Tidak ada yang bisa merusak cuaca yang sempurna hari ini. Matahari terbit di langit untuk menerangi seluruh negeri. Angin bertiup untuk mendinginkan semua orang di sekitar. Banyak burung sedang beristirahat di atap Istana dan bahkan berkicau, sepertinya mereka sedang bernyanyi di atasnya.
Pasukan infanteri, pasukan kavaleri, dan pengawal Ratu berbaris, berlatih untuk sesuatu yang besar.
Seluruh negeri sudah dalam damai setelah satu tahun. Semuanya menjadi tenteram ketika Lisa mengambil tindakannya sebagai Ratu. Semua orang kembali ke pekerjaan mereka seolah-olah tidak ada yang terjadi.
Meskipun sudah setahun sejak banyak orang meninggal, Royalti masih berduka setiap kali mereka memikirkan beberapa kemungkinan.
"Ayo!" Teriak Bobby saat membuka pintu mobil.
"Tunggulah! Chaeyoung terlalu lambat untuk bergerak!" Jimin mengeluh. "Chaeng! Lihat jam berapa sekarang! Kita akan terlambat!" Dia berteriak di luar.
"Aku datang!!" Dia menjawab dari dalam rumah, dia berlari ke bawah sambil membawa tiga paper bag di tangannya. Dia berpamitan kepada orang tua mereka dan berlari keluar.
"Dasar kura-kura" Jimin menggelengkan kepalanya dan mengambil paper bag itu.
"Maaf~" Chaeng cemberut.
"Ya ampun berhentilah melakukan sibling goals! Cepatlah!" Bambam yang ada di samping Bobby juga menyela.
Keduanya berjalan menuju mobil tetapi Yoongi yang ada di mobil lain menghentikannya.
"Di sini. Kau tidak cocok di sana" katanya.
Seorang pengawal keluar dari mobil dan membukakan pintu untuk keduanya. Mereka terlihat sangat bersemangat dan bahagia hari ini.
"Aku senang dan gugup pada saat yang sama" Chaeng berkata. "Di mana Lady Jisoo?"
Mobil melaju sehingga mereka akan tiba tepat waktu.
"Dia bersama Lady lainnya. Jangan khawatir kau akan melihatnya nanti" Yoongi meyakinkannya sambil melihat ke luar jendela.
Jimin menampar pahanya dengan kuat. "Yah! Hyung aku tidak ingin seseorang mendekatinya" Jimin tidak setuju.
"Aku bukan anak kecil lagi!" Chaeyoung menyilangkan tangannya dan menyandarkan punggungnya di sandaran.
Yoongi tertawa dan menggelengkan kepalanya. "Lebih baik kau tidur karena perjalanan kita masih panjang sebelum kita tiba di Istana"
"Kita akan pergi ke mana?" Jimin bertanya ketika dia menyadari bahwa itu bukan jalan untuk menuju Istana.
"Kita masih harus menjemput Irene atau Seulgi akan membunuh kita" Yoongi terkekeh.
Chaeng melihat ke luar jalanan Seoul yang damai. Dia melihat taman yang biasa menjadi tempat mereka tampil, dia tersenyum tanpa sadar dan bahkan berlinang air mata memikirkan dia merindukannya. Setelah beberapa kerja keras, Jennie, Irene dan Rosé sudah lulus kuliah.
-----
Seulgi POV
"Kau antusias?" Jisoo bertanya padaku.
Kami berjalan-jalan di sekitar Istana untuk menikmati minuman. Yang bisa aku katakan adalah, semua orang di dalam sibuk sehingga kau tidak dapat berbicara dengan mereka selama itu.
"Siapa yang tidak?" Aku tertawa dan menghela napas saat aku melihat sekeliling Istana. "Aku merindukan Taehyung" kataku hampir berbisik.
Kami mengambil tempat duduk kami di bangku terdekat untuk beristirahat. Para penjaga yang lewat menundukkan kepala untuk memberi hormat.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Kingdom - JENLISA (ID) GxG ✔
Fanfic"Aku menunggu satu dekade hanya untuk melihatmu" Sebuah foto yang akan aku hargai sampai nafas terakhirku. (ADAPTASI FANFIKSI JENLISA) Cerita ini merupakan terjemahan atau versi Bahasa Indonesia dari "You are My Kingdom" yang ditulis oleh @Mandulim...