tetapi pita suaranya mendadak hilang. Sekujur tubuh membeku.

Tidak .... sialan kau ... wanita ....

Penglihatan Sesshoumaru mulai blur dan kemudian dia tidak sadarkan diri. Wanita misterius menyeringai seram, lalu menggendong Sesshoumaru di pundak kiri. Sebelum akhirnya, dia berjalan masuk ke dalam kabut putih di arah Selatan.

Selang beberapa jam, akhirnya Sesshoumaru membuka mata. Bola mata emas memicing  menatap waspada sekeliling. Dia sekarang ada di sebuah rumah kayu bercahaya obor merah temaram. Rumah sederhana yang serupa dengan rumah penduduk desa.

Begitu dia bangkit dan berjalan ke jendela, Sesshoumaru menemukan benteng setinggi lima puluh meter yang terbuat dari salju. Sesshoumaru melotot ganas dan menggeram kala mengendus aroma kuat youkai di rumah ini.

Sesshoumaru mencoba mengeluarkan cambuk hijau, tetapi tidak berhasil. Dia juga terpental ketika mencapai pintu keluar. Seperti ada kekkai kuat yang mengelilingi seluruh pintu dan jendela rumah ini. Dia hanya bisa kembali, duduk bersila di lantai kayu mahoni.

“Ahh ... Youkai Kecilku sudah bangun rupanya!” Dari arah lorong sebelah kanan tak berpintu, si wanita misterius datang sambil mengulas senyum ramah.

“Kau. Siapa kau, Wanita? Untuk apa membawa Sesshoumaru ini ke tempat reot seperti ini?” tanya Sesshoumaru dingin.

Sokka. Namamu adalah Sesshoumaru. Kau berasal dari mana, Sesshoumaru? Sepertinya kau adalah youkai Inu?” tanya si wanita lagi.

Sesshoumaru: Demon Dog Ruler of the Western Plains [ SLOW UPDATE ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang