Let It Go

3.2K 95 4
                                    

.......

Sebelumnya Pak Sion menyuruhnya untuk mengambil beberapa bola basket di gudang. Ify yang sudah rapi dengan baju olahraga menuju ke gedung paling belakang sekolah dan lebih tepatnya gudang tempat menyimpan peralatan olahraga. Letaknya memang berada sedikit jauh karena lapangan basket justru berada di halaman depan sekolah yang luas itu. Malas sekali rasanya harus bersusah payah berjalan jauh dan membawa benda-benda mati itu.

Udara di bagian belakang sekolah memang sedikit lembab dan dingin. Mungkin ini faktor dari rindangnya pohon besar yang ada di samping gudang. Pohon yang dibiarkan mengotori halaman, dan di alokasikan sebagai tempat sampah dari puing-puing bangunan yang tak lagi dapat digunakan, menambah semakin tidak nyaman saja.

Untunglah bangunan gudang masih terjaga dan Ify tak harus merasa jijik dengan gagang pintu yang berkarat. Dia membuka pintu gudang tersebut. Mungkin Ify salah. Bagian dalam gudang benar-benar sangat berantakan dan kotor. Banyak sekali rumah laba-laba dibagian eternitnya.

Baru saja Ify ingin mengangkat kakinya dan bermaksud mendekati bola basket yang sudah ia incar, tangannya ditahan oleh seseorang.

"Biar gue yang masuk."kata seorang pria yang kemudian melepas pergelangan tangan Ify.

"Rio."melihat ke arah Rio yang sedikit berantakan dengan seragam putih abu-abunya.

"bola basket kan?"tanpa menunggu jawaban Ify, Rio masuk ke dalam gudang itu.

"gue bisa bantu."tawar Ify yang lagi-lagi langkahnya dicegah oleh Rio.

"gue mau sekalian ganti baju olahraga. Apa lo masih mau masuk?"jawab Rio yang menghentikan langkahnya dan membalikan badan ke arah Ify.

"oh enggak."Ify tersenyum paksa. Dan pergi meninggalkan Rio.

Pria aneh. Begitulah batin Ify. Bagaimana bisa dia mengikuti pelajaran olahraga mengingat kondisinya yang tadi pucat dan dibawa ke UKS.

....FLASH BACK....

Pagi dimusim hujan ini memang sangat dingin namun bukan suhu dingin yang telah menusuk tulang Rio dan membuatnya lemas. Seorang pria bertubuh besar dan kotor berada di dekat papan tulis sambil terus menatap Rio dengan matanya yang sedikit hancur. Rio tahu hanya dia yang sadar tentang keberadaan pria itu. Pria yang jelas-jelas tak menapakkan kakinya di ubin kelas. Namun Rio berusaha besikap biasa saja seakan ia hanya angin lalu. Pikirannya terfokus ke arah Bu Dea yang tengah menunjukan tentang reproduksi generatif suatu organisme. Sesekali Rio melirik ke arah makhluk itu yang masih terjaga dalam melihatnya mulai berada dekat saja dengan Rio. Semakin dekat, semakin dekat dan semakin menakutkan. Mau apa dia?. Batin Rio yang mulai memikirkan seribu pertanyaan mengapa dia selalu ada di hadapan Rio.

Raut wajahnya langsung berubah menjadi pucat-pasi dan tubuhnya sangat dingin. Tangan Rio mencengkeram erat kepalanya yang mulai berat. Gabriel yang duduk tepat disampingnya melihat baju Rio yang telah basah oleh keringatnya yang mengalir cukup banyak.

"yo"panggil Gabriel lirih.

"Rio. Lo baik-baik aja kan?"Gabriel mulai memegang tangan Rio.

"gue pusing"jawab Rio yang langsung berdiri dan mendekati meja Bu Dea untuk meminta ijin ke UKS. Setelah dizinkan Rio segera berlalu ke UKS sambil terus memegang kepalanya dan membenarkan pandangannya yang menurutnya sedang terjadi sedikit masalah.

....NEXT....

"BRUG BRUG BRUG BRUG..."

"A..A..."

Suara keras yang berasal dari gudang membuat Ify berbalik dan kembali ke gudang. Ada sesuatu yang terjadi pada Rio. Pikir Ify. Dia berlari dan memeriksa gudang.

Let It Go (second version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang