Terdengar suara ricuh hewan-hewan yang berlarian dari dalam hutan serba merah itu. Cyrus menyerap seluruh api kebakaran yang ia sebabkan, membuat tubuh menjadi makin besar. Claryn sudah berusaha memberitahu mengenai pusaka yang digunakan untuk menghancurkan serpihan cermin. Namun, manusia api itu tidak menghiraukan, seperti ada tujuan lain yang membuatnya datang ke Crimson Forest.
“Leena, bagaimana bayanganmu?” tanya Claryn pada gadis di sampingnya.
Elf itu memejamkan mata, memindahkan penglihatan pada salah satu bayangan. Ia melihat seorang penjaga berhenti mengejar dan berbalik menuju cahaya di tengah hutan. Hanya satu bayangan, ia tidak tahu apa yang terjadi di sisi lain, tetapi satu penjaga saja sudah buruk untuk mereka. “Ada yang datang kemari.”
Cyrus menciptakan lima ekor kera api, kemudian menyuruh mereka untuk membakar habis seluruh pohon di Crimson Forest. Claryn tidak bisa tinggal diam, jika lelaki itu memang tuli, maka satu-satunya cara adalah lewat indra perasa. Ia pun menciptakan sebuah cakram dari cahaya lalu melemparnya. Cakram tersebut memelesat, menembus tubuh api Cyrus dan meninggalkan lubang yang cukup besar.
Pria dengan sklera hitam itu menoleh, mengarahkan tangan ke tim, lalu mengeluarkan bola api berukuran besar. “Minggir!”
Claryn berbalik, mengepakkan sayap perisai untuk melindungi diri dan teman-temannya. Namun, sebenarnya Cyrus tidak menarget mereka melainkan pepohonan yang mulai bergerak di belakang. Salah satu penghuni Crimson Forest paling berbahaya adalah pepohonan itu sendiri dan ada alasan kenapa ia ingin sekali membakar mereka semua.
“Sudah cukup!” Ignis keluar dari tubuh Cyrus. Makhluk itu terbang sambil merentangkan tangan kemudian mengisap seluruh api di sekitar, termasuk kera api.
Lelaki itu terkejut, tidak percaya degan apa yang dilihat. Cyrus bisa menciptakan makhluk hidup, tetapi tidak beserta pikiran dan perasaan. Selama ini, ia mengira kalau Ignis adalah tiruan dirinya dan akan selalu sejalan. Namun, sekarang makhluk itu justru mencoba menghentikannya.
“Apa maksudnya ini?”
“Dewasalah, Cyrus! Selama berada di dalam tubuhmu, aku bisa tahu apa yang kau pikirkan. Aku tahu alasan kenapa kau ingin membakar tempat ini. Cerita yang kau percayai itu tidak benar, kalau benar pun kau tidak akan bisa menghidupkannya lagi.”
“Kau tahu apa? Tunggu, siapa kau sebenarnya?”
“Aku akan memberitahumu nanti. Sekarang, kalian harus keluar! Kau pernah bilang kalau ketiga temanmu ini beban, tapi sebenarnya kaulah beban mereka.”
Cyrus melihat ke arah tiga gadis yang berlindung di balik sayap perisai. Alasan mereka tidak mau pergi, pasti karena takut terjadi sesuatu padanya. Entah itu dalam artian peduli atau karena ia satu-satunya orang yang bisa menghancurkan serpihan cermin. Cyrus ingat cerita ibunya, mengenai sang ayah yang mati karena diubah menjadi pohon di Crimson Forest. Namun, ia lupa nasihatnya untuk jangan pernah menyusahkan orang lain. Akhirnya lelaki itu pun kembali ke wujud semula.
“Mereka datang,” ujar gadis Elf mengenai para penjaga. Ia menciptakan tiga bayangan tim, bersiap-siap untuk kabur.
Ignis pun membesar, membuat hutan yang telah meredup kembali terang. “Cepat pergi! Serahkan para Warlock itu padaku!”
Claryn menarik tangan lelaki tanpa bakat itu kemudian berlari menuju utara, sementara ketiga bayangan pergi ke arah berlawanan. Beberapa pohon yang mencoba menangkap mereka berhasil dibakar oleh Ignis. Tim tidak yakin makhluk api itu dapat menahan para penjaga, tetapi setidaknya ia bisa mengurangi kecurigaan kalau kebakaran disebabkan oleh manusia.
Jalan keluar sudah berada tepat di depan mata, tetapi tiba-tiba sebatang pohon menarik jubah Ayaka, membuat tubuhnya ikut terangkat. Gadis itu menahan teriakan, tidak ingin mereka ketahuan oleh penjaga.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Fire of Eternity (MAPLE ACADEMY YEAR 3)
Fantasía[UPDATE SETIAP SENIN & JUM'AT] Cyrus Incense memulai tahun pertamanya di Maple Academy. Ia bersama dengan teman-teman satu timnya akan berangkat mengikuti turnamen di Wisteria Academy. Namun, portal yang mereka gunakan mengalami masalah sehingga mer...