Masa-masa ujian sudah Maira lewati. Sekarang dia hanya tinggal menunggu waktu wisuda saja. Ujian kemarin, adalah ujian paling berkesan di hidup Maira. Untuk pertama kalinya dia mendapatkan dukungan dari sosok kekasih. Setiap harinya Gus Lutfi selalu mengirimkan pesan berupa dukungan lewat Ummi Hasna.
Taman asrama putri menjadi tempat duduk Maira saat ini, dengan ditemani Naya di sampingnya.
"Ra, sudah mau wisuda Gus Lutfi belum pulang?" tanya Naya.
"Ngga tahu, Nay, masih sibuk kuliah mungkin," jawab Maira.
"Em tapi, waktu itu pernah lihat orang mirip Gus Lutfi di daerah gang depan," ujar Naya.
"Mungkin cuma mirip, Nay, lagian Abah sama Ummi juga belum ngomong apa-apa," balas Maira. Namun, tak bisa dipungkiri, Maira memikirkan ucapan sahabatnya. Apa mungkin Mas Lutfi sudah pulang tapi ngga ngomong? Kalau iya, apa alasannya? Apa dia nggak mau ketemu aku?
Sore hari, Maira pergi ke ndalem, ingin memastikan bahwa suaminya memang belum pulang. Gadis itu tak nyaman dengan pernyataan sahabatnya tadi siang. Maira dibuat overthinking karenanya.
"Assalamualaikum, Abah, Ummi," salam Maira seraya mengetuk pintu ndalem.
Pintu terbuka, yang keluar ternyata bukan Abi Ghaffar ataupun Ummi Hasna, melainkan mbak-mbak ndalem.
"Wa'alaikumussalam, Ning,
pangapunten Abah sama Ummi sedang pergi," ucapnya."Ooh, nggih, Mbak, sejak kapan ya? Apa sudah lama?" tanya Maira.
"Sampun, Ning, habis asar tadi," jawabnya.
"Eh, monggo mlebet rihin, Ning," tambahnya mempersilakan Maira masuk.
Maira masuk ke dalam ndalem. Tak ada yang aneh di sana.
"Mbak, Gus Lutfi belum pulang?" tanya Maira.
"Sepertinya belum, saya kurang tahu," jawabnya.
Sepertinya Naya emang salah lihat. Lagi pula ngapain Habibi bohong dan sembunyi, batin Maira tersenyum simpul.
KAMU SEDANG MEMBACA
Habibi&Humaira [HIATUS]
Roman d'amour[FOLLOW SEBELUM BACA] [ROMANCE] ------------------------- Dipaksa pulang saat menempuh pendidikan? Itu yang dialami seorang gus muda. Muhammad Lutfi Al-Ghaffar. Sosok gus muda yang harus menghentikan pendidikan terlebih dahulu, untuk menjalani pern...