16.

1.9K 105 7
                                    

***

Sesuai dengan permintaan mama nya, Sagara benar-benar pulang kerumah setelah berbulan-bulan tak berkunjung ke sana. Selama ini Sagara tinggal di rumah yang sudah ia beli dengan uangnya sendiri tanpa kedua orang tuanya tau. Mereka hanya tau Sagara yang tinggal bersama teman-teman nya di sebuah apartemen, tapi nyatanya tidak. Sagara sengaja tak mengatakan yang sebenarnya, entah untuk apa.

Sesampainya di rumah kedua orang tuanya, Sagara  mengambil nafas dalam-dalam, terus mengulanginya berkali-kali sampai dia bisa merilekskan diri.

Setelah itu, Sagara masuk ke dalam rumah megah bak istana itu. Rumah itu tampak sepi dan sunyi, tak banyak anggota keluarga nya di sana. Saat kaki jenjangnya sudah berada di ruang keluarga, saat itulah seorang wanita paruh baya keluar dari sebuah ruangan.

Wanita paruh baya itu tampak tegas dan berwibawa, bersamaan dengan keluar nya sosok lelaki paruh baya yang diyakini adalah ayah dari Sagara. Mereka mendekati Sagara dengan wajah dingin, memandangi anak sulungnya yang sudah beranjak dewasa.

Sagara mendengus, memalingkan wajahnya ke arah lain saat mata kedua orang tuanya tak berpaling sedikitpun.

"Ada apa mama, papa nyuruh gara ke sini lagi? " Tanya Sagara terdengar tak sopan.

"Duduk dulu, ini juga rumah kamu, jangan kayak tamu aja deh" Titah mama Sagara lalu duduk di dekat suaminya.

Sesuatu perintah, Sagara ikut duduk di sofa yang sedikit jauh dengan orang tuanya. "Ada apa? " Tanyanya lagi.

"Tenang boy, kamu jangan terburu-buru" Ujar ayah santai. Sedangkan Sagara semakin jengah dengan semua ini. "Langsung ke intinya aja! Sagara gak suka bertele-tele" Tegas Sagara.

"Oke, sekarang mama akan langsung ke intinya. Apa setelah ini kamu mau menuruti perintah mama gara? " Tanya mama membuat hati Sagara mendadak gelisah.

"Selagi  itu gak nentang keinginan gara ya it's okay" Jawab Sagara Ragu-ragu.

"Kalo mama dan papa suruh kamu ikut pindah ke Singapura gimana? Apa kamu mau? " Tanya mama lagi.

Mendengar itu Sagara terkejut, dia langsung mengeluarkan tatapan sinis nya yang membuat mama dan papa tertawa remeh. "Nggak, mama cuma becanda, kamu tenang, mama gak akan nyuruh kamu buat pindah. " Lanjut mama.

Emosi Sagara di pancing agaknya. "Sekarang apa lagi? " Katanya.

"Mama gak minta aneh-aneh, cuma minta kamu agar tinggal di sini lagi karena adik kamu zeyan minggu depan akan pulang ke Indonesia" Ujar mama.

"Gak! Gara gak akan mau tinggal di sini lagi! Dan apa hubungan Sagara sama kepulangan zeyan hm? " Tanya Sagara mulai tersulut emosi.

"Ya jelas banyak hubungannya, kamu ini kakak kandung zeyan. Ingat, anak papa itu hanya kalian berdua. Mama nyuruh kamu tinggal di sini lagi untuk menemani zeyan bermain dan lain sebagainya, agar dia tidak merasa sendiri. Apa kamu tega membiarkan adik kecil kamu itu kesepian di sini. Walaupun kalian sudah terpisah sejak kecil, tapi apa salahnya memulai akrab dari sekarang?" Jelas papa. "Ingat gara, adik kamu itu sedang dalam masa pemilihan setelah bertahun-tahun melawan sakit di luar sana. Sekarang dia sudah tidak akan mengeluh kesakitan seperti dulu. " Lanjutnya.

Sagara terdiam, mencerna penjelasan Sang papa. "Dulu yang ngusir gara dari rumah siapa? Sekarang siapa lagi yang nyuruh gara balik hm? " Geram Sagara mengepalkan tangan kuat hingga menampilkan urat-urat nya.

Papa menghela nafas panjang. "Ya memang dulu kami yang mengusir kamu dari rumah, tapi kan itu karena kesalahan kamu gara, kamu melanggar aturan papa. Jadi sekarang papa mohon kamu kembali lagi ke rumah. " Ujar papa memohon.

Setitik Luka Untuk Aya [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang