— 17 Januari 2019
DECAKAN kagum terus keluar dari bibir Jian ketika melihat sang kakak mengenakan gaun ungu mekar yang begitu cantik, ia yang duduk di sofa lekas bangkit dan menghampiri gadis bermarga Lee itu yang tengah bahagia atas pernikahannya yang akan dilaksanakan esok malam nanti.
"Lihat, lihat, kakak ku sangat cantik. Bahkan rasanya ruangan kecil kamar kakak ini pengap karena gaun ini bermekaran.." kata Jian yang membuat Jieun menatap sengit sang adik.
"Apa kau memuji atau menyindir kamarku hm?"
Kekehan mengudara, Jian perlahan mendekat ke arah meja belajar sang kakak dan menatap tas selempang berwarna putih milik sang kakak yang langsung membuatnya berdehem. "Hm! Aku sudah memuji, apakah tidak ada upah untuk adikmu kak?"
Jieun menggeleng pelan, ia buru-buru melangkah ke arah meja belajarnya dan mengambil tas putih miliknya. "No! Not now! Okey? Pernikahan kakak besok, masih banyak yang kakak harus persiapkan. Uang ini untuk persiapan itu.."
Ekspresi Jian langsung berubah, membuat Jieun menatap serius sang adik; seakan paham betul akan sikapnya yang memiliki suatu kelainan menyimpang. "Kak—"
"Dengar dan pahami. Aku kakakmu Jieun, aku tidak memberikanmu karena ini akan aku gunakan untuk persiapan pernikahan ku besok, paham? Jika kau ingin—"
Seakan iris membulat dalam waktu singkat, Jieun memegang dadanya tepat di bagian paru-paru, telinganya seakan geli sekaligus merinding begitu menatap sang adik yang terkekeh geli melihat Jieun yang kesakitan merintih menahan rasa sakit. "Sudah tau adikmu psikopat, kau tidak ingin memberikannya uang? Kau paham kan, aku bisa membunuhmu kapan saja jika keinginanku tidak dipenuhi? Salah sendiri~"
Tertekuk lutut sembari menahan rasa sakit, menatap sekitar secara samar dengan nafas yang perlahan kian menepis, Jieun menatap sang adik yang tersenyum puas dan merampas tas selempang putih itu darinya, pun membuatnya terjatuh dengan kedua tangannya memegang dada.
......
— 25 Desember 2020
"We wish u Mery Christmas, we wish u Mery Christmas, we wish u Mery Christmas and Happy New Year~" mengepalkan kedua tangan sembari bersenandung, laki-laki bermarga Jeon itu terus mengulang lirik lagu natal dan tahun baru dengan senyuman tipis tersirat bahagia. Perlahan menghembuskan nafas sambil menutup kedua matanya, Jungkook bergumam berdoa dengan hikmat sembari memasang wajah serius penuh harapan.
"Aku mohon, di hari natal ini agar aku bisa memiliki pendamping di samping ku, siapapun itu, aku akan menerimanya dengan senang hati tanpa mengeluh lagi kepada-Mu, dan semoga dihari natal dan tahun baru ini keinginan ku terkabul..."
Bangkit segera setelah menyentuh kening dan kedua dadanya, Jungkook melangkah keluar gereja sembari menatap sekitar dengan sesekali menghembuskan nafas lantaran salju kini sudah mulai turun di pagi hari. Lantas bergegas dengan sigap ke apartemen sebelum salju semakin turun lebih lebat.
..
Mengeluh dingin tanpa bergumam, menggosok kedua tangan guna menghangatkan, baru selangkah kaki Jungkook berpijak, seorang gadis yang tak asing baginya tersenyum tipis menatapnya sambil terduduk anggun menopang dagu. "Sudah pulang? Apa kau kedinginan?"
Buru-buru melangkah, Jungkook mengerjapkan irisnya berulang seolah tak percaya dengan gadis dihadapannya. "Kau arwah bergaun ungu itukan? Bagaimana bisa—"
KAMU SEDANG MEMBACA
F I R S T D A T E ✓
FanfictionDengan surai tersisir rapi sekaligus jas hitam berkemeja putih, irisku takjub melihat seorang gadis bergaun mewah yang duduk di sebuah kursi nenek tengah membaca buku. - Jeon Jungkook. (END - (¿) CHP.) FORMAL / INFORMAL SHIPPER!!