35. Setelah hari itu

13.4K 1.3K 106
                                    

⚠️ agak 🔞🔞 ⚠️

Mediasi pertama sudah dilalui beberapa hari lalu.

Dunia ini keparat.

Nia tak ada hentinya selalu mengutuk kalimat itu setiap jamnya. Garsa masih ingin mempertahankan rumah tangga dengan dalih dan berjanji akan menuruti permohonan yang Nia jadikan alasan perceraian. Itulah fakta proses perjuangannya dalam memisahkan diri.

Nia menggugat dengan alasan hubungan itu hambar tak ada yang memenuhi kebutuhannya. Kebutuhan batin. Dia merasa dicueki. Asing. Dan, merasa tak ada alasan bertahan lagi. Lelaki itu tak sudi menyentuhnya. Buktinya sudah setahun menikah, dia masih menyandang status sebagai perawan. Saat Garsa memberikan kesaksian jika dirinya sudah pernah mengajak Nia untuk berhubungan. Bukti itu dibantah oleh Garsa. Sudah semakin tebal saja otot malu di wajah Nia. Karena dia bagai dibalikkan oleh lelaki itu di depan para mediator. Nia menjawab, jika dia tak mau berhubungan saat jelas-jelas tahu betul bagaimana perasaan asli dan kelakuan Garsa selama dalam rumah tangga yang bagai masih mencintai wanita lain.

Laki-laki itu berkata pada mediator, jika masih ingin memperjuangan pernikahan. Brengseknya, Garsa berjanji akan memberikan kebutuhan batin Nia dalam jangka waktu secepatnya.

Alasan cerai yang kurang kuat, yang jadi bisa mudah disanggah dan diberikan solusinya. Kurangnya kesaksian saksi. Bukti kuat yang jadi alasan harus berpisah. Katanya hubungan mereka masih bisa diselamatkan, benarkah begitu wahai para ahlinya?

Atau itu hanya berupa cara untuk bisa dilalui, karena salah satu cara hakim melanjutkan persidangan adalah adanya hasil proses mediasi. Dengan berbagai tuntutan Nia, jika dia sudah ogah melanjutkan hubungan dengan lelaki yang masih mencintai masa lalunya, tidak mempedulikannya, dan pernah nyaris saja menyerang fisiknya. Andai saja, dia melayangkan gugatan sejak awal saat Garsa benar-benar masih bersikap cuek, dingin, dan mati hatinya seperti beberapa bulan lalu. Bukan saat di mana, sekarang lelaki itu katanya sudah taubat dan berjanji akan berubah.

Nia belum bisa berkata jujur depan mereka, jika sebenarnya, andai perasaan cinta masih ada, pasti bisa dia menerima kembali kehidupan melanjutkan dan membangun kembali dengan Garsa.

Sayang, sudah lama dia lagi tidak mencintai.

Nia rasanya mau gila hasil persidangan perceraiannya pemeriksaan yang awalnya mengira akan sukses dilalui. Hasil mediasi yang terjadi hanya satu kali itu nyaris berupa saran rujuk, sebab tak akan bisa pengadilan mengabulkan permohonannya karena Garsa hadir dan mengikuti proses pemeriksaan berkas dan juga mediasi.

Kurangnya bukti jika semua usaha sudah dilakukan agar bisa membuat Garsa mencintainya. Di hadapan mediator, Garsa tetap kekeuh akan berusaha mencintai Nia. Nia tidak luluh, dia ogah menerima solusi untuk rujuk. Jika mediasi satu kali dirasa kurang. Garsa dan mediator sangat berharap akan ada acara mediasi kedua. Jika setelah itu Nia masih teguh pada pendiriannya, dia amat yakin setelah mediasi selanjutnya, dia sudah bisa kekeuh menolak rujuk dan bisa menandatangani berkas gagal mediasi. Maka mediator bisa kembali melemparkan kasus ke meja persidangan.

Yeah, mereka berdua sudah melalui mediasi pertama. Hasil yang masih abu-abu. Banyak yang percaya jika mereka akan berhasil bertahan dalam proses mediasi selanjutnya nanti. Sial!! Pernikahan adalah perjuangan seumur hidup, katanya.

Wanita itu tak bisa mengelak dan akan berusaha mencari bukti lainnya untuk melayangkan membela diri di sidang selanjutnya lagi nanti. Sebab dia tetap menolak untuk berdamai atau rujuk dengan cara mediasi itu.

Saksi. Bukti. Saksi. Bukti.

Mereka akan menghadapi tahap sidang mediasi selanjutnya. Bulan depan.

CompromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang