_______
"Psst.. psstt.."
Gadis yang sedang fokus itu segera mengalihkan perhatian. Begitu tau siapa yang mengganggu konsentrasinya, gadis itu memutar bola matanya jengah. Dikelas ini, hanya dua orang yang suka mengusilinya, Andra dan Jessica. Jadi, kalau bukan Jessica, sudah pasti Andra yang berulah.
"Da, lo tau apa bedanya senja sama fajar?"
"Apa?"
"Kalau senja itu dia yang meninggalkanmu kemudian lenyap tertelan gelap, kalau fajar itu aku, yang akan setia menerangimu setelah harimu yang gelap. Hehe.."
Arthan yang mendengar itupun menoyor kepala teman sebangkunya itu.
"Sabi ae lo, modus ke sepupu sendiri. Ketara banget jonesnya."
"Ck, tai lo. Biarin aja nape sih, Medanya juga biasa aja kok."
Meda yang sedang dalam mood yang baik pun berbalik, menghadap kearah bangku Arthan dan Andra yang tepat dibelakangnya.
"Andra, lo tau gak bedanya kopi sama kamu?"
"Nggak, apa bedanya?"
"Kalo kopi pahitnya masih bisa dinetralkan dengan diberi sedikit gula, tapi kalo kamu mau dikasih seberapapun gula gak bakal manis, alias pahit teros..." Meda terkekeh, karena berhasil membuat muka Andra menjadi masam. "....sepet gue lama-lama liat lo." Lanjutnya, dan kembali menghadap kedepan.
Arthan tertawa lepas.
"Jhahahahah, mampos noh. Emang dasar hidup lo udah pait, gak usah nyari masalah lagi deh, tambah pait."
Andra mendengus.
"Gini-gini fans gue banyak, tinggal cap-cip-cup kelar, dapet pacar." Bangganya.
"Ya, gimana ya, gimana mau dapet pacar orang kalo bukan sama kita lo sama aja kek Kenzo, dingin."
Meda tidak lagi menghiraukan percakapan mereka berdua. Cukup malas menanggapi kedua makhluk berjenis kelamin laki-laki itu.
"El"
"Hmm"
"Kantin yuk!!"
"Bentar, gue belum selesai nyalin."
"Yaelah, nanti gue pinjemin dah. Keburu abis jam istirahatnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
ANDROMEDA
FantasyBagaimana bisa?? Dia seharusnya sudah mati Tapi Tuhan tidak memberinya kesempatan untuk tau mengapa ia mati, dan apa alasan ia bisa mati. Lalu kenapa ia kembali? Lagi- lagi, ia terkejut dengan fakta bahwa Tuhan memberinya berkah dengan kesempatan k...