Bryan memasuki UKS, terlihat Sheilla yang sedang berbaring dengan bibir yang masih terlihat pucat. Sebelumnya luka memar di hidung dan sekitarnya masih belum sembuh. Tapi hari ini istrinya itu kembali mendapatkan luka yang lain karena kecerobohannya.
Bryan menganggap dirinya ceroboh karena meninggalkan Sheilla sendirian di kantin tanpa pengawasannya. Rasanya sangat menyesal karena kembali gagal melindungi gadisnya.
"Shei, maafkan saya" ucap Bryan dengan wajah sendu.
Tidak ada lagi tatapan dingin, sikap kasar ataupun tempramen yang Bryan tunjukkan di hadapan Sheilla. Tidak ada lagi hal itu untuk Sheilla, hanya untuk Sheilla.
Tangannya mengusap punggung tangan Sheilla yang terasa sangat dingin. Sedangkan Sheilla masih melihat Bryan dengan tatapan yang begitu rumit.
"Aku gapapa" ucap Sheilla kembali mengusap punggung tangan Bryan menggunakan tangan yang satunya lagi.
Bryan menangis.
Untuk pertama kalinya pria itu menangis.
"Sssttt, sini peluk" ucap Sheilla berusaha mengubah posisinya menjadi duduk
"Awshhh" rintih Sheilla saat kepalanya terasa sedikit berdenyut.
Bryan sedikit menggeram, istrinya kembali merasa sakit karena dirinya.
"Tidak, jangan duduk, berbaring saja" ucap Bryan membantu Sheilla kembali berbaring.
"Peluk" pinta Sheilla dengan nada yang sedikit manja
Grep! Sheilla dengan cepat menarik tubuh Bryan yang sudah mendekat ke arah tubuhnya. Pelukan Sheilla bertambah erat, seolah semua rasa takut dan cemas akan peristiwa tadi bisa dengan mudah ia lupakan jika bersama suaminya.
"Jangan nangis lagi, aku gapapa" ucap Sheilla menghirup aroma tubuh Bryan.
"Maaf" kata Bryan dalam dekapan Sheilla.
"Saya akan memberikan mereka pelajaran karena telah menyakitimu sayang" tegas Bryan mempererat pelukan itu.
"Jangan, biarkan saja. Aku ngga papa" larang Sheilla sembari meredakan emosi Bryan yang sudah pasti memuncak.
~~~~
Di satu sisi, sepulang sekolah Reyga menjalankan rencana yang telah ia buat. Sekarang ia sedang berada di dalam gudang tua yang terletak jauh di sudut sekolah.
Mulutnya bergumam menghitung mundur kedatangan dua orang yang sangat ia tunggu.
Lima
Empat
Tiga
Dua
"Hai, udah lama nunggu ya sayang?" ucap Gisha memasuki gudang tua dan di ikuti Dhea di sampingnya.
"Mana Varo?" tanya Dhea mencari keberadaan pria yang ia dambakan.
"Bentar lagi dia dateng, sini duduk dulu" perintah Reyga yang sedari tadi sudah mempersiapkan dua kursi.
Gisha duduk tanpa rasa curiga, bahkan hatinya tengah senang karena secara tidak langsung seperti sedang berkencan dengan pria idamannya di tempat yang anti mainstream. Sedangkan Dhea baru saja melangkahkan langkahnya mendekati kursi itu.
Brak! Bryan memasuki gudang itu dengan amarah yang memuncak. Namun Reyga mengisyaratkan untuk tidak memperlihatkannya karena ia mau bermain-main terlebih dahulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRANSMIGRASI! OVER PROTECTIVE?! (END)
Novela JuvenilWALAUPUN UDAH END, HARUS TETAP VOTE DAN RAMAIKAN KOMEN YA! ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ Namanya Sheilla Alisya. ia tak pernah membayangkan kejadian itu membuatnya harus menjalankan misi agar bisa berpindah ke kehidupannya yang asli. "LO!? KENAPA LO...