Kata Berbalik Makna

1 0 0
                                    

Kata Berbalik Makna

Malam yang begitu hening menyapa Sesak yang ada dalam diri dikarenakan sebuah Kata. Ya Kata... Kata dari seseorang yang sudah meluluh lantahkan hati. Malam ini Hanya Ada Isak tanpa suara yang memeluk dalam dalam diriku ini .
Sore itu ada seseorang yang berkata padaku dengan raut penuh arti .
"Duk.. Kamu itu anak orang miskin ngapain punya angan buat sekolah tinggi ? Nyusahin ortu saja. Lebih baik bantuin ekonominya" Ucap Perempuan tua yang aku pun tak tau namanya.
Jiwa polos dan tak tau menau ini hancur dengan kata kata yg diucapkannya. Hanya bisa menahan nangis dan tersenyum sambil meninggalkannya.

Kata kata itu seakan akan berputar memenuhi pikiranku sampai mimpi menyapaku dengan pelan pelan kedalam diri.

Pagi hari menyapa diriku bergegas menyiapkan diri tuk mendaftar disekolah Menengah atas dikotaku dengan bekal Bismillah didampingi Ibuku. aku mulai 1 langkah maju dalam diriku. Waktu terus berjalan hingga Pengumuman pun dekat dipelupuk mata. Disaat jiwa ini mulai mencari cari nama disela sela nama yang lainnya tanpa henti. Akhirnya aku menemukan apa yang aku inginkan. Rasa senang bercampur haru menyapa diriku. Beranjak pergi menemui Ibuku.
"Bukkk... Aku lolos... Aku diterima disini " teriakku sambil berlari kearahnya.

"Alhamdulillah... Ya Allah"
"Duk... Buktikan ya pada orang orang kalau kamu itu pantas melanjutkan pendidikan... Bismillah Ibuk sama bapak bakal dukung dan berusaha buat kamu sampai lulus "  Ucap Ibu ku...
" Iya Bu... Bismillah In Syaa Allah aku akan berusaha semampuku " jawabku

Hari Hari aku membagi waktu antara membantu Ibu hingga mengikuti Ekskul sekolah. Semua aku jalani dengan penuh rintangan disertai Angan.
Setiap kali aku memandang Kedua orang tuaku hanya ada harapan diwajahnya untukku. Harapan dimana nantinya akan berubah lebih baik dari yang sebelumnya.
Tawaran tuk mengikuti lomba pun aku terima.  Mencetak senyum yang menjadi impian tuk Kedua orang tua itulah yang aku inginkan setiap harinya.
Betapa kurangnya diriku tuk membuat hati kedua orang tua bahagia setiap harinya. Kerja pagi pulang malam hanya untuk menghidupi keluarga dan memberikan hal yang diperlukan untuk anaknya.
"Buk, Pak... Maaf jika anakmu belum bisa memberikan apa yang kalian ingin... Maafkan anakmu bila selalu memberikan pikiran yang mendalam... Maafkan anakmu Bila tanpa sengaja atau disengaja mengiris luka... Buk Pak... Doakan Aku sepenuhnya " ucap dalam diriku atas semua hal yg ada.

Diri yang rentan selalu menyapa, Keluh kesah pun tak bisa dielakkan. berkali kali jatuh dan putus asa. berkali kali pula dibangkitkan oleh keadaan.

tiba disaat Ibu sakit aku tak tau harus bagaimana. hanya bisa menangis sendiri didalam kamar mandi sambil bergumam tanpa kejelasan.

"Aku tau Ibu sedang sakit... Aku tau kalau aku rapuh ... tapi aku mohon janganlah redup untuk kesekian kalinya" hentakku pada diri yang tak tau apa yang mau diperbuat.

"Duk... Kamu dimana? udah masak belum?" Ucap bapak sambil mencariku.

" I... Iya pak .... Belum Pak, Ini baru cuci beras" Jawabku dengan ngusap air mata yang membasahi pipi.

"Segera masak... Bapak mau lanjut kerja dulu sama nanti  jemput adek disekolah" ucap bapak diluar kamar mandi

" Iya pak... In Syaa Allah Bapak pulang nanti sudah matang semua" jawabku

Suara motor terdengar dari luar rumah pertanda Bapak mau lanjut kerja. Hati ini merasa lega karena bapak tak tau soal diriku yang menangis.

Bergegas memasak dan mulai menyiapkan makanan untuk Bapak dan Adek.

Tiba tiba telfon berdering, dengan sigap ku lihat siapa yg menelfon, ternyata Paman, segeraku mengangkat nya
"Assalamualaikum... Iya paman ada apa?" 

"Duk... Nanti tak jemput ya... Kamu kerumah sakit buat dampingi Ibumu" Ucap Paman.

"Iya paman... Bawa apa aja nanti buat IBu?" Jawabku.

"Bawa yang perlu perlu aja" Ucap Paman

"BAIK Paman" jawabku sblm Ucapan salam dan telfon ditutup oleh Paman.

Hampir seminggu Ibu ada diRumah Sakit. Dan Hari ini Alhamdulillah Ibu diperbolehkan pulang.

"Duk... Gimana Ulanganmu?" Ucap Ibu saat Istirahat dirumah

"Alhamdulillah Lancar Bu... Oh ya Bu, Alhamdulillah aku peringkat 1 dikelas" jawabku

"Alhamdulillah kalau gitu... In Syaa Allah nanti kalau ada rejeki mau beliin kamu hp ya Duk, Walaupun kamu diam dan gak minta tapi Ibu faham kamu butuh, Kamu sering ketinggalan Info juga kan gegara Gak punya hp dan hanya bisa minjem Budhemu sebentar buat chek info kelas" Ucap Ibu kepadaku hingga aku kaget mendengarnya.

Aku hanya bisa mengangguk mendengar perkataan Ibu kepadaku.

Maa Syaa Allah Betapa Mulianya Orang Tua hingga saat Baru sembuh pun masih memikirkan persoalan anaknya. "Bu... Aku gak minta apa apa yang Ku minta hanya kesembuhan yang ada Dikeluarga dan Senyum yang selalu menghias dibibir Ibu dan Bapak". Lirihku didalam hati.

Kesembuhan Ibu menyapa, Ibu mulai seperti biasanya sibuk menyiapkan Bahan yang akan dimasak tuk dijual nantinya. Begitupula denganku Sibuk dengan bersih bersih rumah walaupun sedikit sebelum berangkat sekolah.

Tiap berangkat Kesekolah aku naik angkot. Terkadang juga diantarkan oleh Paman bila memang waktuku sangatlah Mepet dengan jam masuk kelas. Untuk Pulang pun sama, Namun tak Kala juga Bersama Teman yang punya sepeda motor. Aku sangat Beruntung bertemu dengan Teman Teman beberapa Organisasi yang sangat Mengedepankan pertemanan.

"Wa... Ayo Pulang sama Aku " itulah yang mereka tawarkan bila larut mulai menyapa. Jika aku menolak mereka, mereka tetap memaksa.

"Kalau kamu gak mau terus pulang sama siapa? Dah malam juga jangan Ngeyel". Al Hasil Aku meng-Iyakan perkataan mereka.

Walaupun dibilang aku anaknya pendiam namun juga sensitif tapi tak membuat mereka masalah. Sungguh sangat beruntung bertemu mereka. Mereka juga Sungkan tuk Mengantarku sampai kerumah karena takut aku jadi perbincangan tetangga. Tapi kadang juga ada yang mengantarku sampai rumah supaya lebih Amanah. Maa Syaa Allah Terimakasih Banyak Buat Kalian yang selalu ada Baik suka dan Duka yang Aku alami. Yang Mau memberikan Dukungan dan Harapan didalam diriku. Mungkin bila tidak ada kalian pasti aku lebih menjadi rapuh. Banyak pelajaran yang bisa aku ambil dari sisi Kalian masing masing. Semoga persahabatan ini selalu terjalin sampai kapanpun Aamiin.

Waktu demi Waktu berjalan hingga kelulusan. Semua Gembira dengan hasil nilai masing masing begitu pula diriku. Ada banyak Angan yang harus diubah menjadi Nyata.
Seseorang yang dulu berkata pada diriku bahwa  aku tak pantas melanjutkan kejenjang Pendidikan Tinggi karena Taraf ekonomi yang tak memungkinkan semua sudah aku lewati dan ku buktikan. Bahwa Semua yang Ia katakan yang Ia perkirakan dulu semua tidaklah menjadi Benar. Wallahu A'lam Bissawab.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 17, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kata Berbalik MaknaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang