Alice

4.4K 194 0
                                    

Hari kedua di bali, Adnan dan Thea berjalan jalan di sekitar pantai. mereka membeli oleh-oleh untuk ibu Thea.

Setelah lelah berjalan jalan, Adnan Dan Thea mencari restaurant untuk makan.
Sekarang sudah pukul 15.00 Thea sudah merasa sangat lapar.

Adnan memarkirkan mobilnya di sebuah restaurant terkenal di dekat pantai. Adnan dan Thea pun sibuk memilih menu. Setelah selesai, mereka menunggu makan mereka siap.

"Bagaimana?.Apa kamu senang?" Tanya Adnan.

"Tidak perlu dipertanyakan, aku sangat senang" Balas Thea.

Merekapun berbicara tentang rencana rencana mereka.

"Haiii !!!" Suara perempuan berteriak menghampiri meja Adnan.

Adnan mencari sumber suara tersebut. Ternyata itu Adalah Alice. Adnan buru buru membuang wajahnya.

"Wah ternyata benar Adnan" Alice beranjak duduk didepan Thea.

Adnan enggan membuka suara, Thea pun karena merasa tidak mengenalnya enggan membuka suaranya. Rasanya Aneh. 

" Well, Siapa wanita ini?" Alice menunjuk Thea.

" Calon istriku" Ucap Adnan masih dengan wajajmh datarnya terlihat jelas bahwa Adnan sudah kehilangan moodnya.

"Jadi?"

"Kata apaan itu? Ada apa dengan 'jadi'?" Batin Thea.

"Ehm Aku akan menikah" Balas Adnan masih dengan seadanya.

Alice mengangguk, "Kamu kan memang sudah bilang beberapa hari yang lalu,itu juga alasanku menemuimu dikantor, ternyata kata pegawai disana kamu sedang ke bali, that's why aku menyusulmu, aku ingin meminta kejelasan".

Dari Nada bicara Alice, dan pilihan kata Alice, Thea mengira apa mereka belum menyelesaikan hubungannya dengan baik?
"Apa dia hamil?" Batin Thea.

"Sorry, kamu hamil?" Thea nyelonong masuk ke lingkaran obrolan mereka, Maksud Thea hanya untuk mencairkan suasana. Sayangnya, Alice langsung melotot kearah Thea.

"Dasar nenek sihir, tidak tahu maksud baikku" Batin Thea lagi.

"Awas matanya konslet" Sindir Thea tidak terima.

"Kamu kurang ajar ya, Aku udah jauh jauh kesini, niat baik memints kejelasan. Kamu malah nanya apa aku hamil. Kamu sadar gak sih? Otak mu dimana?!! Alice mulai naik emosinya.

Suasana di meja mereka mulai memanas, Adnan mulai mengawasi pergerakan Alice agar tidak menyakiti Thea.

"Oh ya, Aku sangat sadar. Otak ku di tempurung kepala, kenapa tanya? Otakmu pindah tempat? Balas Thea, Tertawa sinis.

"Kalau kamu sadar posisimu, harusnya kamu menghargai aku disini sebagai 'Orang Terdekat' Adnan" Balas Alice sengit.

Belum sempat Thea membalas, Adnan memisahkan mereka. "Udah"

"Apa kamu bilang? Udah? Alice yang selesai membalas Thea, balas menyerang Adnan dengan kalimat pedas.
"Apa hubungan kita dulu gak ada artinya buat kamu? Apa kamu pernah tahu sakitnya perasaan aku ketika tahu kamu mau menikah dengan wanita satu ini? Aku benci!" Alice mulai mengeluarkan air mata.

"Dengan segala hormat, aku minta maaf tapi bisakah kamu berhenti? Aku sudah menentukan pilihanku, Tentang kita dimasa lalu aku sudah maafkan. Mungkin memang kita tidak ditakdirkan bersama" Jelas Adnan dengan expresi wajah sendu.

Mereka berdua seolah hidup di dunia lain. Thea yang memperhatikan bagaimana mereka berinteraksi, hanya mampu menghembuskan nafas dalam.

"Awalnya aku gak tahu, kalau kalian punya masa lalu yang mungkin indah, setelah aku tahu semuanya, aku ingin memiliki Adnan seperti kamu ingin memilikinya" Ucap Thea.

Alice menggeleng mirip burung hantu. "Bodoh."

"What? Aku dibodoh bodohin sama saingan" Batin Thea.

"Kamu juga bodoh" Ucap Thea.

"Kamu lebih bodoh" Balas Alice tidak ingin kalah.Air matanya masih terus keluar.

"Kamu jauh lebih bodoh" Thea terus membalas makiannya, Tangisan Alice sama sekali tidak mempan untuk membangkitkan rasa kasihan Thea. Sebaliknya justru mirip garam yang ditabur sembarangan diatas luka. Sakit.

Tiba tiba Adnan mengangkat sebelah tangannya. " Sama sama bodoh tidak perlu ribut". Ucap Adnan.

"Sportif dong, Aku yang menang, aku yang akan menikah dengan Adnan, udah sana balik ke kampung" Dengan Tenang Thea tersenyum manis,Terang terangan mengusir Alice.

Alice mengangkat kedua tangannya ingin mencakar wajah Thea, untung Ada Adnan di tengah tengah mereka.

"Udah" Ucap Adnan menahan Tangan Alice.

"Ah, dasar bodoh, Keluar kalian berdua!!" Alice mencapai batas kesabarannya 

Tanpa repot repot pindah tempat, Thea cuma menatap meja Alice. "Kamu gak lihat? Siapa yang pesan, siapa yang gak?".  Alice mengikuti Arah pandang Thea. Mejanya kosong, berlawanan dengan meja Thea yang penuh makanan.

"Karena kamu sama sekali 'gak menguntungkan' bisnis restaurant ini, sewajarnya kamu yang keluar duluan. Silahkan, pintunya disebelah kanan, jangan lupa jalan pulang ya" Jelas Thea tersenyum penuh kemenangan.

Adnan membulatkan matanya, Adnan tidak menyangka bahwa Thea akan mengatakan hal itu. " Kalau kamu masih ingin makan, silahkan " Ucap Adnan.

"Gak, Gak sudi lihat wajah wanita ini. Najis!. Aku ingin pulang, Bye." Alice pergi sembari melengos gitu aja. Reaksi Thea? Gak peduli. melempar sendok berlumuran krim ke punggung Alice juga udah cukup.

" Jadi itu mantan kekasihmu?" Tanya Thea sinis kepada Adnan.

Adnan hanya mengangguk perlahan, Adnan masih tidak menyangka jika Thea bisa mengeluarkan kata kata pedas. dan Thea bisa memprovokasi Alice. Hebat.

My Annoying Lecturer ( SELESAI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang