Pagi ini Reyga duduk di sebuah bangku lusuh yang ada di pinggir danau. Tempat ini masih sama, hanya perbedaan waktu yang menyebabkan benda disini sudah mulai usang, sama seperti semua cerita di masa lalu.
"Sialan!" jerit Reyga dalam hatinya.
Tubuhnya bersandar di salah satu sisi bangku tua, perlahan Reyga menarik nafas secara mendalam dan mengembuskannya dengan sedikit kasar. Aktivitas itu Reyga lalukan cukup lama. Merasa dirinya sudah cukup tenang, Reyga segera bangkit dan membelah jalan menuju sekolah.
Kota ini memang tidak semacet kota-kota besar pada umumnya. Kondisi jalanan juga tidak bisa di katakan macet, hanya ramai dan padat. Buktinya setelah menempuh perjalanan 15 menit dari taman, kini Reyga telah memasuki gerbang sekolah yang sudah hampir di tutup.
"Tumben kamu ngga telat" celetuk salah satu guru piket yang bertugas menjaga gerbang.
"Gue telat salah, gue on time salah juga" jawab Reyga malas lalu kembali melajukan motornya dan memarkirkannya di parkiran.
Sudut di bibirnya naik, setelah melihat gadis yang sudah lama menggangu pikirannya sedang berjalan sendiri. Dengan gerakan yang cukup tergesa-gesa Reyga segera menyusul langkah gadis itu.
"Sya!" panggil Reyga menyamakan langkah kakinya dengan Sheilla
Sheilla yang merasa terpanggil hanya menenengok sebentar tanpa menghentikan langkah lalu kembali memalingkan mukanya.
"Tungguin! Ada yang mau gue omongin" ucap Reyga saat tepat di samping Sheilla yang tepat pada saat itu menghentikan langkahnya.
"Sya, lo Sasya kan? Jangan nyoba buat menghindar dari gue lagi" pinta Reyga memandang lekat wajah Sheilla.
"Stop panggil gue Sasya! Gue Sheilla, dan gue ngga pernah kenal sama lo sebelumnya" tekan Sheilla di setiap kata yang ia katakan.
"Gue tau lo amnesia, gue tau lo pasti lupa sama gue" jelas Reyga meraih genggaman tangan Sheilla.
"Lepas! Gue ngga kenal sama lo" bentak Sheilla menarik paksa tangannya dan menjauh dari Reyga yang sedang mematung.
"Sya" Batin Reyga kembali memanggil.
Untung saja koridor sedang sepi, jadi tidak banyak orang yang melihat adegan cukup mengejutkan karena seorang Reyga mengejar perempuan untuk pertama kalinya.
....
Di saat yang bersamaan, Sheilla menunggu Bryan yang belum menghampirinya. Setelah sampai di sekolah, pria itu pamit akan membeli beberapa oat choco kesukaan Sheilla.
Di dalam kelas, Sheilla duduk di kursinya dan hanya terdiam sambil terus memikirkan kejadian beberapa menit yang lalu.
"Apa yang lo sembunyiin dari gue Tasya? Dia siapa?" bati Sheilla terus bertanya-tanya.
Cukup lama Sheilla bergelut dengan pikirannya sendiri, berusaha memecahkan teka-teki yang belum Tasya berikan jawabannya.
"Kalo kasih ingatan jangan setengah-setengah!" sentak Sheilla di dalam hatinya.
Entahlah mungkin Tasya tidak akan bisa mendengarkan keluh kesahnya, namun Sheilla benar-benar tidak tahan jika kehidupannya terus terusik oleh masalah yang ia sendiri tidak tau akarnya.
"ARGH!" ucap Sheilla sangat pelan, namun tangannya sedikit mengacak rambut kepalanya dengan rasa emosi.
"Kamu kenapa? Ada yang sakit?" tanya Bryan yang tiba-tiba saja ada di hadapannya.
Grep! Sheilla memeluk Bryan dengan sangat erat, tujuannya adalah hanya untuk menyembunyikan raut wajahnya yang terlihat sedang banyak berfikir.
"Ada yang bisa saya bantu? Apa ada yang menggangu istri saya?" tanya Bryan tanpa melepaskan pelukan itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
TRANSMIGRASI! OVER PROTECTIVE?! (END)
Novela JuvenilWALAUPUN UDAH END, HARUS TETAP VOTE DAN RAMAIKAN KOMEN YA! ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ Namanya Sheilla Alisya. ia tak pernah membayangkan kejadian itu membuatnya harus menjalankan misi agar bisa berpindah ke kehidupannya yang asli. "LO!? KENAPA LO...