︶ ꒦꒷꒷꒦ ︶꒷꒦꒷︶❛❜𝕊𝕚𝕟𝕥𝕙𝕚𝕟𝕜❛❜︶꒷꒦︶ ꒦꒷꒷꒦ ︶
Belasan kali pangeran Jay menutupi eksistensi Sunghoon yang tiap tengah malam datang ke istana akhirnya menemui final, usaha itu sia-sia. Hulubalang sialan itu menangkap Sunghoon dengan cara liciknya, sayang sekali kendati Sunghoon cerdik, malam ini pemuda itu kecolongan--ia kehabisan ide.
Istana ramai akan seruan si penjaga yang menyuruh Sunghoon menghadap ke hadapan Raja di singgasana mewahnya. Mantel hitam yang melekat, serta tudungnya yang jatuh ke belakang membuat Permaisuri terbelalak. Itu anaknya, anak semata wayangnya, kenapa bisa mereka se-keji itu pada Sunghoon.
"Apa yang dia lakukan?" Tanya Raja dengan suara bariton yang menggelegar di ruangan.
"Mencuri harta istana, Baginda Raja." Hulubalang tersenyum puas menangkap Sunghoon tengah malam begini. Menyebabkan orang-orang harus rela terjaga, termasuk pangeran Heeseung yang memang jarang tidur. Tontonan baru lagi, seru sekali berada di istana ini. Siapa lagi pelakunya?
"Benarkah. Hei, kau dengarkan! Apa kau paham soal dosa?" Raja menatap tajam Sunghoon yang masih menunduk dalam. Ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan, masih bimbang. Pangeran Jay yang baru masuk berdiri di belakang permaisuri dengan perasaan khawatir. Risau juga tergambar kentara dirona wajah permaisuri.
"Harta istana tidak boleh di curi oleh rakyat, itu adalah dosa besar yang mutlak. Pelaku akan di ekseskusi tanpa keringanan apa pun."
Suasana ruangan mencekam. Raja bangkit dari singgasana dan maju, ingin melihat Sunghoon lebih dekat. Pemuda itu terlihat tenang-tenang saja walaupun nyawa terancam. Mungkinkah ia tahu sesuatu?
"Kenapa kau mencuri uang itu, hei siapa namamu? Jawab!" Raja menggertak, ia meminta salah satu pengawal mengangkat dagu Sunghoon.
Pemuda itu kontan meringis, lehernya bagai di patahkan secara sengaja. Kasar sekali mereka ini, saus tartar. Kala kedua bola mata milik Raja bersirobok dengan manik mata Sunghoon, ada sesuatu yang familier tersimpan di sana.
"Saya Zeta, Baginda." Sunghoon kembali menunduk usai mengucap sepatah kata namanya. Nama Zeta akan asing di telinga semua orang, termasuk telinga Sunghoon sendiri. Namun, ia begitu menyukai namanya, itu salah satu rasi bintang yang terpajang terang di langit Sagitarius. Pun itu satu-satunya panggilan yang terlontar dari mulut Vinia.
Sunghoon belum menjawab kenapa ia mencuri harta istana. Lidahnya kaku untuk mengaku bahwa ia tahu rencana licik bawahan setia raja yang kini tengah menatapnya tajam. Apa gunanya menangkap Sunghoon, hulubalang dan menteri pemegang kendali anggaran pasti akan terperosok ke penjara juga bersama Sunghoon. Tak ada ampun untuk Sunghoon, ia akan mendekam di sana, hal yang paling buruk memang mengarah ke eksekusi.
Jay bergeming menantikan jawaban Sunghoon. Hampir menjeda waktu tiga menit, Sunghoon lebih dulu mengedarkan pandangan ke ruangan. Ia ingin melihat ibunda tercinta sebelum pergi dari dunia ini. Ibundanya cantik dalam balutan gaun malam sederhana. Hanya sejemang Sunghoon menatap orang yang selama ini telah berjasa dalam hidupnya, sekarang ia akan menaruhkan nyawa untuk rakyatnya sendiri, tanpa harus menjelaskan status Sunghoon siapa. Ia akan mati tanpa membawa gelar pangeran.
"Kau mau jadi pahlawan kesiangan ya?" Raja terlihat muak, tidak suka menunggu. Raja memerintahkan haris-haris itu membawa Sunghoon pergi ke penjara bawah tanah. Balasan harus setimpal.
Sunghoon meringis, lengan sampai bahunya ditarik kuat oleh pengawal pun hulubalang yang ikut kesal dengan kehadiran Sunghoon ditempat ini. Si hulubalang tua itu pasti menyangka jika Sunghoon di penjara atau bahkan sampai di eksekusi esok harinya semua bukti kejahatan yang ia dan rekannya lakukan akan lenyap. Pangeran Jay tersenyum sinis, tepat di depan si hulubalang. Tidak semudah itu.
"Wah lihat, ada pria tua bangka yang sebentar lagi akan terancam bahaya." Pangeran Jay setengah berbisik, namun bisa di dengar jelas oleh orang yang bersangkutan, dan Permaisuri yang ada di depan Jay.
Kalau saja permaisuri mengatakan Sunghoon anaknya, pasti pemuda itu tak di perlakukan kasar semacam tadi. Netra permaisuri terus melekat pada anak semata wayangnya, andai ia bisa melakukan banyak hal. Menoleh sedikit mengikut langkah Sunghoon yang tertatih, pangeran Jay terlihat pergi seusai mengatakan hal yang tak di duga sebelumnya. Apa pangeran Jay tahu sesuatu?
"Membusuklah di sana!" Teriak si hulubalang melempar tubuh Sunghoon kejam sampai-sampai tubuh tegapnya terbentur keras dinding penjara yang dingin.
Mereka pergi meninggalkan penjara yang minim cahaya. Badan Sunghoon hampir remuk, napasnya terdengar sumbang sebab tersengal-sengal. Tubuh kuat miliknya berubah ruai, bangkit saja rasanya pelik sekali. Sunghoon memeluk lututnya, sungguh dingin dan sepi. Bukan takut mati, ia lebih takut ibundanya kecewa dengan perilaku Sunghoon. Pasti sang ibu sedang menerka-nerka kenapa ia melakukan ini.
Penjara memiliki beberapa puluh penghuni, mereka kelihatan lemas dan hampir mati karena kelaparan. Penjara kerajaan Borealis memang meniadakan jadwal makan tiga kali sehari, mereka hanya di beri makan sehari sekali, tapi makanan tak menjanjikan gizi cukup.
Sunghoon meringis entah sudah berapa kali, telinganya berdenging sakit lagi. Padahal ia tak mengatakan nama aslinya, tapi ia masih bisa mendengar dua orang berbincang serius membicarakan dirinya. Sunghoon memejamkan mata, suara itu terdengar seperti suara seseorang yang amat ia hargai selama hidupnya. Itu suara bundanya, dan kemungkinan suara remaja itu datang dari bibir pangeran Jay.
Dalam benak, Sunghoon tidak tahu keberuntungan atau kesialan yang ia dapatkan. Telinganya mendadak peka, bisa mendengar suara berpuluh meter jauhnya. Tergores rasa sakit hati karena ibundanya menghapus eksistensi Sunghoon, tapi pemuda itu sedikit mengerti maksud sang ibu tak mengatakan keberadaan dirinya. Pun senang ada manusia yang merisaukan Sunghoon sebegitunya.
︶ ꒦꒷꒷꒦ ︶꒷꒦꒷︶❛❜𝕊𝕚𝕟𝕥𝕙𝕚𝕟𝕜❛❜︶꒷꒦︶ ꒦꒷꒷꒦ ︶
KAMU SEDANG MEMBACA
ᵒⁿ ʰᵒˡᵈ Sinthink ; Sunghoon
Fanfic"Rakjel itu apa?" "Rakyat jelita." Ini memuat kisah Sunghoon yang harus dihadapkan dengan kenyataan bahwa ia akan dieksekusi bila terbukti melakukan pencurian dan penggelapan uang kerajaan. Tidak ada yang mengetahui asal-usul Sunghoon, bahkan keluar...