Yok vomment jangan lupa
Mumpung lagi macet gue memperhatikan keadaan sekitar. Tapi..
Wait!
Heeseung?!
Pengen banget gue samperin tapi masih lampu merah. Kalo gue turun disini, nanti mobil gue gimana?
Gue tetep memperhatikan Heeseung dari jauh. Semoga aja dia gak pergi sebelum gue hampiri dia.
Lampu merahnya masih lama banget. Gue takut Heeseungnya pergi. Mau gak mau gue samperin Heeseung.
Gue dengan kecepatan tinggi, menerobos lampu merah. Bodo amat gue masuk penjara karena nerobos lampu merah, bodo amat. Yang penting sekarang Heeseung harus balik kerumah!
Gue menghampiri Heeseung yang keadaannya sangat berantakan. "Heeseung..."
"Sayang.." Dengan cepat gue meluk Heeseung erat. Heeseung bales pelukan gue dengan hangat. "Kamu kemana? Kok bisa begini? Aku khawatir.."
Heeseung gak menjawab. "Ayok sini aku tuntun ke mobil. Biar kamu bisa istirahat." Gue nuntun Heeseung kearah mobil.
Tapi gue gak melihat tanda tanda adanya mobil gue disana. Seketika gue panik.
Dodol banget sih lo! Pake lupa kunci mobil segala! Kan jadi begini.
"Duh gimana ya."
Gue coba rogoh saku gue dan tak menemukan apa apa. Berarti hp gue juga disana dong?!
Boleh gak sih gue bunuh diri gitu. Atau hujat gue deh. Boleh dicomment yang mau hujat saya:)
"Jalan kaki aja sayang. Aku gak papa kok." Ujar Heeseung. Gue dengan cepat langsung menggeleng.
"GAK! KAMU LAGI BEGINI AKU GAK TEGA KALAU NYURUH KAM-mmphh." Heeseung mencium gue dengan lembut. Gue pun mulai terbawa suasana, mulai mengimbangi lumatan Heeseung. Tapi dengan cepat Heeseung langsung melepas lumatannya."Nanti dirumah aja." Kata Heeseung sambil smirk.
Gue bisa pingsan disini!
Tanpa sadar dari tadi orang orang pada ngeliatin gue sama Heeseung. Duh gue gak suka! Nanti kalo pada suka Heeseung gimana?! Kalo nanti Heeseung jadi ada fans gimana?!
Kok gue heboh sendiri :)
"Sayang? Ara? ARA SAYANGNYA HEESEUNG!" Teriak Heeseung tepat disebelah gue.
Gue langsung nutup telinga, "Berisik. Aku cari taksi dulu." Sebelum gue melangkah, si Heeseung megang pergelangan tangan gue. "Apa?"
"Aku ikut cariin taksi ya?" Gue langsung menuntun Heeseung untuk duduk dipinggir jalan. (kayak gembel sih tapi kalo Heeseung mah beda)
"Kamu disini aja. Lagian cari taksi gampang kok. Tenang aja." Setelah gue ngomong gitu, gue langsung meninggalkan Heeseung dan mulai mencari taksi.
***
Akhirnya gue sama Heeseung balik juga ke rumah. Gue langsung menuntun Heeseung duduk disofa dan cepet - cepet ambil air putih.
"Nih, minum dulu pelan pelan." Ujar gue pada Heeseung.
"Bawe-aw" Gue mencubit perut Heeseung. Heeseung pun langsung diem.
"Aku siapin baju dulu buat kamu mandi. Sebentar."
Gue mempersiapkan baju rumah Heeseung yang biasa Heeseung pakai. Gue juga menyiapkan air buat Heeseung mandi.
Istri yang baikkan gue:)
Kata mama Karin, Areum dititipin dulu disana sampai Heeseung pulih. Gue agak gak enak sih sama mama Karin. Tapi ya gimana masa permintaan orang tua ditolak. Jatohnya dosa gitu.
Dosa gue udah banyak, jadi gak mau nambah lagi:)
Tiba - tiba ada yang meluk gue dari belakang. Siapa lagi kalau bukan Heeseung. "Eh kenapa?"
Bukannya menjawab, Heeseung malah ndusel dileher gue. Hembusan nafasnya bikin leher gue geli.
"Seung, geli."
Tapi bukannya Heeseung mendengarkan gue, dia malah makin menjadi - jadi. Gue diemin aja lah. Nanti dia juga capek sendiri, semoga aja.
"Seung udah dulu, kamu mandi gih. Bisa mandi sendiri kan?" Tanya gue. Heeseung langsung cemberut. "Mandiin."
Gue terbelalak kaget, "Gak! Mandi sendiri sana." Ucap gue sambil duduk dipinggiran kasur. Heeseung ngikutin gue sambil sedikit jongkok. Perlahan dia memegang pergelangan tangan gue.
"Kamu gak kasian sama aku? Aku lagi begini loh keadaan nya. Gak kasian ya?" Ucap Heeseung sambil memasang puppy eyes.
AH KALO GINI CARANYA GAK BISA GUE TOLAK!
"I-iya deh aku mandiin. TAPI INGET! Cuma mandi, gak ngapa - ngapain. Oke?"
Heeseung langsung menatap gue nyalang, "Emang cuma mandi. Pasti kamu mikir yang enggak - enggak kan? Sayangnya Heeseung sekarang ikutan mesum. Diajarin siapa begitu?" Tanya Heeseung.
"E-EH AKU GAK MESUM YA! AKU CUMA NGASIH TAU!" Elak gue dengan lantang. Ya kali gue mesum.
Heeseung pun ketawa pelan, "Dasar istriku."
"Emang aku istri kamu? Geer deh." Ucap gue, dan bisa dipastikan Heeseung cemberut lagi. Haduh suami siapa ini? Gue rongsok nih.
Enggak lah bercanda. Gak mungkin rongsok suami gue yang paling ganteng ini.
"Iya kamu istri aku. Istri paling cantik, gemes, lucu." Gue langsung mukul pundaknya pelan.
"Aw, sakit yang." Ringis Heeseung. Tapi gue biarin, paling cuma berjanda. MAKSUDNYA BERCANDA!
Heeseung yang merasa gue cuma diem doang, langsung pergi. Yah suami gue ngambek guys.
Gue samperin Heeseung yang lagi dikamar mandi, "Seung, kamu ngambek?" Tanya gue.
"Gak." NAH KAN BENERAN NGAMBEK.
"Ih maaf deh."
"Aku mau maafin kamu, tapi ada syaratnya."
Gue perhatiin Heeseung, perasaan gue gak enak. "Kamu harus kasih aku..."
TBC
Yuhuuu akhirnya update jugaa. Maaf banget nih yang udah nungguin. Kemarin sibuk bangett, TAPI TENANG! Sekarang udah gak sibuk.
Ditunggu part selanjutnyaa
KAMU SEDANG MEMBACA
My Family | Lee Heeseung
RastgeleSequel dari Dijodohin | Lee Heeseung dan Perfect daddy | Lee Heeseung [ COMPLETED ] "Sayang, anak kita lucu banget sih." Ucap Ara "Iya lah mamanya lucu begini gimana anaknya gak lucu coba." Ujar Heeseung "Ih gombal!" My Family cerita tentang seputa...