03 - Kim

110 35 1
                                    

24 Desember 2020

MATA monoloid Taehyung nampak berkaca-kaca menatap sebuah abu jenazah bersama fotonya yang tersenyum merekah dihadapannya. Mengepalkan tangannya kemudian sembari bergumam doa untuk sang mantan kekasih yang telah pergi meninggalkannya, pun bersama dengan Jian yang ikut mengepalkan tangannya dan bergumam berdoa untuk sang kakak tercinta.

'Untuk kakak tercintaku Lee Jieun, aku harap kakak berada disisi terbaik Tuhan—' batinnya menjeda menatap kearah laki-laki yang melakukan hal sama dengannya. 'Dan maaf aku telah merenggut nyawa kakak dari Kak Taehyung—' imbuhnya kembali menjeda ditimpali senyuman sudut dan menatap kearah foto Jieun dengan tatapan penuh arti. 'Kakak terlalu menyebalkan karena tidak memberikan aku uang saat itu, maaf aku tidak sengaja melakukannya, namun sekaligus aku merasa tidak bersalah karena telah membunuh kakak. Aku harap, kakak tidak marah dan paham situasi ku saat itu..'

" PEMBUNUH!! "

Jian langsung menoleh kebelakang secara spontan, bulu kuduknya berdiri ketika mendengar bisikan jelas yang mengatakannya pembunuh, pun jantungnya langsung berdegup kencang abnormal.

"Ji—" interupsi Taehyung yang spontan membuat Jian menoleh dengan tatapan terkejut ketakutan.

"Eoh, i-iya kak?"

"Kau tidak apa-apakan?" Tanya Taehyung yang langsung membuat Jian menggeleng pelan.

"Tidak, tadi seperti ada yang berbicara kepadaku. Tapi mungkin itu hanya halusinasi ku saja kak.." sahutnya melempar senyuman kaku.

Tangan Taehyung merogoh saku mantelnya, mengeluarkan sebuah kartu kredit berwarna hitam pekat yang langsung membuat Jian membulatkan irisnya terkejut. "Kak, bukankah ini agak berlebihan?" Tanya Jian dengan wajah yang sulit dijelaskan tepat ketika Taehyung menyodorkan kartu hitam miliknya kepada Jian.

Taehyung menggeleng dengan ulasan senyum tipisnya. "Tidak, aku tidak merasa itu berlebihan. Terima lah, aku sudah menganggap mu adik keduaku setelah Yerim.."

Jian langsung mengulas senyum sembari membungkuk setelah mengambil kartu kredit berwarna hitam tersebut. "Terimakasih kak, aku sangat berhutang budi dengan kak Taehyung.." pun Jian membungkuk kembali dengan penuh hormat.

Merotasikan tubuh kembali menuju pintu keluar, punggung Taehyung yang tengah ditatapi Jian langsung membuatnya berteriak; lantaran melihat sebuah sosok gadis bergaun ungu yang tengah menatapnya tajam dengan gumaman jelas kentara olehnya. " PEMBUNUH!! "

Tubuh Taehyung lekas menoleh ke belakang, menghampiri Jian dengan wajah cemas lantaran posisi Jian yang meringkuk memeluk lutut dengan suara gemetar bergumam tak karuan. "Tidak, tidak, aku hanya mengambil hak ku. Tidak, aku tidak melakukan itu.."

"Jian, melakukan apa?" Tanya Taehyung kebingungan saat menghampiri gadis yang berwajah sedikit pucat ketakutan itu.

Menghembuskan nafas berulang-ulang Jian langsung mengedar pandangan was-was dan bangkit bersamaan dengan Taehyung, pun ia langsung menunduk berpamitan dengan laki-laki yang masih kebingungan melihat tingkah gadis bermarga Lee itu.

......

Sembari mengendari mobil mewahnya, Taehyung sempat berdecak beberapa kali seolah menelaah semua rangkaian peristiwa yang telah terjadi pada Jian beberapa akhir ini yang terus membuatnya berpikir ke arah sang pelaku pembunuh sang kekasih. Pun, selepasnya ia sampai di rumah mewah kediamannya, ia langsung melangkah cepat ke arah kamar guna mengaitkan semua rangkaian peristiwa yang benar-benar mengganjal di benaknya.

"Kak Taehyung, kak!" Pekik Yerim menghampiri sang kakak.

Taehyung langsung menoleh ketika sampai diambang pintu kamarnya. "Ada apa?"

F I R S T  D A T E ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang