₹Reader POV₹
Begitu aku membuka mataku.
"Oh, am i dead and i in hell? I see the angry devil"
Biasa saja dong mukanya baru bangun.
"What?"
Masih saja menatapku seperti itu.
"Why you so mad?"
"I...what happend? In space"
Aku tidak mau jawab.
Aku tidak mau megingat hal pahit di sana.
Aku membalikkan badanku yang sakit...sekali!
Dia pasti akan terus menanyakannya.
"I want a answer doll"
"Leave me alone..."
"Terakhir aku meninggalkanmu kau selalu berakhir tidak baik"
"Aku tidak mau mengatakannya sekarang...", itu hanya membuat hatiku sakit.
Aku terlentang lagi dan menutup mataku dengan lenganku.
"Sorry Buck..."
Aku hanya bisa mengatakan itu.
"Why you crying doll?"
"I'm sorry...i'm sorry"
"Hei, hei, ssh"
Perkataan maafku tidak akan cukup...
Tidak akan bisa untuk membuatnya kembali.
Tidak bisa membuatnya hidup kembali.
"I...i lose everything...i fail...
I'm to weak...i can't --""Doll, stop...stop hurting yourself"
"It's all my fault..."
"Look at me", dia menangkup wajahku. "A-aku tidak tahu apa yang terjadi tapi [y/n]...aku di sini untuk mendengarkan, jika kau tidak keberatan untuk cerita"
"Buck...i...i..."
Sakit...
Sakut! Sakit! Sakit!
Bukan karena tubuhku terluka.
Sesak...dadaku sesak!
"It's okay if you wanna scream and crying, it's okay doll"
✴️✴️✴️
₹Bucky POV₹
"Wanna talk about that?"
Dia sudah lebih tenang dari sebelumnya.
"Kalau belum aku panggil--"
"Just stay here...i want it"
Badannya masih gemetar dari tadi, habis nangis seperti itu.
Apapun yang terjadi di sana, pastinya mnegerikan.
Siapapun yang melukainya aku tidak bisa maafkan.
Tapi aku bisa berbuat apa?
"Yondu...is dead...he is dead...in front of me...it's my fault"
"No, no doll, it's not"
"Yes...it is"
"Tell me everything"
Dia mulai cerita semuanya dari awal.
Orang berkulit biru yang kulihat waktu itu dimintai tolong oleh seorang ratu berkulit emas katanya.
Luar angkasa memang aneh.
Lalu dia mendatangi mereka dengan tawaran menggandakan atau meniru benda yang dicuri seorang beenama Quill.
Anggota Ravenger atau apa itu berkhianat dan ada kapten baru, dia ditahan bersama Yondu dan beberapa temannya.
Yondu terpaksa membunuh mantan anak buahnya, [y/n] ingin membantu tapi tidak diizinkan karena alasan tidak mau mengotori tangannya.
Such a good guy, good father.
Mereka berhasil menyusul Quill tapi terjadi insiden saat itu, mereka meledakkan planet.
"Yondu melemparku drngan jet packku ke pesawat dan memaksaku untuk tidak ikut campur...demi aku...demi aku dan Quill dia..."
"Hei, ssh, it's not your fault"
"But he die because of me..."
"No, no, that isn't your fault...he want you alive", aku mengelus kepalanya. "Berhenti menyalahkan dirimu sendiri, dia pasti tidak mau kau begini"
"Aku sudah mengecewakannya juga...", dia menutupi lagi wajahnya dengan lengannya. "Aku termakan emosi...aku hampir menghancurkan satu planet"
"Doll...", aku tahu rasanya bagaimana.
"Aku dengar rumor ada batunyang bisa--"
"Kau tidak bermaksud membangkutkannya lagi kan?"
"I do..."
"Doll--"
"Aku tahu, aku tahu orang yang sudah tiada tidak bisa bangkit...orang itu mengatakannya juga, si penjaga batu tersebut, dia bilang untuk mengambilnya harus ada yang dikorbankan...aku terdiam di sana untuk waktu yang lama dan...aku tak bisa ingat sebagian kejadian sampai aku di sini"
"Doll, don't do that again"
"Leave me alone...i want sleep"
"I will be here and not levaing you alone"
"Sesukamu sajalah..."
Pasti berat rasanya.
Ini bukan kejadian yang baru dia alami.
Ini kedua kalinya orang tuanya meninggal di depan matanya.
"What are you doing?"
"Holding your hand"
"For what Buck?"
"Because you needed"
"Whatever..."
Orang yang tadi merawatnya baru datang untuk memeriksa keadaannya lagi.
Dia tidak mengira kalau [y/n] akan bangun secepat ini.
Aku menemaninya di sini atas izin mereka.
"Why you always here?"
"Because i want it doll"
"Hah...kau tidak menyentuh barang labku kan?"
"Ehm, no..."
"Mencurigakan, Nevis perlihatkan rekaman di labku pada saat aku pergi"
[Baik, sedang memproses]
"Wait what!?"
"Mari kita lihat, jika kau sentuh barangku akan kumaafkan asal kau rahasiakan kejadian yang kualami di luar angkasa dari Sam"
"Ehm, okay..."