Hari ini jadwal mereka adalah mapping wilayah desa. Hal yang paling utama dilakukan untuk mengenal lebih jauh tentang desa ini adalah pergi ke kantor desa. Setelah semalam DPL mereka pulang, mereka melakukan rapat koordinasi untuk agenda hari ini serta pembagian beberapa divisi. Dan selanjutnya rapat evaluasi akan diadakan setiap menjelang tidur, mereka biasa menyebutnya "apel malam".
"Ngga kamu dibonceng sama yang lain ya, biar aku sama Ferry!" Cetus Lusiana, yang selama ini Jingga rasa nada bicaranya sedikit ketus padanya.
"Oke" sahut Jingga, tak mempersoalkan hal itu. Dia mencari-cari Dinda, namun tadi Dinda sudah lebih dulu berangkat dengan yang lain. Di posko sudah tidak ada anak lain sepertinya, sepi. Jingga menuju ruang tengah dan ruang tamu, tidak ada orang. Ini masih pagi, namun ia jadi merasa ngeri sendirian begini.
"Yang lain udah berangkat Ngga?" Hufft... Untung masih ada Sakti. Rupanya pria itu habis dari kamar mandi.
"Udah. Aku bareng ya" pria itu mengangguk.
"Kalau kamu butuh mau kemana-mana bisa pake motor aku Ngga" tawar sakti ketika mereka baru saja melaju.
"Nggak... Aku nggak bisa naik motor Sak..." Jingga meringis.
"Pakai matic masak nggak bisa"
"Hmm... Nggak bisa juga hehe"
"Kalau sepeda onthel?"
"Sama hahaha"
"Kalah sama anak kecil Ngga..." Jingga menggaruk kepalanya yang tak gatal. Malu.Sampai di kantor desa, teman-temannya yang lain sudah menunggu. Mereka disambut oleh pak lurah dan pamong dengan hangat di ruang pelayanan. Ada pak lurah, pak carik dan dua orang staff lainnya.
Di survey pendahuluan ini mereka memperkenalkan diri masing-masing lalu mengutarakan maksud dan tujuan kedatangan mereka untuk menggali potensi dan masalah desa.
"Jadi kalau disini kepala dusunnya disebut kamituwo. Panggil saja Pak wo. Dan yang bagian keamanan kami sebut pak jogoboyo" jelas pak lurah.
"Kalau mbak dan mas heran disini jarang sekali ada pemuda pemudi itu karena kebanyakan disini setelah SMA bahkan ada yang SMP mereka memutuskan untuk merantau ke kota guna merubah nasib" jelas pak carik.
"Yaa... Kami tau, kami sendiri juga pernah menjadi mahasiswa seperti mas dan mbak. Kami sangat senang akan kedatangan mbak dan mas. kedatangan kalian sangatlah membantu untuk memajukan desa ini, sekecil apapun tenaga kalian itu sangat berharga" sahut pak lurah.
Selesai sesi tanya jawab karena keterbatasan waktu mereka undur pamit. Rencananya mereka akan melanjutkan perbincangan dengan pak lurah nanti sore di rumahnya.
"Pak Kor... Masih jam 11 nih agenda kemana lagi nih" tanya Ivy, sembari menengok jam tangannya kepada sang kordes.
"Dibagi aja deh. Kita silaturahmi ke TK, SD, SMP, SMA sama puskesmas atau polindes dekat sini. Ke kepala sekolah masing-masing siapa tau besok pagi bisa diagendakan proker kesana lagi" jawab Ferry, lalu membagi mereka berempat belas menjadi beberapa kelompok. Masing-masing terdapat 3 anak.
"Aku di SMP deh Fer sama kamu dan Ivy. Kalo di SMA males banget biasanya murid SMA begajulan. Kalau di SD atau TK ribet ama anak kecil" usul Lusiana meminta dirinya ditukar dengan Jingga. Entah mangapa, Jingga merasa Lusiana membuat gap diantara mereka. Di pembentukan jadwal piket kemarin juga, ia yang protes tak mau dengan Nurdin. Dia minta di satukan Ferry. Sama seperti keberangkatan ke kantor desa tadi pagi. Sekarang dia juga yang protes tak mau di SMA.
"Oke. Aku kemanapun sama siapapun nggak masalah" jawab Jingga santai.
"Bu Sek Ter sabar, ter the best lah hihihi" puji Dinda.
"Beneran nggakpapa Ngga, cuma kalian berdua ya di SMA, Sakti sama kamu?" Tanya Ferry sekali lagi. Jingga mengangguk pasti.
Kini motor mereka melaju menuju arah masing-masing. Jalanan menuju SMA kurang lebih setengah jam dari dusun ini. Entah kenapa cuma ada satu SMA saja di sini dan itu letaknya jauh di dekat kecamatan ketika mereka kemarin di turunkan dan disambut pamong. Jalanan menuju SMA dan kecamatan masih terbilang lebih baik karena sudah di aspal. Namun jalan yang menghubungkan ke masing-masing dusun masih sama sekali asli dan bebatuan.
KAMU SEDANG MEMBACA
GRAMMAR IN LOVE (GAGAL MOVE ON)
Romance#PART LENGKAP, NAMUN ADA VERSI PANJANG DAN LEBIH UNYU DI NOVELAH DAN KBM! "Kamu kalau nggak perlu apa-apa disini, mending cari kerjaan yang produktif sana" suara Raka memecah keheningan. "A-aku mau anter ini" jingga mengulurkan sebuah kertas yang s...