Part 26

465 76 5
                                    

Jieun berlari tergesa gesa Berlarian ke sekitar rumah sakit setelah mendapatkan kabar tak mengenakan mengenai Jungkook. Dengan hanya berbekal informasi tempat Jungkook di rawat, jieun bergegas menemui jungkook untuk memastikan keadaannya

"Jie-jiehoo" jieun berlari menghampiri putranya yang masih menangis di depan ruangan IGD tempat perawatan ayahnya

Tanpa kata apapun lagi, jiehoo memeluk ibunya menyalurkan rasa takut yang ia rasakan

"Ap-appa, darah appa sangat banyak eomma. Appa kesakitan eomma" jieun memeluk jiehoo erat menenangkan putranya yang masih begitu terguncang melihat langsung keadaan sang ayah yang begitu memilukan

"Appa tak appa sayang. Appa akan baik baik saja" jieun kembali menangkan jieun dengan kata katanya. Ia sama sekali tak mengerti kejadian yang menimpa Jungkook. Jieun pikir, Jungkook akan menjemput jiena dan jiehoo karena permintaan putranya, tapi sekarang ia justru mendapat kabar seperti ini dan tak melihat jiena sama sekali

Jieun melepas pelukannya pada putranya dan menatap jiehoo yang masih menangis

"Jiena dimana sayang? Jiehoo melihat jiena?" Jiehoo mengangguk pelan dengan pertanyaan sang ibu. Mengarahkan pandangannya pada ruangan yang sama dengan tempat Jungkook di rawat

Jieun tak bisa berpikir jernih melihat tatapan jiehoo yang tiba tiba saja tertuju pada ruangan IGD tempat Jungkook di rawat. dengan penuh rasa khawatir jieun mendekat pada ruang IGD melihat kondisi di dalam sana

Dan apa yang di khawatirkan ya terbukti dengan cepat. Jieun melihat dengan jelas sang putri yang berada di tepat di sebelah ranjang Jungkook. Tapi bukan seperti dugaannya, putrinya terlihat baik baik saja dengan pandangan yang sepenuhnya tertuju pada sang ayah yang sedang di tangani. Bahkan tangan jiena tak terlepas sama sekali menggenggam tangan Jungkook yang masih senantiasa menutup matanya

"Dokter bilang appa kekurangan darah eomma. Dan hanya jiena yang bisa mendonorkan darahnya untuk appa. Maafkan jiehoo tak bisa berbuat apa apa"

Rasa sesak itu kembali muncul. Jieun hampir saja melupakan kehadiran putranya yang masih terguncang dengan keadaan yang baru saja di alaminya. Dengan cepat, jieun memeluk jiehoo menenangkan keresahan putranya.

"Tak apa sayang, kau sudah melakukan yang terbaik. Tak ada yang harus di salahkan jiehoo"

Pelukan ibunya berefek besar bagi jiehoo. Sebagian besar keresahan jiehoo hilang hanya mendengar ucapan sang ibu. Tapi sekali lagi, jiehoo tak bisa melupakan begitu saja, fakta jika kecelakaan ini terjadi karenanya. karena keegoisan nya semata

"Jiena appa, maafkan aku"

******

"Jiena...." Yoongi yang baru saja menyelesaikan pekerjaannya datang dengan cepat begitu mendengar berita kecelakaan Jungkook. Ia datang menghampiri keponakannya setelah mendengar jika jiena masih menolak untuk pergi dari ruangan Jungkook bahkan setelah jieun membujuknya.

"Bagaimana keadaanmu?paman sangat khawatir mendengar ayah jungkook dan jiena tiba tiba masuk ke rumah sakit" yoongi mengelus rambut keponakan nya. Tapi tak memberikan reaksi, jiena masih diam menatap sang ayah yang masih terlelap dalam tidurnya

"Aku tak sakit paman. Appa yang terluka karena menyelamatkan ku" tangan jiena masih setia menggenggam tangan Jungkook. Jika jiena tau, semua akan berakhir seperti ini seharusnya ia menggenggam uluran tangan ayahnya sejak lama

"Paman tau appa sakit nak. Tapi percayalah, ayah jiena akan baik baik saja" jiena menghela nafas pelan. Entah sudah berapa kali ia mendengar kata yang sama dari beberapa orang yang berbeda.

"Dokter juga mengatakan hal seperti itu. Tapi lihatlah, appa bahkan tak membuka matanya sama sekali"

"Itu karena, ayah jiena membutuhkan waktu untuk istirahat" jiena menatap wajah sang paman. Entah kenapa, perkataan pamannya selalu membuat hati jiena tenang melebihi perkataan yang ia dengar dari sang ibu.

"Paman membawa sesuatu? Aku sedikit lapar" yoongi tersenyum mengangguk kegirangan dan mengeluarkan makanan yang telah di siapkan nya

"Tentu saja, paman mengerti jika jiena tak ingin meninggalkan ayah Jungkook. Jadi paman membawakan makanan untuk jiena" jiena tersenyum

"Terima kasih paman. Tapi apa paman membawa lebih?" Awalnya yoongi tak begitu mengerti maksud jiena. Tapi melihat tatapan jiena yang tertuju pada pintu di luar sana, yoongi bisa menangkap dengan cepat maksud jiena

"Tenang saja, paman juga membelikan untuk eomma dan jiehoo. Jiena makan yang banyak"

"Terima kasih paman"

******

"Oppa" jieun menghampiri yoongi yang baru saja keluar dari kamar rawat Jungkook

"Bagaimana keadaan Jungkook?"

"Dokter bilang keadaannya Stabil. Tapi kita tetap harus menunggunya siuman" jieun terjatuh seketika. Selama beberapa saat, jieun tak bisa berhenti memikirkan keadaan Jungkook di dalam sana. Dan mendengar perkataan kakaknya membuat hati jieun sedikit lega dan juga bersyukur Jungkook baik baik saja

Yoongi ikut bersimpuh di depan adiknya

"Kau tenang saja, Jungkook akan membaik begitu juga dengan keluargamu. Aku yakin jiena telah menerima Jungkook sebagai ayahnya" jieun mengangguk pelan. Akan sangat baik jika yang di ucapkan kakaknya terjadi, tapi saat ini jieun lebih memilih untuk memperhatikan kesehatan Jungkook

"Bagaimana dengan jiena oppa? Apa dia sudah mau makan?"

"Kau tenang saja, jiena sudah makan dan sedang tidur sekarang" yoongi melihat sekitarnya tak menemukan sosok jiehoo sama sekali di sekitar jieun

"Dimana jiehoo? Ku kira dia bersamamu" tanya yoongi

"Dia bersama kakeknya. Kau tau, ayah Jungkook sempat kemari"

Keluarga Jungkook. Yoongi selalu tak menyukai keluarga Jungkook melihat bagaimana keluarga jeon memperlakukan adiknya. Terlihat baik di depan, tapi sebenarnya mereka memiliki maksud di balik semua kebaikannya. Dan kedatangannya kali ini, membuat yoongi yakin jika ada sesuatu yang terjadi

"Apa yang di katakan dia kepadamu? Ada sesuatu yang tak aku ketahui bukan?" Jieun terdiam. Tak bisa di pungkiri, Memang ada sesuatu yang terjadi sebelum kakaknya kemari tadi. Tapi jieun enggan mengatakannya

"Min jieun, kau tak ingin mengatakan pada kakakmu?"

Suara yoongi berakhir bersamaan dengan suara pintu kamar Jungkook yang baru saja terbuka. Tak menyangka siapa yang keluar dari sana, putrinya jiena tiba tiba saja keluar dengan derai air matanya.

Menghiraukan ucapan kakaknya, jieun beranjak menghampiri jiena

"Jiena sayang, ada apa?kenapa kau menangis seperti ini" tatapan jiena yang sebelumnya menunduk mulai menatap sang ibu

"Eo-eomma, appa sudah bangun"

"Appa?" Jieun cukup terkejut dan menyempatkan diri untuk melihat Jungkook dari celah pintu. Dan seperti perkataan putrinya, Jungkook sudah membuka matanya dan menatap ke arah jiena dan juga dirinya

"Lalu kenapa jiena keluar?bukankah jiena ingin terus bersama appa" tangan jieun mengapai tangan putrinya untuk mengajaknya kembali masuk ke ruangan Jungkook. Tapi sebelum itu terjadi, jiena melepaskan tangan ibunya

"A-aku tak mau bertemu appa"

"I-ini semua adalah karena ku. Kenapa aku harus bertemu dengan appa"

****

Remember Me? [Jeon Jungkook - Lee Jieun ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang