Hancur Bersama

918 92 3
                                    

Gibran membukakan pintu rumah untuk Arjuna dan langsung menyingkir saat tiba-tiba Abel berlari dan langsung memeluk Arjuna

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gibran membukakan pintu rumah untuk Arjuna dan langsung menyingkir saat tiba-tiba Abel berlari dan langsung memeluk Arjuna.

Resga ikut kaget karena Arjuna mengerang kesakitan namun ia berakhir diam saat Arjuna memberikan tanda dengan tangannya bahwa dia baik-baik saja.

"Kenapa?" tanya Arjuna, ia membalas pelukan Abel. "Yang lain mana?" tambah Arjuna karena Abel tak kunjung merespon pertanyaannya.

Abel menengadahkan kepalanya, berbalas tatap dengan Arjuna yang sedang tersenyum. Melihat senyuman Arjuna justru membuat Abel semakin ingin menangis. "Lah? Kok malah nangis? Kenapa sih?"

"Ayo ke kamar...." lirih Abel, ia melepas pelan pelukannya dan berganti menggandeng Arjuna untuk masuk ke kamarnya. "Bentar ya, mas, bang," ujar Arjuna pelan.

Pintu kamar ditutup rapat oleh Abel, gadis itu terduduk di pinggir ranjangnya dengan napas berantakan. "Kamu kenapa?" tanya Arjuna hati-hati, ia berlutut di depan Abel agar bisa melihat wajah Abel dengan jelas.

Bohong jika tubuhnya tidak sakit sekarang, rasanya sakit bukan main apalagi saat Abel memeluknya tanpa aba-aba. Tapi Arjuna berusaha menepis semua sakit itu karena ia merasa Abel sedang tidak baik-baik saja sekarang.

"Jangan marah ya?" Arjuna bingung, kenapa dia harus marah dan kenapa Abel takut dia akan marah?

"Enggak, gak bakal marah. Ada apa?" balasnya dengan nada setenang mungkin.

Abel meraih sesuatu di bawah bantalnya, menyembunyikan benda itu dengan kepalan tangannya dan perlahan ia buka tepat di hadapan Arjuna. "Apa?.. Ini apa?" Arjuna terbata-bata, posisi berlututnya sudah berubah menjadi duduk sepenuhnya di lantai.

Abel memajukan benda itu agar Arjuna memegangnya sendiri. "Abel..." lirih Arjuna saat benda itu sudah berada di tangannya, kedua matanya tak bisa lepas dari potongan plastik kecil bergaris dua itu.

"Bel... ini punya siapa?" Pertanyaan bodoh pikir banyak orang. Tapi setidaknya Arjuna berusaha meyakinkan dirinya sendiri bahwa barang ini bukan milik Abel. Bukannya menjawab, Abel justru menangis, membuat Arjuna semakin tidak tau harus berbuat apa.

"Abel, ini punya siapa? Jawab dulu." Arjuna mati-matian menahan tangisnya walau kedua matanya sudah terasa panas dan siap menitikan air mata kapan saja. "Abel jangan gini! Jawab, ini punya siapa!?"

Pintu kamar dibuka secara paksa, memancarkan cahaya dari luar dengan siluet tiga orang yang berdiri di depan pintu menyaksikan Arjuna dengan tubuh bergetarnya di lantai dan Abel yang menunduk sambil menangis.

Arka sebagai salah satu dari tiga orang itu merasa hatinya tersayat, kenapa dua adik terkecilnya nampak sangat hancur di saat yang bersamaan?

"ABEL!" Pekikan Arjuna disusul oleh Resga yang segera memeluk tubuh lemah itu, tubuh itu semakin gemetar hingga test pack itu terlepas dari tangan Arjuna dan terjatuh di depan Resga.

[✔️] Rumah || 00l Dream-Treasure (+1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang