Bunga Lily

165 27 22
                                    


-Happy Reading-

Hari Minggu ini Lia di rumah saja, stay at home. Alasannya tidak ada yang mengajak keluar. Vanya dua hari ini tidak ke rumahnya sedangkan Jeno, ia belum kemari. Padahal jika libur, biasanya Jeno sudah berada disini menemaninya. Sekarang Lia sedang menyirami tanaman bunganya yang sudah bertambah. Kemarin, Lia menambahkan bunga aster, bunga Alamanda dan bunga tulip.

" Selamat pagi "

Lia menoleh ke belakang. Orang yang menyapanya tadi tersenyum lebar seraya menatap Lia. Ia kemudian mendekat dengan kedua tangan di belakangnya.

" Pagi Jeno " balas Lia tak kalah hangatnya. Akhirnya orang yang ditunggu-tunggu datang juga.

Jeno melirik sekitar, " semakin hari bunga mu semakin banyak "

" Pasti, aku mau buat taman ini makin cantik "

" Aku ingin menyumbangkan satu bunga cantik untuk tamanmu " ucap Jeno.

" Mana? " Lia mengulurkan tangannya dengan mata yang berbinar.

Jeno menarik tangannya yang berada di belakang lalu menunjukan bunga Lily putih yang tertanam cantik di pot berwarna coklat.

" Waw " gumam Lia. Ia mengambil pot bunga Lily dari tangan Jeno. Lily putih bunga yang cantik.

" Kau suka? " Tanya Jeno.

Lia tersenyum lebar, " Suka banget, makasih "

" Kau tau bunga Lily melambangkan apa? "

Lia menatap Jeno lalu menggeleng. Ia tidak tau sama sekali.

Jeno menatap bunga Lily yang kini sudah berada di tangan Lia, " kemurnian cinta sejati, kesetiaan... " Ia beralih menatap Lia.

" Dengan harapan, cinta yang dibangun dapat terus abadi sampai maut memisahkan " Jeno tersenyum penuh arti. Ini cinta pertamanya dan Ia tidak akan menyia-nyiakannya. Kedua matanya menatap lurus ke depan dimana gadisnya tengah berdiri.

" Aku tidak akan pernah melepaskanmu, Lia " ucap Jeno serius. Lia tersenyum, ia meletakkan pot bunganya lalu memeluk Jeno, " aku percaya sama kamu, Jen "

Jeno pun membalas pelukan Lia dengan erat seolah ia memang tidak akan melepaskan Lia.

Tak berselang lama pelukan mereka terlepas, " hari ini kau mau kemana? " Tanya Jeno.

" Aku ngga mau ketemu banyak orang " jawab Lia.

Jeno mengangguk mengerti, ia akan mengajak Lia ke ladang lavender saja kalau begitu. Tempat itu cocok untuk menenangkan diri dan mengobrol dengan tenang.

" Ayo " ajak Jeno seraya menggandeng tangan Lia. Mereka pergi ke ladang lavender dengan berjalan kaki. Jeno sengaja tidak membawa kudanya. Akhir-akhir ini kudanya sudah banyak beraktivitas, pasti kudanya merasa lelah. Maka dari itu Jeno membiarkan kudanya beristirahat di rumah.








" Bilang aja mau berduaan sama Lia tanpa ada yang ganggu. Ngaku Lo Jen! "







Setelah sampai, hamparan bunga lavender yang cantik langsung menyambut mereka. Jeno mengajak Lia duduk di bawah pohon rindang yang posisinya berada di dataran tinggi. Alhasil mereka dapat melihat dengan jelas pemandangan indah di depan mereka.

FIRST LOVE | Jeno×Lia |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang