TMFL 30 | Perfect

49 6 27
                                    

Playlist : Don't Wake Me Up - Jonas Blue, Why Don't We

Happy reading 🧡

=====

Nadine keluar dari kamar Abian setelah mengganti dress-nya dengan baju tidur milik Abian yang sangat kebesaran di tubuhnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nadine keluar dari kamar Abian setelah mengganti dress-nya dengan baju tidur milik Abian yang sangat kebesaran di tubuhnya.

Beruntung pakaian dalamnya belum terlalu basah karena bahan dress-nya lumayan tebal sehingga ia tak perlu panik.

Kakinya melangkah menuju ruang tengah namun kekasihnya itu tidak ada di sana. Mungkin Abian juga sedang mengganti baju, pikirnya.

Hampir dua puluh menit Abian belum muncul juga. Nadine yang merasa haus akhirnya menuju dapur hendak mengambil minum sendiri.

"Bian, kamu di mana? Aku haus," panggil Nadine. Ia melihat pintu toilet terbuka lebar lalu mengernyit. Sedang apa laki-laki itu?

"Aku di sini," sahut Abian dari dalam toilet.

Nadine jalan menghampiri. "Kamu ngapain sih?" tanyanya.

Mengintip ke dalam toilet, takut-takut Abian belum memakai bajunya kemudian ia bernafas lega ketika melihat Abian sudah berpakaian lengkap. Ternyata pria itu habis mencukur wajahnya.

"Haus? Ambil aja sendiri bisa 'kan?" tanya Abian.

"Iya, udah," jawab Nadine. Ia mendekati Abian yang tengah mencuci mukanya di wastafel. Wajah laki-laki itu tampak lebih segar sekarang.

Setelah mengelap wajahnya, Abian menatap Nadine dari pantulan cermin di depannya. Ia tersenyum tipis melihat penampilan gadisnya yang terlihat sangat menggemaskan ketika mengenakan pakaiannya.

"Kalau ngantuk tidur aja di kamar," ujar Abian. Mengingat sekarang sudah hampir tengah malam.

Nadine menggeleng pelan. "Rambut kamu masih basah," ucapnya. Ia mengambil handuk kecil yang tergantung di sana.

Abian langsung mengangkat tubuh Nadine duduk di atas meja wastafel agar lebih memudahkan gadis itu mengeringkan rambutnya.

Hening menghampiri keduanya. Nadine masih sibuk mengusap rambut Abian sedangkan Abian, matanya tak lepas memandang wajah Nadine yang tidak akan pernah bisa membuatnya bosan itu.

Merasa diperhatikan begitu intens, Nadine langsung menutup wajah Abian dengan handuk yang ia pegang.

"Jangan liatin aku terus," ucap Nadine malu-malu.

"Terus aku harus liat ke mana? Cuma ada kamu di depanku sekarang," jawab Abian sambil terkekeh geli.

Nadine tertawa pelan kemudian wajahnya berubah murung. "Maaf, tadi aku udah marah-marah nggak jelas."

Abian menarik handuk itu dari wajahnya. "Apa alasan kamu marah?" tanyanya.

"Aku kesel liat kamu asik ngobrol sama parempuan itu," ucap Nadine sangat pelan, bahkan Abian sampai mendekatkan telinganya ke bibir gadis itu.

To My First LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang