— 20 Desember 2020
SERAGAM semua tertunduk memberikan penghormatan kepada sebuah foto dengan rangkaian bunga cantik; foto seorang perempuan paruh baya dengan kerutan di sekitar wajah yang terbentuk akibat senyum lebarnya.
Tepat diwaktu bersamaan, laki-laki bersurai legam yang tengah menahan isak tangis menaruh mawar putih dan membungkuk penuh hormat. Bergumam dengan suara gemetar sembari menunduk penuh hikmat. "Aku harap nenek tenang disisi Tuhan, aku janji akan merawat diri dan peninggalan nenek dengan baik.." berdiri tegap selanjutnya, tangannya perlahan menyeka air mata yang terjatuh ke pipi, mundur beberapa langkah, merotasikan tubuh dan berjalan ke arah ruang makan bagi para pelayat, Jungkook terdiam beberapa saat tepat ketika seorang gadis berlari melewati ruangan dengan gaun ungu mekar mewah yang menarik atensinya. Langkahnya lekas berlari mengikuti dengan perlahan ditimpali rasa penasaran teramat, sembari menyeka beberapa tetes air mata yang melewati pipinya.
"Siapa di sana?" Pekiknya pelan tepat sampai diambang pintu dengan beberapa rangkaian bunga disampingnya. Irisnya kembali mendapati sosok tersebut yang masuk ke sebuah ujung lorong tepat kamar mendiang sang nenek berada.
"Jungkook-ah, kau mau kemana hm? Masih banyak pelayat disini.." tegur Jimin menepuk pundak Jungkook.
Gelagap, ia langsung berotasi menatap Jimin dengan senyum tipisnya. "Ya? Ah, anu-" jeda Jungkook melirik ujung lorong. "Aku ingin pergi ke kamar nenek sebentar.."
"Kook, aku tau ini memang sulit—" Ucapan Jimin langsung terpotong, lantaran sang lawan bicara berlari ke arah kamar sang nenek buru-buru dengan wajah sulit dijelaskan. Seolah paham, tangan milik Jimin memegang dadanya dan mengangguk paham akan situasi yang Jungkook hadapi. "Aku tau ini berat, ini sulit, tapi kau harus tetap bertahan untuk kelangsungan hidupmu sampai tua, wahai pria berotot.." gumamnya dan berbalik sembari menepuk dadanya penuh hikmat.
..
Nafas berhembus sejenak selepas membuka pintu ruangan dengan penuh rasa penasaran, netranya langsung mengedar pandang sekeliling ruangan; dan langsung menampaki seorang gadis duduk anggun membaca sebuah buku tua bersampul merah yang langsung membuat Jungkook membulatkan irisnya panik.
"Hei! Lancang sekali kau membaca buku harian nenek!" Pekik Jungkook merampas buku yang ada di genggaman tangan gadis bergaun mekar mewah itu. Pun irisnya kembali membulat, lantaran gadis dihadapannya malah tersenyum dan memeluk dirinya.
"Kau bisa melihat ku? Sungguh?!"
Jungkook langsung memberontak melepas pelukan gadis itu. "Heh menjauh kau, kita belum sah! Memangnya kau apa sampai kau berkata begitu?! Kau hantu?"
"Eh? Apa kau tidak melihat kakiku?"
Dahi Jungkook langsung berkerut, Irisnya spontan menatap kearah bagian bawah gadis itu yang tertutupi oleh gaun. "Bagaimana bisa aku melihatnya kalau kakimu ditutupi oleh gaun?"
"Berarti kau lihat aku menembus pintu ke kamar nenek Eunjikan?"
"Menembus?"
Terdiam beberapa saat ia tersenyum kaku mengingat kejadian beberapa saat lalu yang langsung membuatnya menatap was-was gadis dihadapannya. 'Benar, aku baru ingat dia menembus pintu-karena terlalu penasaran aku sampai lupa apa yang aku lihat...' ucapnya dalam hati sambil mantap gadis dihadapannya yang tiba-tiba merubah ekspresinya menjadi datar anggun.
"Bagaimana? Bisa percaya sekarang, aku arwah?"
......
KAMU SEDANG MEMBACA
F I R S T D A T E ✓
FanfictionDengan surai tersisir rapi sekaligus jas hitam berkemeja putih, irisku takjub melihat seorang gadis bergaun mewah yang duduk di sebuah kursi nenek tengah membaca buku. - Jeon Jungkook. (END - (¿) CHP.) FORMAL / INFORMAL SHIPPER!!