25.

3.6K 321 102
                                    

~🌼~

Jeongwoo mendesah pelan saat merasakan stimulasi yang diberikan oleh Haruto pada tubuhnya. Tangannya sedari tadi menutupi mulutnya agar suara desahnya tidak didengar oleh orang dari luar, terlebih oleh sang Mama.

Ciuman Haruto naik ke leher Jeongwoo setelah sebelumnya mengulum dua buah dadanya secara bergantian. Jeongwoo menahan ringisannya karena tangan Haruto beralih memilin serta memutar putingnya yang sudah bengkak.

Jeongwoo menggigit bibir bawahnya merasakan lidah hangat Haruto mengecupi kulit lehernya. Dua bilah bibir Haruto juga tak henti menjejakkan banyak ruam kebiruan disana. Dari rahang bawah, leher hingga tulang selangka-pun terdapat tanda kissmark miliknya.

Haruto menjauhkan wajahnya untuk menatap sang kekasih, kedua matanya setengah terbuka dengan bibir bengkak, keringat yang bergulir pada kulit tan-nya terlihat berkilau seperti cokelat.

Lezat dan manis.

Haruto tidak bisa tidak tersenyum melihat ruam-ruam di leher Jeongwoo. Tangannya mengusap perut Jeongwoo yang..

Haruto mengernyit lalu kembali menatap Jeongwoo dengan tanya diwajahnya. "Jeongwoo-ya, kau sungguh tidak sedang hamil sekarang? Perutmu..---"

Jeongwoo mendudukkan diri, membuat Haruto ikut menarik tangannya dan menjauhkan diri. "Apa kau sedang mengatakan bahwa aku gendut?" Tanyanya dengan mata memicing.

"Ah t-tidak! Bukan begitu maksutku..---" Haruto mangibaskan dua tangannya sambil menggeleng kencang.

"Memang kenapa kalau perutku buncit dan aku gendut hah?! Kau mau cari yang lebih seksi dan langsing daripada aku huh?! Hiks.. jahat!" Jeongwoo berguling kesamping sambil menutupi wajahnya dengan tubuh menelungkup.

"B-bukan begitu Jeongwoo-ya.. aku tidak mengatakan kau gendut, kau sendiri yang bilang tadi." Haruto menepuk mulutnya karena mengatakan 'gendut' lagi sehingga tangisan Jeongwoo bertambah keras.

Andai Haruto tahu kalau ia sedang menghadapi ibu hamil dengan mood swing yang luar biasa, sudah dipastikan dia akan gantung diri di batang tauge saat ini.

Haruto menggaruk pelipisnya karena bingung dengan perubahan sikap Jeongwoo yang kadang manja, satu menit kemudian marah-marah, satu jam selanjutnya menangis, huft!

Haruto menarik tubuh Jeongwoo hingga pemuda itu terduduk diatas pangkuannya. Lengannya melingkar manis dipinggang Jeongwoo dengan dagu yang menumpu pada pundak Jeongwoo dan sesekali mengecupinya lembut.

"Aku tidak peduli kau gendut atau apa.. aku akan tetap mencintaimu." Ujarnya meyakinkan.

"Ruto-ya.." sang empu nama hanya berdeham kecil menanggapi. "Kau ingat belum mendapat restu dari Papa?" Haruto tersenyum getir mendengar hal itu.

Dan Jaehyun, anakmu sudah kembali menyebutmu Papa. Berbahagialah kamu.

"Dengan atau tanpa restu darinya aku akan tetap membawamu ke Jepang dan menikah denganmu disana." Lugasnya.

Jeongwoo tidak bisa tidak menangis mendengar itu. Ia terlampau bahagia hingga rasanya ingin segera ketahap itu. Menikah bersama Haruto.

Jeongwoo menunduk menatap lengan Haruto yang berada diatas perutnya. "Uhm!" Jeongwoo mengangguk mantap lalu mengusap pipinya yang basah.

TAKE YOU TO HEAVEN | HAJEONGWOO (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang