- 27 Desember 2021
PANDANGAN tegas dari salah satu pihak, sementara iris lainnya merasa panik sekaligus waswas lekas meneguk orange juice dengan tatapan mengedar mengelak pandangan tajam dari laki-laki bermarga Kim itu.
Hembusan terdengar kentara, Jungkook masih enggan menatap iris tegas dari Taehyung sembari menatap orange juice yang berembun. "Katakan padaku, bagaimana bisa Jieun ada bersamamu dan menjadi kekasih mu? Kau tau perbuatan mu kan?" Kata Taehyung dengan nada dingin dan langsung membuat Jungkook mengukir senyum tipis canggung.
"Begini, aku tidak tau hyung percaya atau tidak. Tapi yang selalu bersamaku adalah arwahnya yang menjelma sebagai manusia. Seperti hidup kembali istilah mudahnya.." jelas Jungkook dengan nada agak tegas.
Mengerutkan dahi kebingungan sembari memiringkan kepalanya, ditimpali tangan melipat di depan dada; seolah mencerna perkataan Jungkook. "Arwah? Hidup kembali? Aku masih tidak mengerti.."
Meneguk kembali orange juice dengan perlahan sampai habis di teguknya Jungkook mengangguk pelan. "Eoh. Bagaimana caraku menjelaskan tentang kekuatan ku yang istimewa yang dianggap orang-orang?" Jedanya menatap tengah berpikir. "Begini hyung, aku bisa melihat arwah mereka yang telah tiada, atau istilahnya hantu. Oke, kau paham kan sampai di sana dulu?" Imbuhnya menatap Taehyung yang langsung membuat Taehyung mengangguk.
"Oke, lalu.."
"Arwah nuna Jieun tidak tenang setelah kematiannya dan akhirnya dia muncul di pemakaman nenek ku. Lalu singkatnya karena aku di minta oleh nenekku untuk membantu, maka aku bantu. Lalu ketika aku berdoa... nuna akhirnya menjadi manusia, seperti sebuah keajaiban dengan persyaratan tertentu... "
"Syarat macam apa?"
Berdecak guna berpikir, Jungkook menatap kearah lain dan kembali menatap Taehyung. "Entahlah, aku lupa-lupa ingat dengan persyaratan yang sempat nuna katakan, tapi kalau tidak salah ada tiga syarat yang tidak boleh ia langgar..."
"Apa itu?"
"Pertama, dia tidak boleh jauh-jauh dari ku, bisa dikatakan mungkin karena aku penyebab keajaibannya nuna menjadi manusia. Kedua, nuna tidak boleh bertemu dengan orang-orang yang mengenalnya, dan ketiga-" jeda Jungkook tengah berpikir. "Entah lah aku lupa.." enteng Jungkook menimpali.
"Syarat kedua, berarti artinya aku tidak boleh bertemu dengannya, begitu?"
Jungkook mengangguk mantap dan bangkit dengan iris agak menegas, membungkukkan badan kemudian dengan kedua tangan berada disaku jaket kulit yang ia kenakan. "Aku permisi, aku ada urusan yang sangat penting.."
Taehyung menghembuskan nafasnya, menatap lurus punggung laki-laki bermarga Jeon itu. Telunjuknya mengetuk; seolah berpikir akan langkah selanjutnya pembalasan dendam yang ia rencanakan.
..
Melangkah menyusuri jalanan dengan penuh gemetar, Jungkook terus menghembuskan nafasnya dengan langkah cepat tanpa memandang sekitar, pun langkah berikutnya ia memasuki sebuah gang kecil dengan pencahayaan matahari yang tak terlalu terang.
Berhenti menatap sekeliling, berbalik menatap seseorang yang semula menjadi arwah karena melanggar perjanjian, pun ia memukul dadanya sendiri dengan wajah polos panik. "Astaga jantungku rasanya ingin copot saat berkata seperti yang nuna suruh tadi. Huh~ tatapan Taehyung hyung begitu tajam sampai kakiku rasanya lemas.."
Gadis itu terkekeh, ia lekas menepuk pundak laki-laki yang terus menghela nafasnya dari rasa panik yang tergejolak. "Tenanglah, kau terlihat cukup hebat eoh?"
"Eoh, aku memang hebat.." kata Jungkook menatap Jieun hangat dan beralih menatap sekitar. Takut-takut seseorang mengawasinya atau melihat dirinya gila karena berbicara sendiri dengan tembok bata berwarna merah. "Tapi nuna, bukankah lebih baik begini daripada kau menjadi manusia? Kau bisa mendengar mereka yang berniat burukkan?" Ucap Jungkook kembali menatap gadis bermarga Lee itu.
Jieun mengangguk setuju, "eoh benar katamu. Aku bahkan bisa melihat wajah cemas Taehyung begitu puas.." jedanya menatap dengan iris hangat. "Jungkook-ah. Entahlah, aku merasa sedikit puas saat ini karena sudah menjadi manusia walau sesaat dan sudah melihat Taehyung dengan wajah cemas masih mencintaiku. Sungguh, aku sangat puas..."
Jungkook mengangguk. "Baguslah kalau nuna puas. Nuna masih penasaran motif yang digunakan oleh si pembunuh kepada nuna?"
Mengukir senyum simpul, Jieun menggeleng dan menatap Jungkook dengan iris jahil. "Tidak, aku tidak penasaran lagi. Toh bukankah akan kena karmanya nanti?" Jawab ringan Jieun.
Memasang wajah sulit diartikan, Jungkook mengulas senyum tipis dan mengerjabkan irisnya berulang kali. "Lalu nuna akan istirahat dengan tenang setelah ini dan melupakan dendam nuna?" Tanya Jungkook penasaran.
"Menurutmu?"
"Ya- ter-terserah nuna. Itu hak nuna. Lagi pula siapa mau yang terus berdekatan dengan hantu terus menerus di masa mudanya?" Kekeh Jungkook terkesan canggung.
"Ooooo~ baiklah aku akan pergi nanti pukul dua belas malam tepat pergantian hari. Kau tidak keberatan kan ditinggal oleh hantu cantik ini?" Goda Jieun tersenyum jahil.
Tertawa garing dan melipat tangan di depan dada, Jungkook menggeleng dengan wajah percaya diri(?) ia tersenyum. "Tidak, sama sekali tidak. Menurut aku nuna yang akan merindukanku kan? Bagaimana jadinya jika tidak ada Jeon Jungkook? TIDAK MUNGKIN, nuna bisa melihat dan menjadi manusia serta merasa puas seperti sekarang.." katanya dengan penuh bangga.
Jieun menggeleng, lekas Jieun menundukkan kepalanya dan tersenyum tipis sembari memegang kedua tangan laki-laki bermarga Jeon setelah ia raih ketika melipat kedua tangannya. "Kalau begitu aku pamit. Sedikit lelah rasanya menanggapi bocah seperti mu..." Ucapnya dan mengecup pelan pipi Jungkook sebagai tanda perpisahan. Pun sang pemilik pipi terkejut dan berdiri kaku dengan iris mengikuti pergerakan gadis bermarga Lee itu.
"Terimakasih, dan semoga kita bertemu di kehidupan selanjutnya Jungkook-ssi.."
..
- Apartemen Remaja
Menghembuskan nafas berat beberapa kali, Jungkook menatap sekitar sembari meneguk minuman botol yang ia beli dari mesin minuman dekat apartemennya. Menatap sekitar sembari memayunkan bibirnya imut, langkah Jungkook perlahan mendekat ke arah sofa dan membanting dirinya disana. Menatap ke arah atap kemudian, merogoh ponsel guna melihat waktu yang terus berjalan hingga tak terasa hingga pukul sepuluh malam.
"Dua jam lagi kehidupan normalku akan berjalan normal tanpa beberapa gangguan dari arwah. Hidupku akan tenang..." Kata Jungkook menghembuskan nafasnya dan bangkit kemudian, melangkah ke arah kamarnya dan menenggelamkan dirinya di dalam bantal.
- Jungkook Pov
Memejamkan mata sesaat tanpa melepas pakaian, beberapa keseruan peristiwa yang terjadi dalam hidupku ternyata cukup menyenangkan sekaligus cukup mengesankan. Menutup kedua mataku dengan lengan kekar putih beruratku, pun tak terasa air mataku turun bersama dengan isak tangis yang perlahan timbul tanpa sebab.
Entahlah, aku sulit mendeskripsikan. Lantaran ini pertama kalinya dalam hidupku aku dekat dengan seorang gadis meskipun ia telah tiada, lebih tepatnya arwah atau istilah familiarnya hantu.
Isak tangisku mengisi ruangan minimalis kamarku hanya dalam beberapa menit aku terus terisak. Perasaan nyaman mungkin timbul seiring terus bersama dengan gadis bergaun ungu berparas cantik itu.
Benar, perasaanku sudah terlanjur nyaman.
•••
KAMU SEDANG MEMBACA
F I R S T D A T E ✓
FanficDengan surai tersisir rapi sekaligus jas hitam berkemeja putih, irisku takjub melihat seorang gadis bergaun mewah yang duduk di sebuah kursi nenek tengah membaca buku. - Jeon Jungkook. (END - (¿) CHP.) FORMAL / INFORMAL SHIPPER!!