- 28 Desember 2020
TERUS tertawa tanpa henti ketika mengingat kejadian pagi tadi, Jungkook yang bersantai di ruang tengah terus menggelarkan tawanya sembari menatap Jieun yang memakan macaron yang dibawakan Jimin tadi pagi.
"Nuna masih ingatkan wajah paniknya? Sungguh, aku ingin mengulang ekspresinya. Apalagi waktu dia jatuh keluar apartemen, rasanya aku ingin terus mengulangnya..." Katanya sambil tertawa.
Memutarkan iris malas dan meneguk amerika capuccino dengan lahap, Jieun menatap Jungkook yang ada dihadapannya dan menghembuskan nafasnya pelan. "Karma is real.." sahutnya singkat.
Mengalihkan pandang ketika pintu berbunyi, Jungkook melangkah ke arah pintu diikuti Jieun yang sama penasarannya dengan Jungkook. Menampilkan seorang gadis bergaun casual rumahan, Jieun menghembuskan nafasnya pelan sambil menatap Yeri yang sedang membawa totebag coklat berisi sebuah makanan dan cafe di dalamnya. Berbisik pelan ke arah telinga Jungkook, Jieun berbisik dengan nada tak suka. "Hei, adik iparku menyukaimu. Tapi aku jujur tidak menyukainya..."
Melempar senyum ramah, Jungkook menyingkirkan tubuhnya dan membiarkan gadis bermarga Kim itu masuk. "Ada apa kemaril malam-malam?" Kata Jungkook bertanya sopan.
Berbalik sambil melempar senyum, berlari imut yang membuat Jungkook ke bingungan saat menatap gadis itu duduk di sofa, pun Jieun menatap jijik tak suka atas sikap imut Yeri. "Aku merindukanmu.." katanya malu-malu sambil mengeluarkan makanan dan minuman yang ada di dalam totebag.
Tak membalas dan hanya melempar senyum kaku, Jungkook menatap Jieun yang melipat tangannya di depan dada yang duduk tepat di hadapan Yeri. "Gadis ini terlalu blak-blakan. Cepat usir dia, aku tidak suka..." Pinta Jieun kesal.
Melangkah cepat kearah sofa dan duduk di samping Yeri, Jungkook lekas mengambil minuman susu coklat kaleng yang dibawa Yeri dan meneguknya sampai habis. "Aku penasaran Kim Yeri.." ucapnya dengan wajah serius, mengambil sepotong brownies yang dipangku Yeri kemudian. "Kau kenal dengan Jieun? Tunangan kakakmu Kim Taehyung?" Imbuhnya kembali dan memakan brownies coklat itu dengan perlahan.
"Jieun onnie? Aku kenal, ada apa?" Tanya penasaran.
Jungkook menggeleng dan mengambil brownies coklat itu kembali. "Begini, diakan cantik- " jedanya melirik Jieun seolah menanyai sesuatu tentang dirnya.
"Pengikut ku satu koma sembilan juta.." kata Jieun yang diulangi Jungkook.
"- pengikut Instagram-nya banyak-"
"Rajin beribadah dan suka menabung."
"-rajin beribadah dan suka menabung-"
"Pintar dan mandiri.." ucap Jieun lagi dengan tatapan serius ke arah Yeri.
"-Pintar dan mandiri-" ulang Jungkook tanpa menatap Jieun dan fokus kepada Yeri yang menatapnya dengan wajah kebingungan.
"Dia imut dan sopan..."
"-Dia im- ah tidak maksudku, kau kenalkan? Temanku fans beratnya.." kata Jungkook dengan tatapan penasaran setelah menyadari perkataan Jieun yang terkesan melebihkan dirinya kepada Yeri melalui perantara Jungkook.
Yeri mengangguk dan melempar senyum kepada Jungkook. "Eoh, jika boleh jujur aku tidak menyukainya.."
"Kenapa?"
"Menurutku dia menyebalkan, karena ketika bersama ku tatapannya begitu tajam dan mencengkam, bahkan rasanya ketika aku disuruh oleh bersamanya untuk berbelanja, dia mengacuhkan ku dan menyuruhku membawa tas belanjaannya. Menyebalkan kan?"
Jungkook melirik sekilas Jieun yang sedang menatap Yeri penuh amarah, Irisnya memutar dan menunjuk ke arah gadis yang masih menatapku lekat ketika ku tatap. "Gadis ini, yang di omongkannya semua adalah kebalikannya. Bukan aku yang menyebalkan, tapi dia. Semua yang dia katakan itu adalah sikapnya..." Tegas Jieun dengan nada tegas.
Menepuk paha Jungkook secara lembut, Jungkook menatap serius Yeri yang akan berbicara penuh antusias dengannya. "Di tambah lagi, kakakku yang baik itu di peras atmnya habis-habisan-"
"Dia yang menyuruhku meminta uang kepada Taehyung.." pungkas Jieun dingin.
"Bahkan yang lebih parah, dia sangat mencari perhatian kepada para penggemarnya, kau tau pengikutnya adalah pengikut ku sebenarnya-"
Berdecih kesal. "Kau mengatakan dirimu sendiri jalang..." Pungkas kembali Jieun kesal.
"-terakhir-terakhir, yang paling aku ingat. Ketika pemakaman gadis itu, adiknya, Jian. Dia gadis sialan yang menguras atm kakakku, Taehyung. Kalau semakin dipikir kakak beradik sama sajakan?" Kata Yeri dan meneguk minuman protein yang ia beli.
Menyandarkan punggung tepat setelah Yeri meneguk minuman protein berwarna kuning itu, menatap kearah lain yang lebih tepatnya; menatap Jieun yang terdiam dingin seolah mencerna keadaan dan perkataan Yeri mengenai sang adik Jian. Menghembuskan nafasnya perlahan, Jungkook sadar akan situasi dingin yang begitu menyelimuti Jieun ketika menatap Yeri. Pun ia mengukir senyum yang ia lempar dengan ramah kepada Yeri.
"Yeri-ah, kau pintar memasak ya? Brownies mu enak.." kata Jungkook memuji yang langsung membuat gadis itu tersipu malu.
"Sungguh?"
Jungkook mengangguk mantap. "Iya benar, seperti restoran disamping apartemen ku..." Jedanya kemudian dan meneguk minuman Jieun yang ada disebrangnya. Pun Yeri terkekeh canggung dan meneguk minuman terakhir proteinnya. Sementara Jungkook mengitari meja dan duduk di samping Jieun dengan tangan sebelah kanannya ia buka seolah memegang pundak gadis itu namun sembari bersandar di sofa. "Sudahlah, kau tidak perlu seperti bisa membodohi ku, bahkan tempo hari lalu, aku mengerti maksud terselubung mu. Tapi maaf sebelumya, aku sedang nyaman sendiri saat ini, dan sampai ketika aku ingin menjalin hubungan, kau bisa mendekati ku lagi, aku akan mengirim pesan..."
"Sungguh?" Antusias Yeri.
"Dan jangan memutar balikan fakta, aku tau semuanya. Kau yang sebaliknya seperti itu bukan? Jika sikapmu masih seperti itu, maaf jangan pernah bermimpi untuk menikah denganku ataupun berpacaran. Just in your dream.." tegas Jungkook yang langsung membuat gadis itu tak bereaksi seakan seakan sadar akan kesalahannya.
Menatap jam dinding, Jungkook bangkit dan merogoh sakunya. "Ini sudah malam, kau bisa kembali ke apartemen mu kan? Aku sedikit sibuk disini..." Kata Jungkook ramah yang langsung diberi anggukan mantap gadis bermarga Kim itu.
..
Lepas beranjak dari dapur tepat ketika Yeri keluar dari ruangannya, Jieun yang terus terdiam dan menghembuskan nafasnya, lekas menaruh macaron manis yang langsung di lahap gadis itu, Jieun beralih pandang menatap Jungkook yang tengah menguyah macaron pink yang sama dengan Jieun; dengan iris memandang ponsel dengan lekat.
"Kau harus bertemu dengan adikku dan cari tau tentang kehidupan adikku Jian.." pinta Jieun yang langsung membuat iris bulat Jungkook terkejut.
"Maksudmu kau menyuruhku-"
Jieun mengangguk mantap. "Eoh, berkencan dengannya. Itu salah satu cara agar kau dan aku bisa mengetahui alasan terselubungnya membunuhku dan terus menguras uang Taehyung. Bagaimana?"
Jungkook lekas menggeleng mantap dan memasang tak suka. "Kau jangan keterlaluan nuna, aku juga menolong mu karena permintaan nenek kan sekarang kau malah meminta hal yang membuatku tidak nyaman..." Tegas Jungkook menatap tegas dan beralih menatap ponselnya kesal
Menghembuskan nafasnya perlahan, pun langsung mengalihkan pandangan Jungkook dengan memegang kedua pipi tirus laki-laki itu. "Aku akan mengabulkan permintaan mu, tapi hanya satu..."
Melepaskan tangan mungil itu dengan wajah penuh maksud ketika Jieun membujuknya, menahan senyum, Jungkook mengangguk pelan namun ragu dan menunjukkan jari kelingkingnya seolah meminta kepastian melalui; janji kelingking. "Kau janji?"
Memutarkan iris malas, Jieun menautkan kelingkingnya dan berucap tegas. "Aku janji..."
"Ayo aku siap, apa rencana nuna? Bukankah aku harus mengenal adik nuna terlebih dahulu untuk bisa mengajaknya berkencan?"
•••
KAMU SEDANG MEMBACA
F I R S T D A T E ✓
FanficDengan surai tersisir rapi sekaligus jas hitam berkemeja putih, irisku takjub melihat seorang gadis bergaun mewah yang duduk di sebuah kursi nenek tengah membaca buku. - Jeon Jungkook. (END - (¿) CHP.) FORMAL / INFORMAL SHIPPER!!