1| Dijual oleh keluarga

46 3 0
                                    

"Aku mohon jangan lakukan hal ini," mohon Gwen yang meringkuk memeluk tubuhnya, dan rasa takut mulai merayap dalam jiwa.

Gwen datang karena permintaan Jelita untuk menemui relasi bisnis keluarga mereka, tapi ternyata semua hanya kebohongan belakang. Gwen dijebak dan dijual untuk melunasi hutang keluarga mereka, dan hal itu membuatnya sedih bukan main.
Ingin rasanya Gwen menangis, kenapa mereka tega melakukan hal ini padanya? Kenapa?

Gwen terus meronta, dan memohon supaya lelaki yang telah membelinya menghentikan untuk menyentuh tubuhnya. Perlawanan Gwen tentu saja berujung dengan mendapatkan beberapa pukulan di wajah maupun badannya.
Meski begitu, Gwen tetap akan mempertahankan diri dan mencoba kabur dari lelaki perut buncit yang telah membelinya.

"Jangan membuatku bersikap lebih kasar padamu! Menurutlah!" seru lelaki yang mulai melepaskan baju yang dia pakai.

"Jangan mendekat," teriak Gwen, "aku akan teriak dan membuat semua penghuni hotel tahu perbuatan kamu."

Sang lelaki tertawa, mencibir Gwen karena telah berani mengancamnya. Sungguh wanita yang takut, tapi ingin terlihat berani.
"Silahkan," ujar lelaki itu dengan santai.

Gwen harus bergerak cepat dan mencari kesempatan bagus, dia memukul lelaki itu dengan lampu yang ada di dekatnya, saat itulah dia kabur.

"Jalang kurang ajar," teriak lelaki tersebut memegang kepala yang terasa pening.

Gwen berjalan tak tentu arah, mengabaikan penampilan dirinya yang sangatlah berantakan. Sebisa mungkin dia harus kabur, meski berat dan tubuh terasa begitu sakit. Gwen harus bisa lolos dari kejaran lelaki itu.

Teriakan lelaki tersebut terus menggema di telinga Gwen, hal itu yang membuatnya terus memacu langkah supaya lebih cepat. Dia tidak akan membiarkan lelaki itu kembali melecehkan dirinya kembali.

"Jangan kabur," teriak lelaki itu semakin mendekati ke arah Gwen yang merasa kakinya begitu sakit untuk berjalan.
Dengan sisa tenaga yang dia miliki, dia harus bisa keluar atau setidaknya meminta bantuan pada seseorang. Gwen semakin panik karena suara lelaki itu semakin mendekat, dan dia mulai kehabisan tenaga.

"Tuan, tolong aku," mohon Gwen yang melihat Zefran ingin membuka pintu kamarnya.

Gwen mungkin bisa meminta pertolongan pada Zefran untuk sementara, setidaknya untuk bersembunyi dari lelaki yang mengejarnya.

"Pergilah!" tolak Zefran mendorong Gwen menjauh, dan ingin masuk.

"Aku mohon, Tuan. Aku membutuhkan bantuan Anda," mohon Gwen yang mulai panik karena suara tersebut semakin mendekat padanya.

"Aku nggak peduli, pergilah," sentak Zefran yang tidak ingin berdekatan dengan seorang wanita ketika mabuk seperti ini.

"Tolonglah, Tuan. Tuhan akan membalas kebaikan Anda setelah menolongku," bujuk Gwen terus menerus.

Zefran tidak peduli, dia terus menolak permintaan Gwen. Dia sangat tahu akan berbahaya bagi wanita itu jika masuk kamarnya, dan Zefran tidak ingin mengambil risiko tersebut.
Gwen semakin gelisah bukan main, Zefran terus menolak dan suara lelaki itu kian mendekat. Gwen tak ada pilihan lain, dia terpaksa menerobos kamar Zefran ketika lelaki itu mulai memasuki kamarnya.

Pintu tertutup, dan hal itu membuat Gwen lega bukan main karena mendengar suara lelaki yang mengejarnya semakin menjauh. Tanpa Gwen sadari, dia baru berhasil kabur dari kandang harimau. Tapi, dia salah karena kembali masuk ke kandang serigala.

"Akhirnya aku bisa lolos," ucap Gwen lega bukan main.

Napas Gwen tercekat, melihat Zefran mengurung dirinya dengan tubuh kekar itu. Aroma maskulin bercampur alkohol menyeruak dalam indra penciuman Gwen saat ini. Begitu memabukkan.

"Kamu cantik," bisik Zefran dengan serak, jemari liar itu mengusap pipi Gwen dengan lembut. Memberikan sensasi berbeda pada tubuh wanita yang saat ini berada dalam kurungan Zefran.

"Ma-maaf, bisa tolong lepasin aku," mohon Gwen yang mulai takut lagi.

Gwen menatap netra Zefran yang menurutnya begitu indah, begitu teduh dan menenangkan. Sekali tatap saja sudah membuat Gwen merasa terpesona dan terpenjara begitu saja, hal yang sangat langka gadis itu rasakan.

"Bukankah kamu menggodaku dengan masuk kamar ini," bisik Zefran tepat di depan bibir Gwen.

Aroma alkohol tercium kuat dari mulut Zefran, membuat Gwen seketika memalingkan wajahnya. Rasa gugup kian melanda karena Zefran terlihat begitu panas saat ini, mata lelaki berahang tegas itu terlihat berkabut.

"Aku nggak menggoda, aku berusaha minta tolong pada Anda," ralat Gwen tetap tak menatap Zefran.

Zefran tentu tidak peduli, dia begitu saja membungkam mulut Gwen dengan bibirnya. Menikmati lembutnya bibir wanita itu yang begitu candu, membuat desiran panas kian merajai.
Melawan dengan sekuat apa pun, Gwen tetap kalah oleh keadaan dan juga tenaga. Dirinya hanya bisa pasrah, menangis karena kehilangan sesuatu yang begitu berharga dalam hidupnya. Sebuah kesucian.

***

Gwen perlahan membuka mata, hal pertama yang dia lihat adalah wajah tampan Zefran yang masih tertidur pulas.
Bayangan panas semalam menari dalam pikiran Gwen, membuat gadis berambut cokelat itu memaki dirinya bodoh dan bodoh.
Gwen tahu Zefran mabuk, tapi lelaki itu tidak memperlakukannya dengan kasar. Justru buaian kenikmatan sesaat itu merupakan kesalahan terbesar dalam hidupnya.

Ingin menangis, tapi percuma. Situasi memang tidak terkendali semalam, dan keadaan yang cukup sulit.
Gwen melihat jam yang menunjukkan pukul 05.00. Perlahan Gwen bangun, berusaha menggapai pakaian miliknya yang berserakan di Lantai. Gadis itu merintih kesakitan pada pangkal pahanya, begitu perih dan sakit.

Setelah berpakaian rapi, dengan pelan Gwen berjalan supaya tidak membangunkan Zefran yang sedang tertidur. Gadis yang saat ini rambutnya sudah diikat ke atas itu meraih jas milik Zefran untuk menutupi tubuhnya.

Sejenak Gwen menatap wajah tampan nan mempesona milik Zefran, sungguh beruntung bagi seorang istri yang memiliki suami seperti dia. Gwen tersenyum tipis, dan berlalu meninggalkan Zefran yang masih terlelap.

Gwen sangat tahu posisi dia seperti apa, dia hanyalah wanita biasa dan tak memiliki pendidikan yang tinggi. Tidak cantik dan hanya bekerja sebagai cleaning service di sebuah perusahaan, dan dia tidak berani untuk bermimpi terlalu tinggi.
Gwen jelas tahu kalau Zefran memiliki kedudukan yang tinggi, dan dia tidak ingin berurusan dengan keluarga kaya yang sangat jelas akan menolaknya. Gwen memilih untuk mundur sebelum dihina lebih jauh.

"Aww," keluh Zefran memegang kepala yang terasa pening dan berat.

Zefran yang bertubuh polos berusaha menyandarkan diri, dan sejenak memejamkan mata untuk sedikit mengusir rasa pusing ini.

Seketika mata Zefran terbuka, teringat tentang wanita semalam. Dia menatap ranjang kosong di sebelahnya, sesuatu yang begitu mencolok terlihat dari pandangan Zefran, membuat lelaki itu merasa bersalah.

"Ya, ampun," ujar Zefran terkejut.

Zefran bangun, mengabaikan tubuh polos dan gagahnya untuk mencari keberadaan Gwen. Tapi, ternyata wanita itu sudah menghilang begitu saja.

Zefran meremas rambutnya dengan kasar, dia merasa bersalah karena merenggut kehormatan seorang wanita. Lelaki itu duduk dan memaki dirinya karena melakukan hal jahat ini, dan itu membuat Zefran frustrasi bukan main.

Hal inilah yang ditakutkan oleh Zefran ketika mabuk, oleh karena itu semalam dia ingin segera kembali ke kamar dan tidur. Tapi, ternyata Gwen malah datang padanya.

"Ya, ada apa?" jawab Zefran ketika mengangkat ponsel miliknya.

["Jam delapan ada rapat mendadak para pemegang saham perusahaan,"] balas Liam memberitahu hal itu, karena ini cukup mendadak.

"Baiklah, kamu bisa siapkan beberapa hal yang diperlukan dan yang pernah kita bahas sebelumnya," perintah Zefran mematikan ponselnya.

Langkah Zefran terhenti ketika melihat sebuah dompet, dia meraih benda berwarna cokelat tersebut dan melihat identitas wanita itu.

"Gwen As Sana, aku akan menemukanmu," ujar Zefran menyimpan dompet tersebut, dan pergi.

***

Welcome untuk cerita baruku, jangan lupa tambak ke rak kalian dan follow ig ryanty_tian untuk seputar update novel.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 25, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kamulah TakdirkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang