keenam

3.4K 562 66
                                    

"Soojuung~ aku beneran nggak apa-apaa." Rengek Hyungseok sedari tadi karena Soojung tak kunjung melepaskan pelukan eratnya pada pinggangnya. Tentu saja, teman-temannya memandangi pemandangan tersebut merasa ada gejolak ingin memisahkan mereka. Namun, mengingat Soojung adalah orang yang memiliki bodyguard semacam Jonggun, mereka akhirnya hanya bisa menonton.

"Nggak mau. Nanti orang itu datang buat ngambil kamu. Aku nggak mau." Hyungseok menghela napas dan berjalan kearah ranjangnya dengan Soojung yang masih memeluk pinggangnya dengan posesif.

Jay yang menonton sedari tadi menjadi tak tahan. Ia lalu berjalan dengan kesal untuk berusaha memisahkan mereka.

"S-soojung!"

Mendengar suara Jay, seluruh manusia yang berada di kamar Hyungseok melotot kaget dan langsung menoleh kearah sumber suara karena itu pertama kalinya mereka mendengar suaranya.

Melihat Soojung yang sedikit mengendurkan pelukannya, Jay langsung berinisiatif menarik lengan Hyungseok, yang terperanjat kaget karena tarikan tiba-tiba tersebut, lalu memeluknya sangat erat hingga membuat sang empu sedikit kesulitan untuk bernapas.

"J-jay, tidakh b-bisa bernapash." Tersadar, Jay langsung mengendurkan pelukannya, lalu mendekatkan punggung Hyungseok dengan dadanya, dan meminta maaf tepat di telinga Hyungseok, membuatnya mendesah tiba-tiba akibat deru napas Jay yang mengenai spot sensitifnya, yaitu telinga.

"Eungh." Desahnya, lumayan kecil. Namun, masih tetap terdengar oleh telinga teman-temannya.

Terkejut? Tentu saja. Apalagi Hyungseok yang tak sadar sudah mendesah yang menurutnya keras tersebut.

Ia langsung menutup seluruh wajahnya dengan tangan mungil miliknya. Kalian bisa membayangkan betapa merahnya wajah Hyungseok tersebut yang menjalar sampai telinga serta lehernya.

Suasana kamar berubah hening.

Namun, segera terpecahkan dengan bel rumah yang berbunyi tak sabaran karena pelaku menekan bel tersebut berkali-kali tanpa henti.

Hyungseok yang wajahnya sudah tak memerah dan tergantikan dengan ekspresi panik tersebut segera melepaskan diri dari pelukan Jay, lali berlari tergesa-gesa untuk membukakan pintu untuk tamunya.

Saat membukanya, mata Hyungseok melotot kaget dengan kehadiran seseorang di depan pintu rumahnya.

Ia tak menyangka orang tersebut akan datang kerumahnya, terlebih lagi ada teman-temannya didalam kamar! Bagaimana ini?

"Hyungseok? Kau tak membiarkanku masuk?" Tanya orang tersebut, membuat Hyungseok tersadar dari lamunannya.

Hyungseok tersenyum canggung dan mencoba untuk memberi pesan kepada temannya untuk segera pulang lewat pintu belakang rumahnya. Ia menatap orang tersebut takut-takut dan mencoba untuk mengobrol sebentar agar teman-temannya dapat pergi dari rumahnya segera.

"Ah, sebentar. Tumbenan sekali kau datang kemari? Hahaha, tak biasanya kau kesini karena tugasmu yang menumpuk itu." Ucap Hyungseok dengan harapan bahwa orang tersebut menjawab pertanyaannya.

"Jadi kau melarangku untuk kemari?" Tanyanya, Hyungseok jadi panik dibuatnya.

"T-tidak! Bukan begitu, astaga... 'Kan aku hanya bertanyaa." Melihat wajah panik Hyungseok, orang itu terkekeh gemas dan mengusak kasar rambut Hyungseok.

"Ah! Kenapa kau suka sekali merusak tatanan rambutku!"

"Kau menggemaskan."

Hyungseok merotasikan kedua bola matanya dengan malas karena ia sering mendengarkan pujian tersebut.

"Berhenti mengatakan aku menggemaskan. Kau jelek."

Orang tersebut tiba-tiba mendekatkan wajahnya pada wajah Hyungseok, membuatnya secara refleks mundur dan menghalangi wajah tersebut menggunakan tangannya.

"Jangan dekat-dekat! Kau bau jengkol!!"

"Haa, ya, ya, terserah. Jadi, bolehkah aku masuk?" Pertanyaan tersebut membuat Hyungseok ingat, apakah teman-temannya sudah keluar?

Ia segera mengecek ponselnya dan seketika lega saat melihat pesan bahwa mereka sudah pergi.

"Ya, boleh,






















Kak Jihoon."







Tbc

Walah, Jihoon ngapain dah kerumah anak sy nie 🧐🧐

Hyungseok's little space - PHS!Harem (DISC)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang