34

1.5K 112 0
                                    

Sheilla menatap aneh pada beberapa teman sekelasnya yang sedang melihatnya dengan sedikit mencibir begitu ia masuk ke kelas.

Tanpa pikir panjang, Sheilla berusaha cuek dan melangkahkan kakinya perlahan mendekat ke arah tempat duduknya. Mata Sheilla membulat ketika melihat mejanya penuh dengan coretan yang tidak sopan.

'JALANG'
'Simpanan lelaki'
'Pelacur'
'Murahan'
'Cih'
Dan lain sebagainya

Mata Sheilla memanas, dengan susah payah Sheilla berusaha menahan tangis. "A-apa i-ni?" gumam Sheilla dengan bibir yang bergetar.

"Siapa yang lakuin ini hah?" tanya Sheilla pada semua teman sekelasnya dengan sedikit meninggikan suaranya.

"Loh ngga terima? Di bayar berapa lo tidur sama cowo? Pantesan baru masuk udah deket sama Varo" sungut Amel dengan nada tidak suka dan sedikit mencibir.

"Haha paling juga udah ngasih ke banyak cowo tiap malem" sambung Ghea yang tiba-tiba ikut nimbrung di ikuti Gisha dan masuk ke kelas yang bukan kelasnya.

"Pantes aja Reyga sama Varo ngga trima banget kemarin, jangan-jangan lo di gilir sama mereka tiap malem ya" ucap Gisha melangkah maju dan mencengkram kuat pipi Sheilla.

"ASAL LO TAU, KEMARIN GUE SAMA DHEA HAMPIR AJA MATI GARA-GARA REYGA DAN VARO LEBIH MILIH LO!" bentak Gisha semakin mengeratkan cengkramannya di pipi Sheilla.

"M-maksud lo?" tanya Sheilla tidak mengerti

Dhea ikut melangkah maju mendekat ke arah Sheilla, lalu memberikan satu bogeman yang keras tepat pada bagian ulu hati Sheilla. Lalu Gisha melepaskan cengkraman itu dengan kasar ke arah samping hingggi kepala Sheilla membentur ke arah meja.

Tidak ada yang mau menolong Sheilla, bahkan ada beberapa siswa di kelas itu yang terlihat menikmati adegan yang sedang berlangsung. Tak terkecuali Amel yang tersenyum dengan puas.

"LO PANTES DAPETIN ITU! JALANG!" murka Dhea.

"LO NGGA LIAT LUKA DI TUBUH KITA HAH? ITU SEMUA GARA-GARA LO! LO YANG UDAH BUAT KITA KEK GINI" teriak Dhea.

"D-dia lakuin itu? Ngga mungkin" lirih Sheilla sembari menahan perih dan nyeri di tubuhnya.

Dengan bersusah payah Sheilla berusaha bangkit sambil menahan nyeri yang begitu hebat. Setelah berhasi berdiri Sheilla memilih bergegas keluar kelas tanpa memperdulikan tasnya yang masih tertinggal.

Mata Sheilla tidak sengaja bertemu dengan netra milik Varo dan Reyga yang sedang berjalan menuju ke arahnya. Sheilla terus berjalan ke arah gerbang sekolah setelah menghubungi supir keluarganya.

"SHEILLA!" panggil Varo yang panik ketika melihat kondisi Sheilla yang sangat kacau.

"Sya! Sasya!" panggil Reyga berusaha mengejar Sheilla.

Sheilla bergegas mencepatkan langkahnya tanpa memperdulikan panggilam dari Varo dan Reyga yang terus meneriaki namanya.

Sampai di depan gerbang terlihat mobil yang menjemput Sheilla telah menunggu di depan gerbang.

Namun belum sempat membuka pintu mobil, tangan Sheilla lebih dulu di tahan oleh Varo.

"Tunggu, kamu kenapa? Siapa yang bikin kamu kaya gini sayang?" panik Varo berusaha menangkup wajah Sheilla.

Namun sebelum Varo melakukan itu, dengan kasar Sheilla menepis tangan Varo.

"CUKUP! TANYAIN SAMA DIRI LO SENDIRI, TANYAIN SAMA BRYAN, TANYA SAMA DIRI LO SENDIRI VARO!" ucap Sheilla sedikit meninggikan suaranya.

"MINGGIR" dorong Sheilla dengan sisa tenaga yang ia punya.

Varo mengalah, membiarkan Sheilla masuk ke dalam mobil itu sambil menatap sendu saat mobil itu menjauh dari pandangannya.

TRANSMIGRASI!  OVER PROTECTIVE?! (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang