Tiga Jam

5.4K 203 0
                                    


Setelah makan, Thea meminta izin untuk pulang.

"Besok saja" Balas Adnan.

"Aku ingin menghabiskan malam ini bersamamu" Sambung Adnan manja.

Thea pun hanya bisa terdiam, dia menolak pun Adnan akan melakukan seribu cara untuk memaksanya.

Thea pun dengan terpaksa menyetujui permintaan Adnan.

Thea membersihkan sisa sisa makanan mereka, dan merapikan kamar Adnan agar lebih nyaman.

Sedangkan Adnan duduk sembari memegang laptop.

"Sepertinya aku lebih cocok menjadi pelayanmu" Ucap Thea kesal, melihat Adnan bersantai tidak membantunya sama sekali.

Adnan tersenyum kecil "Setelah selesai merapikan itu, duduk disini" Adnan menunjuk space kosong disebelahnya.

Thea tidak menjawab, Thea tetap mengerjakan apa yang tadi kerjakan.
setelah semua selesai. Thea menuruti perkataan Adnan. Dia duduk disamping Adnan.

"Nih" Adnan menyerahkan laptopnya kepada Thea.

"Untuk apa?" Thea bingung, kenapa? kenapa laptop ini diberikan kepadanya.

"Ku beri waktu 3 jam, lanjutkan skripsimu, aku akan memeriksanya nanti" Jelas Adnan.

"Materimu sudah aku simpan disitu, selebihnya kamu yang mengatur, selamat mengerjakan sayang!" Adnan mengecup kening Thea dalam rangka memberi semangat. 

Thea hanya tersenyum kecut, Tidak pernah dia membayangkan tiba-tiba mengerjakan skripsi seperti ini.

Dia belum menemukan moodnya, Thea sangat tidak fokus. Dia bingung mulai dari bagian mana dia harus menulis.

Thea sedang bingung, sedangkan Adnan menghilang pergi keluar kamar, dan Adnan mengunci kamarnya dari luar.

Thea merasa gila, apa yang harus dia tulis disini, menulis asal-asalan itu bukan solusi yang baik. pasalnya Adnan akan mati matian menghinanya.

Dengan sisa sisa kemampuannya, Thea mulai merangkai kata demi kata membentuk sebuah paragraf.

Adnan tiba-tiba memasuki kamar, Thea terkejut.

"Dari mana?" Tanya Thea dengan wajah memelas, berharap belas kasihan Adnan.

"Membaca buku, ini sudah 3 jam, sini biar ku periksa" Adnan duduk disebelah Thea.

Thea menyerahkan laptop ke arah Adnan.
Setelah menyerahkannya, Thea bersandar manja di bahu Adnan.

Seperti biasa, jika Adnan memeriksa hasil kerja Thea, membutuhkan waktu yang lama.

"Kamu sangat lama tidak memakai otakmu ya?" Ucap Adnan menutup laptopnya.

Thea mengangkat kepalanya dari bahu Adnan.dan menoleh ke Arah Adnan.

"Semua yang kamu ketik tadi, tidak ada yang berbobot. besok kerjakan lagi!" Ucap Adnan lagi.

Thea hanya bisa diam, sisi menyebalkan Adnan muncul lagi. Thea malas melawannya, ini bukan waktunya untuk berdebar dengan pak dosen yang dicintainya ini.

"Aku ingin tidur" Thea bangkit dari kursi, menuju tempat tidur.

Adnan menyusulnya, dan memeluknya dari belakang.

"Apa kamu kesal?" Tanya Adnan mengusap kepala Thea lembut.

Thea tidak menjawab, apa peru pertanyaan konyol Adnan itu dijawab?

"Aku sebenarnya tidak ingin memarahimu, tapi memang tulisanmu tidak berbobot, sudah ya jangan kesal lagi ya, besok kita akan mulai mengasah otakmu lagi" Ucap Adnan.

Sangat jauh dari kata membujuk, Thea semakin kesal dibuat Adnan. Dibayangan Thea menghabiskan malam yang dimaksud Adnan adalah bercerita hal hal romantis, ternyata mengerjakan skripsi. 

Thea tertidur,  Adnan masih setia memeluknya dari belakang.
Keesokan paginya, Thea terbangun dari tidurnya. dia melihat Adnana tidur disampingnya.

Dia memandangi wajah Adnan.

"Wajah ini lah yang akan aku lihat , nanti, besok dan selamanya" Batin Thea.

Ketika sedang mengamati wajah Adnan. Betapa Terkejutnya Thea tiba-tiba Adnan terbangun, langsung mendorongnya dan menindihnya.

"Melakukannya dipagi hari, adalah hal yg menyenangkan bukan?" Tanya Adnan  mengendus leher Thea perlahan. membuat Thea sekuat tenaga mengatupkan bibirnya. Agar tak mengeluarkan suara.

"Lepaskan atau aku berhenti?" Ucap Adnan. menjauhkan tubuhnya dari Thea.

"Eunghh teruskan...Ad...nan.."

Adnan menyeringai puas. merasa diatas angin, Adnan mendaratkan ciumannya di bibir Thea. disela ciuman itu, Adnan menggigit kecil bibir bawah Thea.

"Awww... " Protes Thea melepaskan bibirnya.

Adnan hanya tersenyum, tidak merasa bersalah dia malah tertawa lepas.

Adnan melanjutkan kembali "kegiatannya", dan meninggalkan banyak tanda ditubuh Thea.

//////////

Pukul 12.00, Thea sudah bersiap untuk mengajak Adnan pergi mencari makan. Thea sangat lapar.

"Pesan saja, aku sedang malas keluar" Ucap Adnan yang sedang bermalas malasan di tempat tidur.

Thea pub menurut, Percuma dia bukan seperti Adnan yang mempunyai bakat memaksa orang.

Adnan pun memesankan makanan untuk nya dan Thea.

Setelah memesan makan, Handphone Adnan berdering.

"Ya"

"......."

"Iya mah, terima kasih, semoga selamat sampai tujuan dan lekas kembali"

Adnan menutup telfonnya, sepihak seperti biasaa.

"Ada apa?" Tanya Thea.

"Orang tuaku harus ke luar kota menghadiri meeting di perusahaanku" Jelass Adnan.

Thea pun mengangguk, Thea tidak bisa membayangkan betapa dia harus beradaptasi dengan gaya hidup mereka.
belum lagi circle pertemanan Adnan yang mungkin berbeda dengan dirinya.

Tetapi Thea percaya, bahwa Adnan akan selalu ada untuknya.
Thea merasa aman saat didekat Adnan. Adnan banyak membuktikan bahwa dia layak dipercaya.

My Annoying Lecturer ( SELESAI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang