Setelah pulang dari rumah Alshava, Drax pun memutuskan pergi ke rumahnya untuk menenangkan diri. Ia duduk di sofa berwarna cokelat dengan perasaan yang gelisah. Seperti biasanya, notif chat banyak bermunculan di layar handphone Drax, tapi ia mengabaikannya dan larut dalam lamunannya.
"Andai gue bisa bilang secara langsung sama lo tentang perasaan gue sama lo, tapi gue takut di tolak untuk yang kedua kalinya sama lo seperti dulu Tha," gumamnya dalam hati.
Tut tut... tut tut
Sebuah pesan baru muncul di layar handphone nya, Mamanya Drax memerintahkan dirinya untuk kembali ke Restoran pukul 15.00 sore nanti.
"Gue kayanya mau tidur dulu deh, lagian masih 3 jam an lagi ke sore," ucap Drax.
Ia pun membaringkan tubuhnya di tempat tidurnya. Dengan gemercik air hujan, itu sangat membantu menenangkan pikirannya yang lelah dan membuatnya tertidur pulas.
3 jam kemudian, Drax terbangun dari tidurnya itu, ia melihat jam dinding di kamarnya dan menunjukkan pukul 15.00 sore, "Hah? gila cepet banget sih waktu, gak kerasa udah sore aja."
Menggunakan kaos putih dengan Jaket Parca berwarna Army, Sepatu Jordan serta gelang hitam di tangannya membuat Drax terlihat sangat keren. Tampang dan outfitnya yang mendukung membuat dirinya menjadi idaman para wanita.
Sesampainya di Restoran, ia dikejutkan dengan melihat Aretha yang duduk berdua dengan seorang karyawan Restonya yang sedang tertawa bersama, kecemburuannya membuat dia parno dan mengira bahwa pria itu sedang mencoba mendekati Aretha. Karena terbakar api cemburu, akhirnya Drax menghampiri Aretha bersama pria itu, "Woi! ngapain lo deket-deket sama Aretha? mau modus kan lu?"
Aretha yang duduk di kursi tempat makan, tiba-tiba berdiri dan mendorong bahu Drax, "Apa-apaan sih lo Drax, datang-datang langsung marah-marah gajelas gitu, ga sopan banget."
"Gue gak suka ya dia deket-deket sama lo!"
"Kenapa? hah?" Aretha berbicara dengan nada tinggi.
"Karena gue sebenernya sa...," Drax tidak melanjutkan ucapannya itu.
"Gue pasti bakal bilang lagi tentang perasaan gue sama lo Tha, tapi bukan dengan cara yang kaya gini, dan sekarang bukan waktu yang tepat," Drax melamun menatap wajah Aretha.
"Kenapa lo diem hah?" sentak Aretha.
"Ya pokoknya gue gasuka lo di deketin sama dia, dia itu playboy Tha," Drax menjulurkan jari telunjuknya pada salah satu karyawan pria nya itu.
"Lantas apa bedanya dia sama lo Drax?" bola mata Aretha berkaca-kaca.
"A-a-apa maksud lo Tha?" ucap Drax terbata-bata.
Pertengkaran mereka berdua disaksikan oleh seluruh karyawannya. Merasa kurang nyaman, akhirnya Drax mengajak Aretha untuk pergi ke suatu tempat dan mengajaknya berbicara.
Drax menghentikan motornya di sebuah taman, tempat mereka berbicara saat pertama kali bertemu lagi.
"Tha, jelasin sama gue apa maksud lo samain gue sama karyawan tadi?" Drax memegang bahu Aretha dan menatap kedua bola matanya.
"Udahlah Drax. Gue udah tahu semua sifat buruk lo, lo sering gonta-ganti cewe, sering jalan bareng sama mereka dan ngasih harapan ke semua cewe dengan perhatian-perhatian yang lo kasih, termasuk ke gue juga."
"Darimana lo tahu itu semua hah?"
"Lo inget waktu lo di rumah gue, lo naro hp lo di meja dan lo pergi ke toilet? handphone lo gak berhenti berbunyi, dan gue gak sengaja ngeliat chat yang muncul, dan semua chat yang muncul itu dari cewe semua, gue juga sempet cerita sama Shava, dan dia ngintai lo dan selalu cari tahu tentang lo, dan semua bukti emang bener nunjukin kalo lo itu playboy," Aretha menangis tersedu-sedu.
"Oke, gue akui gue salah Tha. Gue minta maaf banget. Tapi Tha, gue gaada perasaan sama mereka, gue sebenernya cuma sayang sama seseorang, tapi dulu gue pernah di tolak sama dia. Gue akhirnya ragu buat bilang lagi tentang perasan gue yang masih sama." Drax memberikan kode tentang wanita yang ia cintai.
Aretha terdiam dan sempat terlintas dipikirannya bahwa wanita yang dimaksud oleh Drax adalah dirinya, namun dia tidak mau terlalu percaya diri dan akhirnya berkata, "Ya tetep aja lo salah, lo tahu kan cewe tuh gampang nyaman, dengan perhatian-perhatian yang lo kasih, mereka pasti ngerasa di sayang sama lo, di kasih harapan sama lo."
"Iya Tha, maafin gue. Gue janji deh bakal berubah."
"Oia Tha, malem ini lo free gak? kalo lu free, gue mau ngajak lu dinner, anggep aja sebagai permintaan maaf gue sama lo tentang yang tadi," Drax melanjutkan kalimatnya.
"Gimana nanti aja deh ya, tar gue kabarin lagi."
"Em oke deh Tha. Terus sekarang gimana? mau langsung pulang aja nih?"
"Iya. Gue cape banget, pengen istirahat di rumah."
Drax pun mengantarkan Aretha pulang sampai ke rumahnya.
*****
Malam yang ditunggu-tunggu oleh Drax pun tiba, ia menyapa Aretha lewat aplikasi WhatsApp.
5 menit sudah berlalu, tetapi belum ada balasan chat dari Aretha. Akhirnya Drax pun memutuskan untuk menelpon Aretha, kemudian Aretha yang sehabis dari toilet itu mengangkat telepon dari Drax."Hallo, Drax," sapa Aretha.
"Hallo Tha, gimana jadi dinner ga nih?"
"Em boleh deh, gue siap-siap dulu ya," jawab Aretha.
"Oke deh, setengah jam lagi gue jemput ya," Drax sangat bahagia mendengar jawaban Aretha.
"Iya," singkat Aretha.
Aretha tampil sangat cantik malam ini, rambut yang terurai, mengenakan dress berwarna hitam, high heels berwarna hitam dan riasan wajahnya itu semua membuat dirinya terlihat sangat mahal.
Disisi lain, Drax yang menggunakan jas berwarna hitam juga terlihat sangat tampan. Ia menggunakan minyak wangi yang lumayan banyak di bagian tubuhnya agar tercium oleh Aretha.
Setengah jam kemudian..
Drax datang menggunakan sebuah Mobil lamborghini aventador warna biru. Malam ini akan menjadi malam yang istimewa untuk mereka berdua.

KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀𝐑𝐄𝐓𝐇𝐀
Teen FictionMemiliki nasib yang kurang beruntung dalam masalah keluarga dan percintaan pasti banyak di alami oleh banyak orang. Hal ini juga kerap dirasakan oleh seorang gadis cantik bernama Aretha. Rasa trauma yang selalu menyelimuti dirinya membuat dia lelah...