00 - Prolog

458 60 0
                                    

19 Januari 2019

DALAM sekejap beberapa orang terduduk memberikan penghormatan pada seorang gadis cantik yang tewas karena ditusuk tepat pada bagian paru-paru.

Pelayat yang datang dengan pakaian seragam berwarna hitam gelap lekas menenangkan seorang gadis belia yang kini hidup sebatang kara ditinggal sang kakak tercinta. Tubuhnya yang hanya kaku mematung dengan jepit putih di dekat telinganya hanya terus menatap kosong ke arah foto sang kakak yang tersenyum merekah tanpa beban dengan rangkaian bunga di sekitarnya bersamaan dengan lilin yang menyala. Air matanya terus mengalir tanpa terisak dengan wajah dekil tak terawat. Benar, gadis itu seakan tak percaya dengan kejadian yang menimpanya tepat dihari ulang tahunnya yang ke enam belas tahun.

"Aku harap, mendiang kakakmu tenang disisinya Tuhan.."

Tak membalas ataupun menatap, gadis itu hanya menunduk dan memeluk lututnya; guna mengeluarkan pecahan tangisnya yang terus ia pendam.

..

POV

Tepat diwaktu yang bersamaan saat gadis dihadapan ku terisak, tubuhku lemas seketika dan menangis terisak disaat itu juga. Buru-buru melangkah ke arah gadis berumur enam belas tahun itu dan menatapnya dengan mata sebam, bangkit kemudian seolah tak percaya dengan apa yang telah terjadi.

"Jawab aku, aku mohon. Ini tidak benarkan?! Bagaimana bisa?"

"Hei! Jian! Bagaimana bisa brengsek!"

"Aku tidak matikan? Jian! Jian Lee!"

•••

F I R S T  D A T E ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang