Tiga

156 34 1
                                    

—(•• Gorgenais ••)—

New merasa semakin yakin bahwa kejadian dirinya menjadi kekasih Tay bukanlah mimpi belaka. Setelah semalaman dirinya tak bisa tidur karena terus dihantui oleh Tay Tawan membuatnya sangat frustrasi dan tidak semangat di pagi hari. Apalagi ketika dirinya membuka pintu asrama dan menemukan sosok yang terus memenuhi pikirannya berdiri disana, dihadapannya. 

"Telat 5 menit," ucap pria dingin itu. 

Apanya yang lima menit? Jelas-jelas New bangun dan bersiap-siap seperti biasa, dan ini masih jam 6.45 pagi!! Kenapa pria itu berdiri didepan asramanya sepagi ini? 

"......ha?" 

Wajah Tay sedikit berkerut, namun beberapa detik kemudian dirinya membawa tangan New dalam genggamannya. Kelakuan Tay sedikit membuat New merasa bingung sekaligus risih, presensinya yang secara mendadak menghadirkan gelora penuh kecanggungan. 

"Kita sudah terlambat," Ucap pria itu dan menarik tangan New untuk berjalan keluar dari asrama. 

Diam-diam wajah New memerah, ia sesekali melihat kearah Tay dan genggaman mereka berulang kali.

Ketika mereka sampai di parkiran asrama, Tay memberikan helm yang berbeda. Warnanya cerah, namun tak begitu norak. Sesuai dengan selera anak muda zaman sekarang, dan lagi ukurannya lebih kecil dari helm yang kemarin ia pakai. Di dalam helm itu juga terlipat sebuah jaket berwarna abu-abu. New mengambilnya dan memakainya, aroma parfum milik Tay menguar dan tercium di hidung New. 

Setelah Tay selesai memakai helmnya, ia berbalik dan menatap New yang masih memakai helmnya. Ia berinisiatif meresleting jaket yang dipakai New sebelum dirinya menghidupkan motor. 

"Cuaca sedang dingin, pakai dengan benar." Ucap pria itu sembari menaikan resleting jaket New. 

"Umm.." Gumam New. 

Setelah New duduk di jok belakang, motor berjalan meninggalkan area asrama. Untuk pertama kalinya, New berangkat ke sekolah dengan motor dan lagi di jam 6.45 pagi! 

-20-

Tay dan New berjalan bersama memasuki koridor. Mereka tiba tepat 15 menit sebelum bel berbunyi, itu adalah rekor tercepat Tay yang datang ke sekolah. Biasanya, pria dingin itu datang telat ke sekolah atau paling tidak datang tepat saat bel berbunyi demi menghindari keramaian. Namun kali ini, demi seonggok pria manis yang tampak bersembunyi ketakutan dibelakangnya karena kerumunan didepan sana seakan mengerubungi mereka bagaikan mendapat santapan empuk membuat Tay penuh percaya diri berdiri di sana.

Tay berbalik, menghadap ke arah New yang berdiri ketakutan namun tampak imut di mata elang miliknya. Pria manis itu masih mengenakan jaket besar milik Tay yang sengaja Tay sediakan untuk kekasih manisnya.

"Kita ke kantin," Ucap Tay sembari menggapai lengan jaket yang menenggelamkan tangan halus milik sang kekasih.

"Kenapa kantin?" Cicit New namun dirinya mengikuti langkah Tay yang membawa mereka ke kantin. Mereka membelah kerumunan dengan Tay yang berada di depannya.

"Sarapan"

Benar juga, New baru ingat dirinya belum sarapan karena saar di perjalanan tadi dia tertidur di pundak Tay dengan lengannya yang memeluk Tay erat.

New tak bergeming setelah percakapan mereka. Ketika sampai di kantin, mereka menemukan gerombolan Tay yang duduk di meja paling depan. Arm mengangkat tangannya memberi tanda pada mereka untuk duduk bersama.

New duduk diujung kanan dengan Tay yang duduk disebelahnya. Pria dingin itu memberikan sekotak susu sweet delight yang sudah ditusuk sedotan bersama dengan roti cokelat yang biasanya ia beli sebelum ke sekolah. New menerima dengan senang hati dan langsung melahapnya tanpa mempedulikan Tay dan teman-temannya.

"Jangan lupa transfer duitnya." Sarkas Off pada Tay yang terus-menerus menatap New menyantap sarapannya.

Tay hanya mengangguk dan ikut menyantap sarapannya dengan menu yang sama. Tay biasanya tidak sarapan dan hanya minum segelas kopi, tapi mulai hari ini ia akan ikut sarapan bersama New.

Ting

"Bajingan, Tay gila!" Cicit Off kala mendapat notifikasi dari rekening banknya.

Sedangkan si pemilik nama malah sibuk berusaha menghabiskan sarapannya. Tiba-tiba saja perutnya terasa mual, tapi ia tidak ingin memuntahkannya.

"Kita ke kelas duluan" Ucap Arm final karena merasakan hawa yang menjijikan dari Tay dan New. Ia tak ingin melihat kemesraan —kebucinan dari pria dingin dengan pria polos didepannya.

Arm beranjak bersama yang lainnya meninggalkan Tay dan New di kantin. Mereka sedikit geli sekaligus jijik melihat teman mereka yang sangat bucin.

"Kalau terus begini, aku rela jadi budak Tay buat beliin sarapan tiap hari" ujar Off.

"Jangan ikutan gila"

"Beneran, sekali beli sarapan bisa dapat 5 juta"

"HAHHH?!!"

Off langsung menunjukkan nominal uang yang ada di banknya pada mereka. Dan memang benar tertera 5 juta hasil transaksi dari Tay sebagai biaya sarapan yang Tay titip pada Off untuk membelinya.

"Tay Tawan memang gila kalau udah jatuh cinta"

-20-

"New!" Panggil Mild saat jam istirahat baru berbunyi. Perempuan itu sudah bertengger didepan kelas New sejak 5 menit yang lalu, kebetulan sekali kelasnya selesai lebih cepat. 

New tak bergeming dari posisinya yang menumpukan kepala pada lipatan tangan diatas meja. Dirinya merasa sangan ngantuk karena semalaman tak bisa tidur, dan hari ini juga ia bangun terlalu pagi. Ia sedang tak ingin kemana-mana selain tidur di kelas, badannya sedang tak ingin bergerak. 

"Kantin?" Tanya Mild.

"Kau saja." 

"Ada apa? Kau sakit?"

"Aku ngantuk, kau saja yang pergi."

"Yasudah, kau mau nitip sesuatu?"

New menggeleng pelan dengan posisi kepala yang masih menunduk. Ia masih mengenakan jaket abu-abu milik Tay, tak berniat untuk melepas meskipun cuaca sudah mulai memanas. 

"Baiklah, kalau kau butuh sesuatu telfon aku." Kata Mild sebelum meninggalkan New di kelas bersama beberapa siswa yang juga berada di kelas. 

Untuk sejenak, New merasa tenang dan dia tertidur. Kipas yang berada tepat diatasnya serta suara hening di kelas yang cukup sepi membuat New merasa nyaman dengan tidurnya. Ia sama sekali tak merasakan adanya gangguan, bahkan ketika Tay yang masuk ke kelasnya dan duduk di kursi depan New menghadap dirinya. 

Tay masuk dengan membawa sebuah permen rasa susu stoberi, meletakkannya diatas meja New. Ia menatap New yang masih tertidur, surai hitam milik pria manis itu melambai-lambai ringan diterpa angin dari kipas yang berputar diatas kepalanya. Ia berinisiatif memakaikan topi dari jaket abu-abunya diatas kepala New agar angin dari atas kipas tidak membuatnya kedinginan. New sama sekali tak terusik, dirinya malah mengubah posisi tidurnya menghadap kearah tembok di sebelah kiri. tangan kanannya ia luruskan sebagai tumpuan kepala dan tangan kirinya ia biarkan bertengger di samping wajahnya. 

'Imut'  batin Tay.

TING

Ponsel milik Tay berbunyi. Earth menelponnya. 

"Hmm.." 

"Ke markas sekarang!"

Tutt

Tay bangkit, dirinya mengusak pelan kepala New yang tak bergeming sama sekali. Kemudian, dirinya meninggalkan kelas New tepat ketika bel istirahat berakhir. Setelah itu, Tay menghilang dari sekolah bersama teman-temannya entah kemana. 


Bersambung....

Gorgenais | TaynewTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang