chap 8

5 0 0
                                    


______________________________________

R to R
______________________________________





































Ryujin mendengkus pelan menatap kedua temannya di kantin sekolah hanya ada mereka saja saat ini karena jam kosong dikelas mereka membuat ketiganya kelaparan. Yang satu sedang sibuk membalas chat dan satu lagi sibuk makan, Ryujin menghela panjang lalu beranjak dari kursi kantin. Baru satu menit gadis itu berdiri teman-temannya sudah mengalihkan atensi mereka dari fokus sebelumnya.

Ryujin berpikir bahwa teman-temannya mengerti apa yang akan dirinya katakan namun tidak Yemima dan Lian hendaknya menitip makanan. "Kemarin elo beneran gak datang karena ada acara 'kan?" tegur Yemima yang teringat sesuatu tapi belum sempat bertanya.

"Mm, kenapa?"

"Thala rese banget. Harusnya elo sempetin aja."

"Maunya gue gak datang tapi gak bisa." Lian menatap bingung ke arah temannya itu lalu berpikir apa yang keduanya bicarakan sehingga dirinya seperti terlewatkan berita penting. "Yaudahlah ya, cowok lo juga gak bakal ngeh kalo gue cuma sekadar alasan aja." Yemima memandang sinis.

"Dia bukan cowok gue," serobotnya sinis. Ryujin memutar bola matanya malas dengan sikap acuh Yemima. Kelas akan dimulai sebentar lagi namun gak ada satupun dari ketiga yang berjalan menuju ke dalam kelas seakan tau di mana pelajaran akan mulai sebentar lagi. "Kalian kaga mau ke kelas? Bu Sunny bakal marah kalo kita gak masuk ke pelajaran dia hari ini." Lian merasa ada yang disembunyikan temannya sampai-sampai hanya berjalan tanpa memalingkan wajahnya.

"Bocah kosong banget otaknya. Ngapa dah?"

"Ryujin elu gak lagi sambat 'kan?"

"Kepala lo sambat!" Ryujin menoyor kepala dua temannya lalu meninggalkannya begitu saja. Gadis itu berjalan ke arah lapangan basket sekolah, Ryujin melihat bagaimana cara kakak kelasnya memberikan kejutan terhadap kekasihnya yang juga kakak kelasnya yang lain. "Huft! Si Winny sama Jae kayanya gak ada beban hidup sama sekali. Hitomi juga yang kaya senang aja sama Haruto." Ryujin memandang ke arah lain.

Gadis itu memanas melihat sekelilingnya banyak siswa pacaran. "Ngapain dah di sini?" Thala datang dengan mengejutkannya.

"Buset! Kaya setan aja lo!"

"Ya, elo. Habisnya ngomong sendirian. Masih waras 'kan?" Ryujin melotot mendengarkan ucapan Thala yang berkata tanpa wajah dosa.

"Enak aja! Waraslah gua mah."

Cowok itu mengangguk lalu menatap kedepan seraya mengikuti arah pandang Ryujin. "Gak usah ngiri sama orang." Thala mulai memberikan nasihat pada teman sekelasnya itu.

"Siapa juga yang ngiri: orang gue mau nganan."

"Bisa serius gak?" Ryujin mencebik bibirnya kesal lalu mengangguk seraya mendengarkan ceramah teman laki-lakinya itu. "Elo harusnya bersyukur karena elo gak punya kisah percin—" beruntungnya ceramah itu gak bertahan lama karena Pak Sehun keburu datang memanggilnya ke lab biologi.

"Thalaka Restu! Tolong bantu saya." Thala mengumpat pada Pak Sehun yang mendadak menganggu dirinya. Ryujin menahan senyumannya yang merasa lega karena Thala tidak jadi menceramahinya.

R to R

Haekal menepis tangan Renjun dan menatapnya dengan tatapan tajam sepertinya kakak Ryujin ini baru sadar jika sahabatnya dan adik perempuannya pernah menjalin hubungan. "Elo pernah ada hubungan apa sama adik perempuan gue?" temannya itu cuma diam saja pada akhirnya semua akan ketahuan dan ia nggak ingin hal ini menjadi masalah besar.

"Gak ada apa-apa."

"Lo yakin?"

"Mm, gue yakin. Uh, sebenarnya—" Renjun urung mengatakannya lalu berbalik arah kemudian melanjutkan langkahnya dengan cepat; secepat itu juga Haekal menghentikan langkahnya lagi.

"Sebenarnya apa? Jawab, Njun."

"Adek lo mantan gue." Haekal pasti salah mendengarnya, anggap saja begitu lalu pengakuan temannya itu berlanjut. "Mark tau, dia izinin gue waktu itu. Dan saat itu Ningrum kelas 10 SMA." Haekal mengepalkan tangannya kuat setelah tau fakta yang sesungguhnya dan berjalan meninggalkan Renjun sendirian.

Haekal gak bisa berbuat apapun karena itu sudah berlalu keduanya berjalan melawan arah seraya mengepalkan tangan dibagian sisi masing-masing. Ryujin memang selalu gak diperbolehkan dekat lawan jenis bukan lagi hal awam akan tetapi fakta bahwa temannya mantan adik perempuannya sendiri: itu merupakan hal yang paling sensitif bagi keluarga mereka. Bagi Ryujin dari semua kakaknya cuma Maraka yang normal lainnya strict.

Setelah selesai jam kuliah Haekal langsung menyerbu gedung fakultas Maraka. "Ngapain dimari?" tegur sang kakak dengan nada heran.

"Aku dengar dari Renjun waktu kelas 10 abang kasih izin adek pacaran. Itu bener, bang?" Maraka gak mengelak soal itu namun juga gak terlihat panik ketika adik laki-lakinya ini mulai mengetahui rahasia kelam tersebut. Maraka mengangguk namun sebelum adiknya itu mencak-mencak laki-laki itu sudah mengantisipasi jawaban logis yang akan dirinya berikan.

"Abang sengaja, biar adek gak terlalu flop kehidupan sekolahnya. Suka kasian kalo dengar dia cerita tentang temannya yang sedang kasmaran."

"Tapi bang–" Maraka langsung menyumpal mulut adiknya dengan kripik singkong. "Bwang akwu lagwi ngwongmwong!?" Maraka nyaris hampir membuat adik tersedak.

"Telan dulu." Haekal mendengkus sebal jika sudah kaya begini Maraka pasti enggan membahas lebih lanjut. Kedua laki-laki itu beranjak lalu berjalan ke arah pintu kelas karena sebentar lagi akan berganti mata kuliah ... Haekal sebenarnya bukan anak fakultas Maraka; disebabkan tengah membahas adik perempuan makanya pemuda itu datang jauh-jauh.

Haekal melepaskan jaketnya begitu saja saat sampai rumah pandangannya menyapu kesekitar rumah yang tampak sunyi. Lelaki itu lupa kalau sekarang adalah new normal jadi sekolah adiknya pun sudah mulai aktif akan tetapi seharusnya di rumah masih ada kakak-kakaknya; lantas mengapa sangat sepi dan tak ada siapa pun saat ini. Yuan menatap lurus adik laki-lakinya itu, ia memincingkan mata tajam mengira jika Haekal tidak ke kampus.

"Kamu gak ngampus ya?"

"Kakak asal tuduh! Abang ke kampus tadi!"

"Terus kenapa udah pulang?"

"Cuma satu mata kuliah. Kan kakak tau abang kupu-kupu, gak kaya bang Maraka mahasiswa kura-kura." Meski sudah mendapatkan penjelasan rasanya Yuan masih belum bisa percaya begitu saja dengan adiknya itu.

Ponsel Yuan bergetar lalu tak lama dirinya mendapatkan laporan jika karyawannya melihat Ryujin tengah bersama seorang pemuda di salah satu cafe. Yuan berjalan ke arah garasi lalu mengeluarkan mobilnya kemudian mengendarainya kekuatan penuh jangan sampai adiknya berduaan bersama seonggok makhluk bernama cowok.

Haekal menepuk jidatnya tak habis pikir segitunya banget mendapat laporan dari bawahan sendiri. "Curiga kalo kakak inses sama adek sendiri." Haekal mendengkus pelan lalu berjalan ke arah kamar. Aroma citrus menguar begitu sang pemilik ruangan masuk. Hampir setiap kamar di rumah itu memancarkan aroma citrus yang menandakan sang pemilik kamar merupakan lelaki sejati. Haekal menatap pintu penghubung yang menghubungkan kamarnya pada ruang belajar Ryujin.
















































































_____________________________________

Continue....
_____________________________________

_____________________________________

Click ⭐ vote
commendnya 💬
_____________________________________

R To RTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang